Pada mulanya Lancia selalu menggunakan jasa dari Pininfarina dan belum pernah mencoba menngunakan jasa Bertone sebelumnya.
Oleh karena itulah pihak Bertone berniat untuk menciptakan peluang agar dapat menjalin kerjasama dengan Lancia. Mereka tahu bahwa Lancia ingin mencari pengganti Lancia Fulvia mereka yang telah ketinggalan zaman untuk digunakan dalam ajang reli WRC.
Bertone memutuskan untuk mendesain model yang menarik perhatian untuk membuat pihak Lancia berminat umtuk menggunakan jasa mereka. Â Untuk merancang mobil konsep buatan mereka, Bertone menggunakan mesin Lancia Fulvia milik temannya dan meletakkanya ke sasis yang telah didesain oleh desainer Bertone, Marcello Gandhi.
Dengan kombinasi tersebut jadilah sebuah mobil konsep yang begitu radikal pada masanya sehingga bisa dikatakan sebagai titik penting dari desain abad ke-20. Diberinama Lancia Stratos Zero ini mmemiliki bentuk yang rendah, tajam, dan agresif yang merusak tradisi mobil yang didominasi denagan bodi berbentuk melengkung.
Sebelum dipamerkan ke publik di Turin Motor Show, Bertone mebawa mobil ini ke markas Lancia dan tidak disangka para pekerja Lancia menyambut mobil ini dengan antusias dan memberikan tepuk tangan yang luar biasa.Â
Setelah bernegosiasi kemudian kedua belah pihak sepakat untuk membangun mobil reli baru berdasarkan rancangan Gandini.
Pengembangan mobil reli baru dimulai pada tahun 1970 di bawah Sergio Camuffo dan Giovanni Tonti. Di antara para insinyur adalah veteran Lancia Francesco De Virgilio dan Nicola Materrazi, seorang insinyur muda yang kemudian menjadi salah satu insinyur paling visioner di kancah balap dan mobil sport Italia.Â
Direktur teknis divisi balap Lancia, Giovanni Tonti, memberi pengarahan kepada Marcello Gandini dari Bertone tentang membuat mobil yang tidak terlalu mewah daripada Stratos Zero, namun tetap berbeda dan jauh lebih praktis untuk reli.Â
Sejak awal, mobil ini dirancang sebagai mobil sport kompak bermesin tengah yang dibangun di atas batas-batas peraturan reli pada masa itu.Â
Pada tahun 1971, Gandini datang dengan membawa prototipe Stratos HF yang menampilkan warna oranye neon dan bermesin V6 2.4 liter dari Ferrari Dino 246, sebuah mesin yang dianggap ideal oleh direktur teknis Lancia.Â
Pilihan mesin untuk model produksi massal sangat bervariasi, karena Lancia harus bergantung pada pemasok luar dan Ferrari pada awalnya tidak tertarik pada kerja sama apa pun dengan Lancia karena Enzo Ferrari menganggap mobil ini sebagai ancaman bagi Ferrari Dino miliknya.Â
Mengumumkan bahwa produksi Stratos HF pasti tidak akan membawa mesin dari Maranello, Lancia mempertimbangkan mesin Maserati, namun Ferrari segera berbalik mendukungnya. Tahun 1972 merupakan tahun yang penting bagi Lancia karena pada akhirnya Ferrari mulai melunak dan bersedia untuk memasok 500 mesin bagi Lancia.Â
Stratos HF memulai debutnya di WRC Bersama Sandro Munari di Tour de Corse tahun 1972 namun penampilannya pada ajang terbut serta dua seri berikutnya terganggu oleh masalah pada peningkatan mesin yang terlalu buas untuk ditanggung di bagian belakang Stratos.Â
Setelah mengatasi masalah tersebut, Stratos dengan cepat mengambil langkah dengan meraih kemenangan pertama di seri Tour de France Automobile yang membuka pintu kemenangan bagi tim Lancia.Â
Lebih dari tiga tahun setelah Stratos Zero pertama kali diperlihatkan, produksi akhirnya dimulai pada tahun 1973. Setidaknya 400 unit harus diproduksi untuk homologasi Grup 4, jadi ada tekanan untuk merakit mobil secepat mungkin.Â
Sementara itu versi reli Stratos dikembangkan, yang sangat mirip dengan mobil jalan raya dengan tenaga hingga 280 bhp dari 190 bhp, berkat 24 kepala katup.Â
Bodi kit yang sedikit lebih agresif membedakan mobil reli dari versi jalan rayanya. Di pertengahan tahun 1974 Stratos menerima homologasi penuh Grup 4 dan di tangan para pengemudi dan privateer memulai serangkaian kesuksesan yang luar biasa.Â
Legenda reli Italia Sandro Munari membawa Stratos meraih kemenangan pertama dari tujuh belas ajang WRC yang mengejutkan selama reli San Remo Oktober 1974.Â
Terlepas dari penampilan supercarnya, mobil reli memiliki tujuan tidak hanya unggul di acara aspal, tetapi juga sangat sukses dalam segala hal mulai dari kerikil hingga salju.Â
Mobil itu mencetak tiga gelar WRC berturut-turut pada tahun 1974, 1975, dan 1976.Â
Sayangnya, Fiat menarik Stratos dengan memilih untuk mempromosikan Fiat 131 Abarth-nya, tetapi itu tidak mencegah mobil itu untuk terus menang di tangan privateer yang cakap dengan tim yang terorganisir dengan baik.Â
Stratos HF mencetak kemenangan WRC terakhirnya di Tour de Corse 1981, dengan total 18 podium tempat pertama dari 1974 hingga 1981.Â
Selain kemenangan WRC, Stratos HF sangat sukses di dua acara besar, Tour de France Automobile yang dimenangkan lima kali di tahun 1973, 1975, 1977, 1979 dan 1980 dan Giro d'Italia automobilistico di mana ia menang tiga kali, di 1974, 1976 dan 1978.Â
Setelah Sandro Munari, nama yang paling dekat dengan mobil itu adalah Bernard Darniche. Kartu as tim Lancia asal Prancis itu meriah kemenangan di reli WRC dengan Stratos HF serta empat dari enam kemenangannya di Tour de France Automobile.Â
Antara tahun 1973 dan 1978 hanya kurang dari 500 Stratos yang dibuat, termasuk sekitar 50 mobil kompetisi. Tak perlu dikatakan lagi, mobil ini telah masuk ke dalam sejarah sebagai salah satu mobil reli paling legendaris sepanjang masa dan salah salah satu mobil yang paling bergaya. Mobil itu cocok disandingkan dengan serangkaian mobil reli Lancia yang sangat sukses yang mencakup pendahulunya Fulvia HF dan penggantinya 037 dan Delta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H