Mohon tunggu...
Rahmania
Rahmania Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Hobi saya membaca/kepribadian saya introvert

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teori perkembangan moral yang dikemukakan Lawrence kohlberg

31 Januari 2025   10:45 Diperbarui: 31 Januari 2025   10:45 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Teori Perkembangan Moral yang dikemukakan oleh Lawrence Kohlberg menjelaskan bagaimana individu mengembangkan pemahaman tentang benar dan salah melalui tahapan yang berbeda, seiring dengan pertumbuhan kognitif mereka. Teori ini berfokus pada penalaran moral (moral reasoning) yang mendasari keputusan seseorang, bukan hanya pada perilaku mereka.

Kohlberg membagi perkembangan moral ke dalam tiga tingkat utama, yang masing-masing terdiri dari dua tahap. Tingkat-tingkat ini mencerminkan perubahan dalam cara individu memandang aturan, otoritas, dan nilai moral.

Tingkat dan Tahapan Perkembangan Moral Kohlberg

1. Tingkat Pra-Konvensional

Pada tingkat ini, individu memandang aturan sebagai sesuatu yang ditentukan oleh pihak luar, dan keputusan moral didasarkan pada kepentingan pribadi serta konsekuensi langsung.

Tahap 1: Orientasi Hukuman dan Kepatuhan

Penalaran moral berfokus pada menghindari hukuman.

Perilaku dianggap benar jika tidak mendatangkan konsekuensi negatif.

Contoh: Anak tidak mencuri karena takut dimarahi.

Tahap 2: Orientasi Kepentingan Pribadi (Hedonistik Instrumental)

Keputusan dibuat berdasarkan apa yang memberikan keuntungan pribadi.

Prinsip "timbal balik" muncul, tetapi bersifat pragmatis (seperti barter).

Contoh: Anak meminjamkan mainan agar mendapatkan balasan serupa.

2. Tingkat Konvensional

Pada tingkat ini, individu mulai memahami pentingnya norma sosial dan hubungan interpersonal. Penalaran moral didasarkan pada harapan sosial dan aturan yang berlaku dalam kelompok.

Tahap 3: Orientasi "Good Boy/Good Girl" (Keselarasan Interpersonal)

Perilaku dianggap benar jika disetujui oleh orang lain atau membantu menjaga hubungan baik.

Fokus pada menjadi "anak baik" di mata orang lain.

Contoh: Seseorang membantu temannya agar dianggap sebagai orang yang peduli.

Tahap 4: Orientasi Hukum dan Keteraturan

Penalaran moral berfokus pada menjaga tatanan sosial dan menghormati hukum.

Perilaku dianggap benar jika sesuai dengan aturan atau hukum yang berlaku.

Contoh: Tidak melanggar lampu merah karena itu adalah peraturan lalu lintas.

3. Tingkat Pasca-Konvensional

Pada tingkat ini, individu mulai menyadari bahwa aturan dan hukum adalah kontrak sosial yang dapat diubah, dan mereka bertindak berdasarkan prinsip moral universal.

Tahap 5: Orientasi Kontrak Sosial dan Hak Individu

Penalaran moral didasarkan pada pemahaman bahwa aturan dibuat untuk melayani kepentingan bersama, tetapi dapat diubah jika tidak adil.

Hak-hak individu diakui lebih tinggi daripada aturan kaku.

Contoh: Melanggar hukum yang tidak adil untuk membela hak asasi manusia.

Tahap 6: Orientasi Prinsip Etika Universal

Penalaran moral didasarkan pada prinsip etika yang bersifat universal, seperti keadilan, kesetaraan, dan penghormatan terhadap martabat manusia.

Keputusan moral diambil meskipun itu berarti melawan aturan atau hukum yang ada.

Contoh: Seseorang yang menolak mengikuti perintah diskriminatif, meskipun itu berasal dari otoritas resmi.

Ciri-Ciri Teori Kohlberg

Bersifat Hierarkis:

Tahapan berkembang secara berurutan, dan seseorang tidak dapat melompati tahap tertentu.

Universalitas:

Semua manusia melewati tahapan yang sama, meskipun kecepatan dan tingkat akhir perkembangan berbeda-beda.

Penekanan pada Penalaran Moral:

Kohlberg lebih tertarik pada alasan di balik keputusan moral seseorang daripada keputusan itu sendiri.

Kritik terhadap Teori Kohlberg

Ketimpangan Gender (oleh Carol Gilligan):

Gilligan mengkritik teori Kohlberg karena tidak mempertimbangkan perbedaan gender dalam penalaran moral. Ia berpendapat bahwa perempuan cenderung lebih berfokus pada etika peduli (ethics of care), sementara laki-laki lebih fokus pada prinsip keadilan.

Tidak Mempertimbangkan Faktor Budaya:

Teori ini dianggap terlalu berpusat pada nilai-nilai budaya Barat yang menekankan individualisme dan otonomi.

Kesulitan dalam Mencapai Tahap 6:

Hanya sedikit orang yang mencapai tahap prinsip etika universal, sehingga teori ini dianggap kurang realistis.

Penerapan Teori Kohlberg

Pendidikan Moral di Sekolah:

Guru dapat merancang kurikulum yang mendorong siswa untuk berpikir kritis tentang dilema moral dan mengambil keputusan berdasarkan penalaran yang matang.

Pengasuhan Anak:

Orang tua dapat membantu anak memahami konsekuensi dari tindakan mereka dan mengajarkan pentingnya aturan serta empati terhadap orang lain.

Hukum dan Kebijakan Publik:

Teori ini dapat digunakan untuk menganalisis perilaku moral individu dalam situasi hukum atau sosial yang kompleks.

Teori perkembangan moral Lawrence Kohlberg menunjukkan bahwa pemahaman seseorang tentang benar dan salah berkembang melalui tahapan yang lebih kompleks seiring waktu. Meskipun teorinya menghadapi kritik, pendekatan ini memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana individu membuat keputusan moral, yang relevan dalam bidang pendidikan, hukum, dan pengasuhan anak.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun