Mohon tunggu...
Wildan Hakim
Wildan Hakim Mohon Tunggu... Dosen - Dosen I Pengamat Komunikasi Politik I Konsultan Komunikasi l Penyuka Kopi

Arek Kediri Jatim. Alumni FISIP Komunikasi UNS Surakarta. Pernah menjadi wartawan di detikcom dan KBR 68H Jakarta. Menyelesaikan S2 Manajemen Komunikasi di Universitas Indonesia. Saat ini mengajar di Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) Jakarta dan Peneliti Senior di lembaga riset Motion Cipta Matrix.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Bersaing Ketat di Udara, Menjaring Pendengar Muda

24 Maret 2020   21:05 Diperbarui: 25 Maret 2020   20:01 1264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lebih jauh Denny menegaskan, keberadaan pengiklan sebagai salah satu yang membuat radio bertahan. Lima puluh sembilan persen belanja iklan di radio yang mencapai 1,2 triliun rupiah, ditempatkan di radio-radio Jakarta, atau berarti hampir 708,8 miliar rupiah.

"Di antara 10 pengiklan terbesar di Jakarta, ada satu produk yaitu Shell Oil, yang hadir dalam konferensi pers kami tadi. Menurut survei kami dan data Nielsen, ia adalah salah satu pengiklan yang paling besar di radio. 

Mengapa? Karena menurut Shell Oil, iklan di radio itu murah dan ia tahu pendengar adalah pengguna produk itu. Ia cukup puas karena peningkatan penjualan produk mereka tiga tahun terakhir ini naik secara signifikan, karena itu mereka memilih memberi porsi iklan terbesar di radio.

Bagi kota besar seperti Jakarta yang dikenal dengan kemacetan lalu lintasnya, radio menjadi teman setia bagi para pengendara mobil. Presiden Direktur PT Mahaka Radio Integra Tbk (MARI) Adrian Syarkawie mengatakan, kemacetan lalu lintas justru mendukung bisnis radio. Menurutnya, saat berada di tengah kemacetan, orang memilih mendengarkan radio.

Dikutip dari kompas.com (04/08/2017), Adrian mengakui persaingan di bisnis radio saat ini terbilang berat. Radio siaran yang ada saat ini dituntut bisa menyajikan siaran secara multiplatform. 

Menurut Adrian, saat ini untuk mendengarkan siaran radio, masyarakat bisa memanfaatkan segala macam peralatan, salah satunya melalui gadget (gawai). Untuk itulah, Adrian menegaskan, riset pasar menjadi hal yang penting untuk menjajaki kelas konsumen seperti apakah yang akan dibidik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun