Agribisnis Fakultas Pertanian Peternakan  Universitas Muhammadiyah Malang memiliki program Praktek Kerja Lapang atau yang biasa disebut dengan PKL, kegiatan PKL kali ini dilaksanakan di PG Krebet Baru selama 2 bulan.
Program studiPT. PG Rajawali I Unit PG. Krebet Baru berada di Desa Krebet, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Jarak dari Kota Malang sejauh 13 km kearah selatan. Wilayah kerja PG Krebet Baru sebagian besar tersebar di wilayah Malang Selatan dengan ketinggian antara 300-600 m di atas permukaan laut. PG. Krebet Baru terletak pada 1120 , 37' , 30" LS di JL Raya Krebet no 10 Desa Krebet, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Metode bud chip adalah teknologi percepatan pembibitan tebu dengan satu mata tunas yang diperoleh dengan menggunakan alat mesin khusus. Teknologi pembibitan tebu yang mengadopsi dari Kolumbia ini diharapkan akan tumbuh banyak anakan dengan pertumbuhan yang seragam (sesuai varietasnya).Â
Teknik perbanyakan bibit tebu dengan metode bud chip berasal dari mata tunas tebu yang telah melalui tahapan seleksi dan Hot Water Treatment (HWT) dengan proses penyemaian selama 10-15 hari dan pemeliharaan di potray berlangsung selama   2,5 -- 3 bulan.
Proses Pembibitan Tanaman Tebu Dengan Metode Bud Chip:
- Persiapan Media Tanam
Media tanam yang digunakan untuk pembibitan bud chip di PG Krebet Baru menggunakan campuran top soil, kompos (kotoran kambing) dan pasir dengan perbandingan 1:1:1. Media tanam ditambahkan basmid (3-5 gram/200kg tanah) penambahan basamid difungsikan agar tidak terjadi serangan hama berupa ulat tanah, media tanam juga ditambahkan air sebanyak 2500 cc untuk 3 karung tanah dan selanjutnya diaduk rata dan ditutup terpal selama 1 minggu kemudian dijemur atau dikering anginkan selama 2-3 jam.
- Persiapan Bahan Tanam
Bahan tanam yang digunakan yaitu diambil dari Kebun Bibit Datar (KBD). Pemotongan batang tebu dilakukan pada umur 6-8 bulan. Dalam proses pengambilan bahan tanam menggunakan golok tebang. Setelah dilakukan kegiatan pengambilan bahan tanam kemudian dilakukan pengklentekan daun bibit tebu. Pengklentekan dilakukan setelah tebang bibit selesai dilakukan. Tujuannya untuk melindungi mata tunas yang bakal jadi calon bud chip
- Pemotongan Bahan Tanam Bud Chip
Pemotongan dilakukan dengan menggunakan alat pemotong khusus atau biasa disebut gejlekan untuk mengambil mata tunas tebu. Sebelum dilakukan pemotongan batang tebu terlebih dahulu diseleksi untuk memastikan tidak ada pencampuran dengan varietas yang lain. Setelah itu batang tebu dipotong menjadi 3 bagian menggunakan sabit dimana ini bertujuan untuk memisahkan antara batang atas, tengah, dan bawah tebu. Dalam pemotongan mata tunas tebu menggunakan alat mekanis yang membutuhkan dua orang pekerja untuk pemotongan.
- Seleksi Mata Tunas
Setelah kegiatan pemotongan mata tunas kemudian dilakukan seleksi pada mata tunas dari muda (batang atas dan tengah), tua (batang tua) dan rusak (mata tunas memar, terserang hama penyakit dan layu) lalu dipisahkan pada wadah yang berbeda.
- Perlakuan Hot Water Treatment (HWT)
Mata tunas tebu yang sudah dilakukan perendaman kemudian dimasukkan kedalam karung goni. Selanjutnya bud chip diberi perlakuan HWT dengan menggunakan suhu 51C (suhu saat bud chip dimasukkan) dan dilakukan perendaman selama 5 menit untuk batang atas, 10 menit batang tengah dan 15 menit batang bawah. Pencampuran mata tunas dari batang atas, tengah dan bawah tidak dianjurkan sebab apabila disemaikan atau ditanam pertumbuhannya tidak seragam oleh karena itu di berikan Hot Water Treatment (HWT) untuk menyeragamkan pertumbuhan tersebut.
- Pemeraman
Pemeraman dilakukan setelah proses perlakuan Hot Water Treatment (HWT) dan perendaman dengan menggunakan ZPT atonik sebanyak 5 ppm selama  1 jam. Bibit bud chip yang telah direndam dikemas kedalam karung goni dan diperam selama 24 jam
- Persemaian Mata Tunas
Kegiatan persemaian dilakukan pada bibit yang telah siap disemai pada bedengan dengan lebar 1 meter dan panjang 2 meter, tempat bedengan terlebih dahulu diberi karung sebagai alas kemudian ditambahkan media steril (Top soil, kompos dan pasir) dengan ketebalan 5-7 cm, kemudian bibit ditanam dengan jarak 2-3 cm dengan mata tunas terlihat, pemberian karung bertujuan agar akar tidak menembus tanah sehingga mempermudah saat transplanting, bibit yang disemai pada bendengan umumnya menggunakan batang bawah atau mata tunas tua.Â
Pemeliharaan dilakukan penyiraman pada pagi hari dan sore hari, pengendalian gulma (konvensional) dan juga menambahkan pupuk ZA 4 gram/liter per bedengan. Sedangkan untuk mata tunas muda langsung di tanam di pottray.
- Transplanting di Pottray
Bibit yang telah disemai berumur 10-15 hari dilakukan transplanting ke pottray. Bud Chip dicabut dengan hati-hati agar akar dan batang tidak terputus kemudian di kumpulkan pada wadah nampan. Pottray diisi dengan media tanah, kompos dan pasir dengan perbandingan 1:1:1, lubang pottray diisi tanah hingga 2/3 bagian kemudian Bud Chip dimasukkan dan ditambah lagi dengan tanah hingga penuh. Setelah itu pottray dipindahkan pada lahan lapang dan pottray ditata berjejer kemudian disiram.
- Pemeliharaan Bibit Bud Chip
Kegiatan pemeliharaan meliputi penyiraman, penyiangan gulma, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit. Penyiraman dilakukan sebanyak 2x sehari yakni pagi dan sore. Namun dalam pelaksanaanya penyiraman dilakukan kondisional melihat kondisi tanaman dan cuaca, sebab pada fase perkecambahan dan pertumbuhan hingga munculnya anakan tanaman tebu membutuhkan air yang cukup.Â
Penyiangan gulma dilakukan disaat gulma telah tumbuh agar tidak terjadi persaingan nutrisi dengan tanaman pokok. Pemupukan dilakukan untuk memenuhi nutrisi atau pemenuhan unsur hara pada tanaman dan dilakukan setiap 10 hari sekali dengan dosis 2 gram/250 ml air/m2 potray. Pengendalian hama penyakit dilakukan sesuai dengan gejala atau serangan yang terjadi.
- Bud Chip Sendiri Memiliki Kelebihan dan Kekurangan Sebagai Berikut :
- Kelebihan
Teknologi pembibitan tanaman dengan menggunakan metode bibit bud chip sudah semakin menunjukan keunggulanya, hal ini terlihat jelas pada jumlah anakannya. Dalam biasanya bisa mencapai 7 s/d 10 anakan yang dihasilkan dari satu anakan bud chip. Keunggulan lainnya dilihat dari fisik tebu yang dihasilkan sama dengan fisik tebu yang digunakan untuk bud chip. Umur benih siap tanam lebih pendek sekitar 2,5 -- 3 bulan.
- Kekurangan
Kekurangan bibit bud chip antara lain biaya yang dibutuhkan lebih banyak, masih diperlukan alat untuk mengambil mata tunas (bud chip), masih diperlukan penyesuaian benih dari persemaian sebelum ditanam dilapang, serta memerlukan tenaga kerja yang terampil.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H