Mohon tunggu...
Wildan Nanda Wicaksana
Wildan Nanda Wicaksana Mohon Tunggu... Lainnya - Menyukai dunia balap

Menulis merupakan hak bagi setiap manusia

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Lotus 49B, Mobil F1 dengan Sayap Tingginya yang Ikonik

28 November 2021   10:00 Diperbarui: 28 November 2021   10:06 521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anda mungkin sering mendengar ungkapan bahwa biasanya mobil F1 tercepatlah yang selalu meraih gelar juara. Ungkapan tersebut tidak sepenuhnya benar. Dalam beberapa kasus mobil yang tercepat gagal meraih gelar. Kita ambil contoh mobil Lotus 49.

Mobil ini memiliki mesin tercepat pada masanya. Ditambah dengan dua pembalap yang syarat pengalaman seperti Jim Clark dan Graham Hill membuat tim ini menjadi terdepan dalam perebutan Kejuaraan Dunia F1. 

Mereka meraih pole position berturut-turut namun karena masalah ketahanan membuat titel juara dunia yang ada di depan mata melayang seketika dan Jim Clark yang seharusnya bisa menjadi juara di musim 1967 harus menyerahkan gelar juara dunianya kepada Denny Hulme yang mengendarai Brabham.

Di tahun 1968 tim Lotus mengembangkan Lotus 49B yang memliki tujuan untuk menyamai kecepatan dari pendahulunya, Lotus 49 namun dengan ketahanan yang lebih baik. 

Mobil ini juga memiliki perubahan lain seperti sasis monokok yang dibuat lebih menyempit, tangki oli dan pendingin diletakkan ke bagian belakang pembalap agar si pembalap tidak kepanasan dan transmisi ZF diganti dengan Hewland FG400 untuk membuat pembalap dapat mengubah rasio lebih mudah.

Namun diantara semua perubahan pada mobil tersebut ada satu yang tetap sama yaitu mesin Cosworth DFV yang memulai debut yang cemerlang di musim sebelumnya dan telah membentuk bagian yang tak terpisahkan dari sasis mobil tersebut. 

Namun di musim 1968 Cosworth membuat mesin yang sama seperti milik tim Lotus yang tersedia bagi tim lain sehingga membuat Lotus ketar-ketir karena ditakutkan bisa menghambat tim ini untuk bangkit. 

Untungnya bos tim Lotus, Colin Chapman memiliki ide lain yang sangat kreatif untuk menyasiasatinya. Ketika Lotus 49B memulai debutnya di Monako, winglet penghasil downforce dipasang dibagian depan mobil dan sayap belakang di bagian belakang mesin. Setelah beberapa balapan, sayap belakang pada mobil itu diubah menjadi sayap belakang yang tampak sederhana yang dipasang di tiang alumunium yang tinggi. 

Sudut sayap tersebut dapat diatur untuk mengurangi hambatan melalui sistem kabel yang terkoneksi dengan pedal kaki di dalam kokpit.

Perubahan seperti itu membuat mobil ini menjadi pemenang instan dan menjadikannya mobil yang banyak ditiru oleh tim lain. Namun sayap belakang tinggi yang ikonik tersebut oleh FIA dilarang karena ada beberapa kejadian sayap belakang yang tinggi tersebut patah dan menyebabkan kecelakaan yang berbahaya dan pada akhirnya pihak Lotus terpaksa melepas piranti tersebut dari mobil mereka.

Selama musim 1968 sampai 1969 Graham Hill meraih tiga kemenangan, tiga kali posisi kedua dan Juara Dunia pada musim 1969 dan titel Kejuaaran Dunia dia kunci di GP Meksiko.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun