Mulai tanggal 1 April 2022 harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax naik dari harga  Rp. 9000 per liter hingga Rp. 12.500 per liter. Kenaikan harga BBM tersebut dikarenakan kondisi pangan dan energi yang bergejolak saat ini, pemerintah tidak mungkin hanya diam.Â
Menurut Erick Thohir selaku Menteri BUMN, pemerintah selalu hadir untuk masyarakat dengan berbagai mekanisme, salah satunya subsidi energi. Kendati demikian, stabilitas harus tetap dijaga di tengah ketidakpastian ekonomi global.Â
Maka dari itu, pemerintah mengizinkan kenaikan harga BBM non-subsidi, termasuk Pertamax menjadi Rp 12.500 per liter karena yang mampu tidak boleh disubsidi.
Selain itu, perang Ukraina dan Rusia juga menjadi faktor pendorong kenaikan harga minyak dunia karena pasokan minyak mentah dari rusia terganggu akibat kerusakan pipa Caspian Pipeline Consortium yang berdampak pada berkurangnya pasokan minyak ke Uni Eropa.Â
Oleh sebab itu, tingginya minyak dunia sangat berpengaruh terhadap harga BBM. Dikarenakan harga pertamax naik dan adanya penetapan Pertalite sebagai bahan bakar subsidi atau jenis bahan bakar minyak khusus penugasan, berisiko membebani masyarakat apabila pasokan Pertalite berkurang atau bahkan hilang di pasaran. Seperti Premium, meskipun harganya murah, namun seiring dengan kenaikan harga minyak dunia, Pertalite akan menjadi langka dan hilang di pasaran.
Tak dapat dipungkiri, sejak harga Pertamax naik masyarakat lebih memilih membeli BBM jenis pertalite. Maka dari itu, Antrian mengular di lajur Pertalite terjadi di beberapa SPBU Kudus sedangkan, untuk antrian di lajur Pertamax seringkali kosong.Â
Karena antrian mengular itulah stok Pertalite sekarang ini menjadi langka dan sulit untuk didapatkan. Kebanyakan masyarakat yang awalnya menggunakan BBM jenis Pertamax sekarang pindah menggunakan Pertalite karena selisih kenaikan harga Pertamax cukup besar. Semenjak kenaikan harga Pertamax, Pertalite memang sering diserbu masyarakat hingga SPBU sering kehabisan pasokan Pertalite.Â
Selain itu, pasokan Pertalite memang dibatasi semenjak harga Pertamax naik. Yang biasanya sehari bisa mendapat pasokan hingga 20 kilo liter (KL) sekarang ini dibatasi sampai 16 KL saja.Â
Maka dari itu, Pertalite menjadi langka dan cepat habis hanya dalam hitungan jam saja. Bukan sebab pengiriman tidak lancar karena dampak perang Rusia dan Ukraina namun, permintaan pertalite memang dibatasi hingga 16 KL saja.
Warga Kudus mengaku bahwa keberadaan BBM Pertalite saat ini menjadi paling penting karena menjadi tulang punggung bahan bakar bagi masyarakat.Â
Kenaikan harga BBM Pertamax memang menyebabkan migrasi konsumsi menuju BBM Pertalite dan juga menyebabkan kelangkaan BBM Pertalite. Apalagi di zaman sekarang ini kebanyakan masyarakat memang menggunakan kendaraan berbahan bakar minyak dan sangat bergantung dengan BBM. Jika BBM langka, maka akan dipastikan 80% kegiatan manusia pun akan terganggu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H