Ketika Kewajiban Negara Menjadi Ibadah: Refleksi Sosial dalam Islam
Sebagai warga negara, kita bertanggung jawab untuk mewujudkan kehidupan yang aman, tertib, dan sejahtera. Kewajiban ini dianggap sebagai amanah spiritual dan hukum dalam Islam.Â
Dalam agama Islam, mengikuti aturan pemerintah yang sah merupakan bagian dari ketaatan kepada Allah, selama tidak bertentangan dengan hukum. Meskipun demikian, banyak kesulitan yang membuat masyarakat sering mengabaikan kewajiban tersebut.Â
Dalam artikel ini, penulis akan membahas bagaimana menerapkan kewajiban warga negara dari sudut pandang Islam, dengan contoh bagaimana hal itu diterapkan dalam kultur organisasi Islam di Indonesia, dan masalah yang muncul karena kurangnya kesadaran masyarakat.
Penerapan Kewajiban Warga Negara dalam Islam
Islam memberikan pedoman yang jelas tentang bagaimana seseorang, masyarakat, dan pemerintah berhubungan satu sama lain. Ketaatan terhadap pemimpin dan undang-undang negara merupakan komponen penting dalam menjaga ketertiban dan keadilan.Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman:
" "
"Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu..." (QS. An-Nisa: 59).
Ayat ini menegaskan bahwa ketaatan kepada pemerintah adalah kewajiban yang berdampingan dengan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya.Di dalam sejarah Islam, Nabi Muhammad SAW memberikan contoh yang baik tentang bagaimana masyarakat yang terorganisir dapat berkembang menjadi komunitas yang harmonis. Ini menunjukkan bahwa taat kepada pemerintah adalah kewajiban yang setara dengan taat kepada Allah dan Rasul-Nya.Â
Misalnya, Piagam Madinah adalah undang-undang pertama dalam sejarah yang mengatur hak dan kewajiban semua komunitas di Madinah, termasuk orang Islam, Yahudi, dan suku-suku lain. Karena mereka menyadari bahwa menjaga stabilitas dan harmoni sosial sangat penting, para sahabat  sangat mematuhi piagam madinah ini.
Organisasi Islam seperti Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah telah lama berperan penting dalam mendukung tanggung jawab warga negara di Indonesia. Misalnya, Nahdlatul Ulama (NU), melalui Lembaga Amil Zakat Infaq dan Sedekah Nahdlatul Ulama (LAZISNU), secara aktif membantu masyarakat yang kurang beruntung dalam berbagai bidang, mulai dari pengentasan kemiskinan hingga pendidikan.Â
Dan Muhammadiyah juga mendirikan sekolah, universitas, dan rumah sakit di seluruh Indonesia dengan fokus pada pendidikan dan kesehatan. Upaya-upaya ini menunjukkan bahwa organisasi Islam tidak hanya berfokus pada ibadah individu tetapi juga menekankan tanggung jawab sosial sebagai bagian dari iman.
Problematika dalam Menjalankan Kewajiban sebagai Warga Negara
Meskipun ajaran Islam dan lembaga keagamaan telah menanamkan nilai-nilai tanggung jawab sebagai warga negara, banyak orang yang mengabaikan hal ini. Keengganan untuk membayar pajak merupakan masalah utama.Â
Tingkat kepatuhan pajak Indonesia masih rendah dibandingkan negara-negara lain, menurut datanya. Banyak masyarakat memilih untuk mengabaikan kewajiban ini karena mereka percaya bahwa pajak tidak digunakan secara transparan. Padahal, pajak adalah salah satu sumber utama dari pembangunan negara yang sangat bermanfaat bagi semua pihak.
Pelanggaran-pelanggaran pada aturan sehari-hari juga sering di lakukan, seperti melanggar lalu lintas, membuang sampah sembarangan, atau merusak fasilitas umum, adalah masalah tambahan.Â
Ketidaktahuan tentang pentingnya kepatuhan terhadap aturan serta sikap egois yang mengutamakan kepentingan pribadi daripada kepentingan bersama adalah penyebab utama dari fenomena ini. Konsep seperti ini bertentangan dengan keyakinan Islam, yang menekankan pentingnya menjaga kepentingan umum.
Sebagai contoh, ketika Nabi Muhammad SAW mengatur pasar di kota Madinah, dia menetapkan aturan- aturan yang jelas dan baik untuk melindungi pedagang dan pembeli.Â
Dan para sahabat juga menerapkan hal tersebut seperti Umar bin Khattab , Ia adalah salah satu sahabat yang selalu menegakkan aturan tersebut dengan adil, bahkan terhadap keluarganya sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa mengikuti aturan tidak hanya menciptakan keadilan, Hal ini juga merupakan bagian dari ibadah dalam Islam.
Dalam masyarakat modern, problematika ini juga terlihat dalam bentuk korupsi, penyalahgunaan wewenang, dan ketidakpedulian terhadap lingkungan. Islam sangat tegas melarang perbuatan yang merugikan orang lain. Nabi Muhammad SAW bersabda:
" "
"Barang siapa yang menipu, maka dia bukan bagian dari kami." (HR. Muslim).
Hadis ini menegaskan bahwa setiap bentuk pelanggaran yang merugikan masyarakat bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam.
Kesimpulan
Dalam Islam, kewajiban warga negara mencakup mematuhi hukum negara dan tanggung jawab sosial yang lebih luas. Melalui contoh yang diberikan Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya, kita belajar bahwa salah satu cara untuk mewujudkan masyarakat yang harmonis dan berkeadilan adalah dengan mematuhi aturan-aturan Negara.Â
Organisasi Islam di Indonesia seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah telah menunjukkan bagaimana ajaran ini dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Namun,tantangan masih ada. Masalah yang harus diatasi adalah rendahnya kesadaran masyarakat terhadap kewajiban sosial mereka, seperti membayar pajak, menjaga lingkungan, dan mematuhi undang-undang.Â
Kita dapat membangun masyarakat yang lebih bertanggung jawab dengan meningkatkan edukasi, menanamkan nilai-nilai keagamaan, dan memberikan teladan yang baik. Islam mengajarkan bahwa mematuhi aturan adalah tindakan pengabdian atau ibadah kepada Allah dan juga upaya untuk menjaga keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H