Mohon tunggu...
Wildan Defulloh
Wildan Defulloh Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

mahasiswa universitas muhammadiyah jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Implementasi Model Satu Tahap dan Dua Tahap Komunikasi Massa

6 Juli 2024   16:39 Diperbarui: 6 Juli 2024   16:50 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nama : Wildan Defulloh

Nim : 23010400095

Mata Kuliah : Komunikasi Massa (UAS)

Dosen Pengampu : Sofia Hasna, S.I.Kom., M.A.

Apa Itu Model Komunikasi Satu Tahap?

Model pertama yang akan kita bahas adalah model komunikasi massa satu tahap, Model ini merupakan pengembangan dari teori komunikasi hipodermik, dimana pesan yang dikirimkan melalui media massa muncul langsung kepada komunikator tanpa adanya perantara, namun meskipun pesan tersebut sampai ke seluruh komunikator, tidak semua komunikator mempunyai pengaruh yang sama. Model ini merupakan pengembangan dari model komunikasi jarum suntik. Komunikasi sebagai tindakan satu langkah merupakan cara pandang atau pengertian umum tentang komunikasi manusia, yaitu komunikasi yang melibatkan penyampaian pesan satu arah dari seseorang kepada orang lain atau bahkan sekelompok orang.

Komunikasi satu tingkat mempunyai beberapa kelemahan. Dengan kata lain, pertama, tidak ada feedback antaran komunikan dan komunikator. kedua, komunikasi menjadi tidak efisien. Ketiga, komunikasi menjadi terbatas yang berarti tidak akan berhasil. Keempat, dapat menimbulkan kesalah pahaman. Tentu saja, setelah kekurangannya ada juga kelebihannya. Pertama, dapat memanfaatkan waktu dengan lebih baik. Kedua, bisa lebih cepat dan efisien. Ketiga, dapat memuaskan komunikator karena dalam beberapa kasus dia tidak mempunyai kesempatan untuk merespons.

Apa Itu Model Komunikasi Dua Tahap?

Model ini diperkenalkan dan dipopulerkan dalam People's Choice (1944) oleh tiga orang pakar komunikasi antara lain Paul Lazarfeld, Bernard Barelson, dan H Guget. Sebagai pengembangan lebih lanjut dari model satu tahap, dalam model ini media massa hanya berperan minimal dalam mempengaruhi khalayak, yaitu pengaruh  media massa tidak muncul secara langsung, model ini juga membantu kita memusatkan perhatian karna adanya hubungan yang saling melengkapi antara komunikasi massa, yang keduanya adanya pernan aktif opinion Leader atau Pemimpin opini. Pada bagian ini pemimpin opini  berfungsi sebagai penyampai pesan media massa. Kelebihan model ini adalah pertama, model ini sangat bermanfaat dalam menarik perhatian terhadap adanya hubungan yang saling melengkapi atau saling melengkapi antar komunikasi massa. Kedua, adanya peran aktif pemimpin opini (opinion leader). Ketiga, model ini memberikan kerangka kerja yang dapat diterima secara konseptual  untuk mempelajari fenomena komunikasi yang  kompleks. Ada beberapa kelemahannya juga yaitu yang pertama, model ini menunjukkan bahwa anggota masyarakat pada umumnya bersikap pasif. Kedua, model ini menunjukkan bagaimana para pemimpin opini bergantung pada informasi yang disebarluaskan di media massa.

Implementasi Model Komunikasi Massa Dua Tahap: Strategi Efektif dalam Meningkatkan Kesadaran Masyarakat

Tahap Pertama Dalam Pengiriman Pesan
 
Model komunikasi massa dua tahap yang dikemukakan oleh Harold Lasswell membagi proses komunikasi menjadi dua tahap: pengiriman pesan dan penggunaan pesan. Tahap pertama, penyampaian pesan, melibatkan proses pengumpulan, dan penyampaian informasi kepada publik. Pada tahap ini, komunikator harus memastikan bahwa pesan yang dikirimkan jelas, efektif, dan konsisten dengan tujuan yang diinginkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun