Di UKM, proses pengolahan sering kali dilakukan dengan cara tradisional dan mengandalkan pengalaman pekerja. Ini berbeda dengan industri besar yang menggunakan mesin otomatis dengan standar waktu dan suhu yang ketat. Di UKM Sari Bagus, proses pengukusan jagung dilakukan tanpa pengaturan waktu yang jelas, sehingga kualitas produk sangat bergantung pada keterampilan pekerja yang bertugas.
Ketiadaan standar operasional prosedur (SOP) dalam proses pengolahan jagung ini menimbulkan risiko besar terhadap kualitas produk akhir. Misalnya, jika jagung dikukus terlalu lama, bisa mengakibatkan tekstur yang tidak sesuai dan rasa yang kurang enak. Di sisi lain, jika dikukus terlalu sebentar, jagung mungkin tidak matang sempurna, yang juga akan memengaruhi kualitas marning yang dihasilkan.
Selain itu, penggunaan minyak goreng yang berulang kali untuk proses penggorengan juga menjadi masalah tersendiri. Penggunaan minyak yang dipakai berulang kali hingga empat kali penggorengan dapat menyebabkan terbentuknya senyawa berbahaya yang merusak kualitas marning dan bahkan dapat membahayakan kesehatan konsumen. Dalam jangka panjang, konsumsi produk yang diproses dengan minyak yang tidak layak dapat menyebabkan dampak kesehatan yang serius, seperti masalah pencernaan atau penyakit yang lebih serius.
Proses penggorengan yang tidak memperhatikan standar kebersihan juga dapat meningkatkan risiko kontaminasi. Misalnya, jika karyawan tidak menggunakan sarung tangan saat menangani bahan makanan, bakteri dari tangan mereka dapat berpindah ke produk. Oleh karena itu, penerapan GMP yang ketat dalam setiap tahap pengolahan adalah suatu keharusan untuk menjaga kualitas dan keamanan produk.
- Lokasi, Tata Letak, dan Kebersihan Fasilitas Produksi Jagung
Tata letak fasilitas produksi adalah salah satu komponen penting dalam GMP yang sering kali diabaikan. Dalam konteks UKM, banyak fasilitas yang tidak dirancang dengan baik untuk mencegah kontaminasi silang antara bahan baku dan produk akhir. Di UKM Sari Bagus, area produksi dan penyimpanan tidak dipisahkan dengan jelas, yang berpotensi menyebabkan bahan baku terkontaminasi oleh produk yang sudah jadi.
Kondisi kebersihan fasilitas produksi juga sangat menentukan. Di banyak UKM, kebersihan ruang produksi sering kali tidak dijaga dengan baik. Debu, kotoran, dan sisa-sisa bahan baku yang tidak dibersihkan dengan rutin dapat menjadi tempat berkembang biaknya kuman dan bakteri. Oleh karena itu, sangat penting bagi pelaku UKM untuk mengembangkan kebiasaan menjaga kebersihan yang baik, tidak hanya saat proses produksi, tetapi juga setelah proses selesai.
Fasilitas yang baik seharusnya memiliki area yang terpisah untuk setiap tahap produksi, serta akses yang mudah untuk membersihkan ruang kerja. Tata letak yang efisien akan membantu mengurangi risiko kontaminasi dan mempercepat proses produksi. Misalnya, dengan mengatur ruang penyimpanan bahan baku dan ruang pengolahan dalam satu area yang berdekatan, proses produksi dapat dilakukan dengan lebih efektif dan aman.
- Membangun Kesadaran dan Pendidikan untuk Penerapan GMP UKM
Salah satu langkah penting untuk meningkatkan penerapan GMP di UKM adalah dengan memberikan edukasi dan pelatihan bagi pelaku usaha. Banyak pengusaha di sektor ini yang tidak memiliki pemahaman yang cukup tentang pentingnya standar GMP. Melalui workshop dan pelatihan, mereka bisa belajar tentang praktik terbaik dalam menjaga kebersihan, proses pengolahan yang aman, dan pentingnya pemisahan antara area produksi dan penyimpanan.
Pendidikan ini juga harus meliputi pemahaman tentang bahaya kontaminasi dan risiko kesehatan yang dapat timbul akibat pelanggaran standar GMP. Dengan meningkatkan kesadaran pelaku usaha tentang pentingnya GMP, diharapkan mereka dapat lebih proaktif dalam menerapkan praktik yang baik dalam proses produksi mereka.
Selain itu, dukungan dari pemerintah dan lembaga terkait juga sangat penting dalam membantu UKM mengadopsi GMP. Misalnya, pemerintah dapat memberikan bantuan untuk pengadaan peralatan yang sesuai standar, memberikan insentif bagi UKM yang menerapkan GMP dengan baik, atau menyediakan sumber daya untuk pelatihan dan edukasi.
- Rangkuman dan Kesimpulan
Dari dua studi kasus di atas, yaitu penggilingan padi dan UKM pengolahan jagung, kita dapat melihat bahwa penerapan GMP adalah suatu keharusan untuk menjamin kualitas dan keamanan produk pangan. Meskipun banyak tantangan yang dihadapi oleh pelaku usaha, langkah-langkah yang tepat seperti edukasi, peningkatan fasilitas, dan pemeliharaan peralatan dapat membantu mengatasi masalah ini.