Problematika dalam Menjalankan Kewajiban sebagai Warga Negara
Meskipun ajaran Islam dan lembaga keagamaan telah menanamkan nilai-nilai tanggung jawab sebagai warga negara, banyak orang yang mengabaikan hal ini. Keengganan untuk membayar pajak merupakan masalah utama.Â
Tingkat kepatuhan pajak Indonesia masih rendah dibandingkan negara-negara lain, menurut datanya. Banyak masyarakat memilih untuk mengabaikan kewajiban ini karena mereka percaya bahwa pajak tidak digunakan secara transparan. Padahal, pajak adalah salah satu sumber utama dari pembangunan negara yang sangat bermanfaat bagi semua pihak.
Pelanggaran-pelanggaran pada aturan sehari-hari juga sering di lakukan, seperti melanggar lalu lintas, membuang sampah sembarangan, atau merusak fasilitas umum, adalah masalah tambahan.Â
Ketidaktahuan tentang pentingnya kepatuhan terhadap aturan serta sikap egois yang mengutamakan kepentingan pribadi daripada kepentingan bersama adalah penyebab utama dari fenomena ini. Konsep seperti ini bertentangan dengan keyakinan Islam, yang menekankan pentingnya menjaga kepentingan umum.
Sebagai contoh, ketika Nabi Muhammad SAW mengatur pasar di kota Madinah, dia menetapkan aturan- aturan yang jelas dan baik untuk melindungi pedagang dan pembeli.Â
Dan para sahabat juga menerapkan hal tersebut seperti Umar bin Khattab , Ia adalah salah satu sahabat yang selalu menegakkan aturan tersebut dengan adil, bahkan terhadap keluarganya sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa mengikuti aturan tidak hanya menciptakan keadilan, Hal ini juga merupakan bagian dari ibadah dalam Islam.
Dalam masyarakat modern, problematika ini juga terlihat dalam bentuk korupsi, penyalahgunaan wewenang, dan ketidakpedulian terhadap lingkungan. Islam sangat tegas melarang perbuatan yang merugikan orang lain. Nabi Muhammad SAW bersabda:
" "
"Barang siapa yang menipu, maka dia bukan bagian dari kami." (HR. Muslim).
Hadis ini menegaskan bahwa setiap bentuk pelanggaran yang merugikan masyarakat bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam.
Kesimpulan