Faktor eksternal merupakan faktor dari luar atau lingkungan sekitar ternak yang mempengaruhi proses produksi. Faktor eksternal penyebab penurunan produksi secara umum yaitu pakan dan lingkungan sekitar. Faktor eksternal akan dijelaskan sebagai berikut :
1. Pakan dan Nutrisi
Pakan merupakan faktor penentu produksi karena biaya pakan memegang sekitar 65%-75% dari biaya produksi. Pakan merupakan variabel yang dibutuhkan setiap hari pada proses produksi ayam petelur. Pakan dimanfaatkan oleh ayam untuk dua hal yang pertama sebagai sumber pakan untuk energi sehari hari (berjalan, bernafas, reproduksi dan sebagainya) kemudian yang kedua pakan dimanfaatkan sebagai pembentukan tulang, daging, bulu, dan telur.
2. Manajemen
Manajemen merupakan segala sesuatu yang dilakukan selama proses pemeliharaan. Pada proses manajemen harus dilakukan dengan sebaik baiknya karena manajemen yang baik akan menghasilkan produksi yang baik pula dan sebaliknya
3. Lingkungan
Lingkungan memiliki peranan penting dalam proses produksi telur di Indonesia. Ayam merupakan ternak yang sangat sensitif terhadap lingkungan yang tidak sesuai dengan kondisi tubuh ternak. Ternak yang tidak nyaman dengan lingkungannya akan mengalami stres dan mengakibatkan penurunan produksi telur. Ayam yang mengalami penurunan produksi telur tentunya sangat merugikan para peternak karena pendapatan yang diterima juga akan berkurang. Perubahan suhu lingkungan yang terlalu ekstrem akan mengakibatkan ayam mengalami heat stres atau cekaman panas, pada kondisi ini ayam akan panting. Pada saat ayam panting peternak harus sesegera mungkin menurunkan suhu di lingkungan.
C. Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi juga merupakan suatu faktor yang dapat mempengaruhi produksi telur di Indonesia. Telur merupakan produk akhir dari peternakan ayam petelur yang nantinya akan dipasarkan untuk dikonsumsi oleh masyarakat. Telur termasuk bahan pangan pokok yang dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Tahun 2020 produksi telur ayam ras di Indonesia mencapai angka 5,04 juta ton dengan tingkat konsumsi sebesar 1,84 juta ton. Konsumsi telur di Indonesia seluruhnya dapat terpenuhi dari produksi dalam negeri bahkan masih ada surplus telur ayam ras sebesar 3,2 juta ton.
1. Harga Telur
Harga merupakan salah satu alasan seseorang untuk membeli suatu produk. Pada pertengahan tahun 2021 harga telur sangat rendah bahkan jauh dibawah BEP, hal itu terjadi karena pembatasan mobilitas pada saat pandemi terjadi dan karena permintaan yang turun hal itu sangat merugikan peternak. Peternak dihadapkan pada harga jual yang rendah tetapi dihadapkan produksi yang tetap tinggi ditambah dengan harga jagung sebagai bahan baku pakan sangat mahal. Tetapi ada satu keadaan dimana produksi telur meningkat, permintaan meningkat tetapi harga telur tetap mahal, hal itu terjadi karena adakalanya distribusi terkendala akibat jalur distribusi yang tidak selalu lancar dan sentra produksi telur yang tidak merata juga dapat menyebabkan harga telur mahal.