Di dunia ini tidak ada sesuatu yang dilakukan dengan mudah. Ada proses yang harus dilalui dengan disertai kesulitannya. Salah satunya dalam proses belajar. Semua orang pasti mengalami yang namanya belajar. Bahkan kita tau betul bagaimana susahnya ketika belajar. Banyak kesulitan-kesulitan yang dialami seseorang ketika belajar.Â
Setiap orang memiliki jalannya sendiri dengan kesulitan yang berbeda-beda. Kesulitan ini tidak hanya datang dari faktor internal, faktor eksternal pun juga dapat mempengaruhi belajar. Namun dalam pembahasan kali ini, kita akan membahas mengenai salah satu Faktor internal saja. Â Misalnya ketika kita memiliki kelainan dari dalam diri kita sendiri, seperti ADHD (attention deficit hyperactivity disorder).
Sebelum ke pembahasan yang lebih dalam lagi, kita perlu mengetahui apa itu ADHD? ADHD adalah gangguan pemusatan perhatian dan hyperactif. Dengan kata lain, ADHD ini merupakan kelainan dengan kebutuhan yang khusus.Â
Sebanyak 10% dari penduduk dunia yang mengalami ADHD ini. ADHD Â cenderung dialami oleh laki-laki. Sehingga, ADHD ini perlu menjadi bahan pemerhatian dunia supaya ADHD bisa tertangani lebih serius. Karena ADHD ini bersifat permanen atau tidak dapat disembuhkan.Â
ADHD ini tidak terjadi secara tiba-tiba, melainkan terjadi karena banyak faktor. Yang pertama adalah genetika, rata-rata seseorang yang mengidap ADHD diturunkan dari silsilah atasnya. Tidak hanya dari orang tua saja, tetapi dari kakek ataupun nenek bisa diturunkan. Yang kedua adalah kondisi saat dalam kandungan, ibu hamil harus sangat memperhatikan apa saja yang bisa mengakibatkan anak mengidap ADHD ini.
Seperti dalam hal makanan, kandungan dalam makanan harus diperhatikan karena apabila makanan tersebut mengandung bahan-bahan kimia yang bisa memicu ADHD, maka bisa menjadi tanda bahaya untuk sang ibu dalam kesehatan anaknya. Yang ketiga adalah pola asuh orang tua, pola asuh yang seperti apa yang bisa mengakibatkan anak mengidap ADHD?Â
Orang tua pasti memiliki caranya sendiri dalam mengasuh anaknya. Namun dapat digaris bawahi oleh orang tua, ada pola asuh yang harus dihindari oleh orang tua, yaitu pola asuh permisif. Pola asuh ini memberikan kebebasan kepada anak dalam kehidupannya. Sehingga anak merasa kurang diberi perhatian yang mengakibatkan sang anak dapat mengidap ADHD.
Pada umumnya, ADHD ini muncul sebelum seseorang berusia tujuh tahun. Seseorang yang mengidap ADHD ini tidak harus bersekolah di sekolah khusus. Sebagai orang tua atau guru, kita perlu memperhatikan betul tentang ADHD ini. Kita harus mengetahui bagaimana ciri peserta didik yang mengidap ADHD ini, sehingga bisa ditindaklanjuti. Cara mengidentifikasi peserta didik yang mengidap ADHD ini bisa kita lakukan dengan empat cara. Yang pertama adalah kita bisa mewawancarainya.Â
Apabila sudah ada tanda-tanda bahwa peserta didik mengidap ADHD, kita bisa melakukan interview yang mengarah kepada ciri-ciri ADHD. Seseorang yang mengidap ADHD tidak bisa menatap mata seseorang, sehingga fokus mereka ke sesuatu yang lain. Yang kedua adalah assessment perilaku. Kita bisa melihat dari perilaku peserta didik.Â
Dari perilaku yang dilakukannya, kita bisa menilai apakah peserta didik tersebut mengidap ADHD. Yang ketiga adalah pengukuran laboratorium. Kita bisa melakukannya dengan pengukuran laboratorium untuk mengetahui yang lebih jelasnya. Dan yang terakhir adalah observasi. Dalam observasi ini, kita perlu kelengkapan data untuk menemukan hasil yang akurat.
ADHD tidak hanya memiliki satu jenis, tetapi ada tiga jenis dengan karakternya masing-masing, bagaimana karakter pada masing-masing jenis ADHD? Yang pertama adalah inattention (kurangnya perhatian). Seseorang yang mengidap ADHD jenis ini, ia tidak bisa memusatkan perhatian pada hal-hal detail. Ia tidak bisa menyelesaikan tugas secara konsisten. Ia tidak suka mendengarkan orang lain  dan tidak bisa mengikuti intruksi. Ia memiliki kegiatan yang tidak terstruktur.Â