Mohon tunggu...
Wildan Hamdi
Wildan Hamdi Mohon Tunggu... Dosen - Pendidik

Aktif mengajar di PTKIN Mataram, juga terlibat dalam pelatihan untuk pendidik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jadi Guru Jangan Sekedar Mengajar-3: Jangan Lupa Tampil Menarik

7 Agustus 2024   19:15 Diperbarui: 7 Agustus 2024   19:22 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Banyak persiapan yang dilakukan guru sebelum mengajar, materi pelajaran, alat-alat yang dibutuhkan saat mengajar, media dan bahan-bahan yang memungkinkan pembelajaran yang akan dilaksanakan nantinya dapat berjalan efektif. Apalagi bagi guru yang baru memulai tugasnya sebagai guru, hari-hari pertama merupakan momen yang membuat dirinya menguras pikiran akan berbagai pilihan cara-cara menarik agar siswa dapat belajar dengan senang .

Pasti kita sering mendengar anak-anak di sekolah, jika mereka ditanya akan cita-citanya; jawaban mereka tentu beragam. Ada yang ingin menjadi dokter, menjadi pilot, menjadi guru dan lain sebagainya. Seringkali pilihan cita-cita mereka disebut spontanitas saja. Namun kadang dengan kalimat sederhana dan lugu ada siswa yang menjawab "saya ingin seperti Bapak guru atau ingin seperti Ibu guru".

Menjadi guru bukanlah persoalan yang mudah, gampang, meskipun setiap orang dapat saja menjadi guru. Istilah profesional menjadi kata yang membuat orang merasa bangga apabila disematkan pada profesi yang dimilikinya. Misalnya petani yang professional, guru professional, pengusaha professional, dan berbagai pekerjaan lainnya. Istilah professional identik dengan sesesorang yang memiliki keahlian dalam ilmu dan penerapannya. Orang lain tidak akan meragukannya lagi jika ia dapat bekerja dengan orang-orang yang di sekelilingnya ber"label"kan professional. Demikian pula halnya dengan guru yang menyandang gelar profesional. Guru yang demikian sudah tidak diragukan lagi pada setiap menampilkan diri dalam tugas-tugas mendidik dan mengajar, akan menjadi pusat perhatian, pesan-pesan materi yang disampaikan dapat membuka dan menginspirasi para siswa dalam berpikir dan bertindak. Sampai-sampai terdapat siswa ingin menjadi seperti gurunya, bukan menyebut profesi sebagai obyek yang dicita-citakan. Tetapi lebih melihat guru sebagai subyek yang patut ditiru, diandalkan, tempat menumpahkan segala kebingungan dan keterbatasan pengetahuan yang dimiliki siswa. Seolah-olah guru dipersepsikan sebagai makhluik serba bisa yang mampu menyelesaikan dan memberikan jalan keluar terbaik bagi kehidupannya.

Syarat profesional dapat dilihat dari beberapa hal, misalnya kita menyebut orang profesional pada bidangnya karena orang tersebut memiliki bukti dokumen seperti ijazah atau sertifikat. Ijazah atau sertifikat tersebut menunjukkan secara formal bahwa seseorang memiliki ilmu pengetahuan dan keahlian yang memadai pada bidang yang ia sedang tekuni. Atau tidak sedikit orang menjadi profesional pada bidang pekerjaan tertentu, karena yang bersangkutan sudah cukup lama bekerja pada bidang tersebut, sehingga lambat laun ia menjadi ahli. Keahlian seperti ini dapat terjadi karena terbentuk melalui apa yang disebut dengan the law of repetation (hukum pengulangan); apa-apa yang dilakukan terus berulang-ulang dapat menjadikan seseorang menjadi ahli pada bidang tersebut.

Pengakuan dari masyarakat juga dapat menjadi indikator seseorang yang profesional. Masyarakat sekitar tempat anda tinggal mengakui anda mampu untuk mengajarkan anak-anak mereka membaca al-Qur'an, masyarakat sekitar anda memanggil anda dengan panggilan Pak Kiyai/Tuan Guru. Atau anda diminta oleh masyarakat untuk membangunkan rumah, orang-orang di sekitar anda mengakui kemampuan dan keahlian anda pada bidang-bidang tertentu menunjukkan diri anda profesional (meskipun beberapa orang melihat dari performance saja).

Professional menjadi salah satu yang memberi pengaruh terhadap proses pendidikan dan pembelajaran yang efektif, dan menyenangkan, atau bahkan membuat siswa menjadi betah mengikuti proses pembelajaran yang anda laksanakan. Pada prinsipnya semua itu dimaksudkan untuk menciptakan proses yang menarik. Namun demikian ada dua hal secara umum dapat dilakukan oleh guru untuk mengawali sebuah kegiatan pendidikan dan pembelajaran yang menarik, yaitu (1) guru penting membuat dirinya menarik, dan (2) guru penting menjadikan materi sajian menarik.

Buat Diri Menarik

Pada umumnya kita sering menilai seseorang pertama kali dari penampilan yang ditunjukkan seseorang. Seolah-olah jika penampilan orang lain yang menarik menunjukkan sikap dan prilaku yang menyenangkan, menarik, pantas untuk ditiru, dapat menjadi contoh dalam kita berprilaku. Minimal mungkin penampilannya secara fisik dapat ditiru.

Berpenampilan menarik bagi guru adalah bagian penting untuk dapat membantu menciptakan suasana proses pembelajaran yang menyenangkan siswa. Berpakaian rapi dan serasi, menggunakan bahasa dan istilah yang familier dan disukai anak-anak, memakai wewangian yang tidak menyengat, bahkan bila perlu guru memiliki keahlian lain, seperti kemampuan bernyanyi atau bermain musik, bermain sulap atau lainnya, dapat menjadi daya tarik tersendiri yang memungkinkan proses pembelajaran menyenangkan bagi siswa. Salah satu tantangan bagi guru yang berat adalah bagaimana menciptakan kelas bagi siswa adalah seperti rumah atau taman bermain buat mereka. Sehingga jika mereka tidak sedang di sekolah atau di kelas, mereka merindukan suasana kelas yang menyenangkan. Akan tetapi yang sering terjadi adalah kelas menjadi tempat yang kurang menyenangkan atau bahkan jika mungkin siswa ingin menghindari kelasnya sendiri. Hal ini bisa jadi karena kelas penuh dengan tugas-tugas dengan batas waktu yang ketat, guru yang membosankan, kelas yang selalu ada "ancaman", jika tugas yang dibebankan tidak diselesaikan, akan dihukum, jika siswa tidak dapat menunjukkan langkah atau cara dalam melaksanakan keterampilan tertentu, akan dikeluarkan dari kelas, jika tidak menyelesaikan tugas tepat waktu, akan dianggap tidak menyelesaikan tugas, dan jika..., jika..., jika.... begitu seterusnya.

Maka tampillah menarik buat para muridmu, pakaian yang serasi, tampil rapi, bertutur kata dengan bahasa mereka, jika bercerita, ceritakannlah tentang dunia mereka, tentang hoby mereka, tentang impian mereka. Jangan jadikan kelas penuh ancaman, sehingga menjadikan siswa "takut" masuk kelas. Sanksi bagi mereka mungkin dapat didiskusikan, jika tidak menepati kesepakatan atau melanggar ketentuan yang berlaku. Cara-cara seperti ini sesungguhnya memberi pelajaran cara-cara bersikap bijak dalam menghadapi berbagai persoalan.

Jadikan Materi Pembelajaran Menarik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun