Seiring dicabutnya kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), kegiatan di berbagai sektor kembali normal. Salah satunya adalah kegiatan belajar dan mengajar di sekolah serta kampus.
Pencabutan PPKM yang berlaku sejak awal 2023 memberikan angin segar bagi para pendidik. Guru serta dosen kini tak lagi terpaku di depan monitor komputer.
Bertemu langsung dengan para siswa dan juga mahasiswa punya dampak positif terhadap jiwa. Pertemuan langsung menciptakan interaksi nyata yang tak lagi termediasi oleh teknologi.
Normalisasi kegiatan di kampus ini juga berlaku di Universitas Al-Azhar Indonesia. Kampus yang berlokasi di Jalan Sisimangaraja Jakarta Selatan ini sudah mengharuskan mahasiswa S1 reguler untuk mengikuti kuliah secara tatap muka mulai 2 Januari 2023.
Kebijakan tersebut, sontak membuat kampus UAI kembali ramai. Area parkir sepeda motor dan mobil yang tadinya sepi kembali padat.
Ruang-ruang kelas juga mulai hidup. Dosen dan mahasiswa kini kembali berinteraksi dan mendiskusikan topik-topik khusus sesuai program studi.
Meski demikian, elearning tetap digunakan. Sebagai kampus modern dengan standar pendidikan tinggi yang sudah disesuaikan dengan kebijakan Kemdikbud Ristek Dikti, seluruh materi kuliah wajib disajikan para dosen UAI di elearning.
Rencananya, mulai semester depan, Universitas Al-Azhar Indonesia akan menerapkan pembelajaran tatap muka bagi seluruh mahasiswa jenjang S1 reguler. Tidak ada lagi pembelajaran daring, artinya kehadiran fisik di kelas menjadi keharusan.
“Semester depan, kuliah akan diselenggarakan secara tatap muka penuh. Ada dua pilihan yang hendak saya tawarkan. Untuk ujiannya, Anda semua datang ke kelas dan kemudian menuliskan jawaban secara tertulis atau Anda datang ke kelas tapi ujian dikerjakan secara online?” pertanyaan itu saya ajukan kepada para mahasiswa.
Selaku dosen di Program Studi Ilmu Komunikasi UAI, pertanyaan itu sengaja dilontarkan. Tujuannya untuk mengantisipasi respons para mahasiswa.
Mayoritas mahasiswa memilih opsi kedua. Untuk ujian tengah semester dan ujian akhir semester, mereka memilih datang ke kampus. Namun pengerjaan ujiannya tetap secara online atau daring.
Artinya, saat mahasiswa berada di kelas, para mahasiswa akan membuka laptop dan kemudian mengakses elearning. Soal yang tersaji bisa langsung diakses dan dijawab.
“Saya lebih suka mengetik pak. Tulisan tangan saya jelek,” ujar salah satu mahasiswa memberikan alasannya.
Bagi dosen seperti saya, membaca tulisan tangan jauh lebih melelahkan daripada membaca tulisan yang diketik di elearning.
Namun, memberi akses kepada mahasiswa untuk membuka laptop memungkinkan mereka membaca materi atau file. Jujur sih, ada kekhawatiran mahasiswa jadi lebih mudah mencontek jawaban.
Inilah salah satu kesenangan dalam pembelajaran tatap muka. Dosen bisa langsung mengetahui respons dari para mahasiswanya.
Ada kedekatan emosional yang terbangun. Mahasiswa bisa menjadi subjek yang berhak menyampaikan pendapat dan dosen menanggapinya secara langsung.
Kuliah di Universitas Al-Azhar Indonesia memungkinkan hal ini terjadi. Saat ini, UAI memiliki enam fakultas dengan 19 program studi. Untuk FISIP, ada dua program studi yakni Hubungan Internasional dan Ilmu Komunikasi dan untuk Fakultas Hukum ada Program Studi Ilmy Hukum.
Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ada dua Prodi yakni Akuntansi serta Manajemen. Fakultas yang paling banyak Prodinya adalah Fakultas Sains dan Teknologi atau FST. Di fakultas ini adalah enam Prodi yang terdiri dari Teknik Industri, Informatika, Teknik Elektro, Biologi, Teknologi Pangan, dan Gizi.
Bagi yang ingin menjadi pendidik dan psikolog, bisa memilih Fakultas Psikologi dan Pendidikan atau FPP. Di FPP ada empat program studi yakni Bimbingan Konseling Islam, Pendidikan Agama Islam, Psikologi, dan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini.
Di bidang bahasa dan budaya, Universitas Al-Azhar Indonesia memiliki empat program studi di bawah naungan Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya. Keempat program studi tersebut adalah Bahasa dan Kebudayaan Arab, Bahasa Mandarin dan Kebudayaan Tiongkok, Bahasa dan Kebudayaan Inggris, serta Bahasa dan Kebudayaan Jepang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H