Mohon tunggu...
Rahmania
Rahmania Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Hobi saya membaca/kepribadian saya introvert

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teori empati dari Martin hoffman

30 Januari 2025   23:05 Diperbarui: 30 Januari 2025   23:05 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Teori Empati dari Martin Hoffman menjelaskan bagaimana empati, atau kemampuan untuk memahami dan merasakan emosi orang lain, berkembang sepanjang kehidupan manusia. Hoffman percaya bahwa empati adalah komponen penting dalam perkembangan moral, yang memungkinkan seseorang untuk peduli terhadap kebutuhan dan kesejahteraan orang lain.

Hoffman mengembangkan pendekatan psikologi perkembangan terhadap empati, yang mencakup tahapan perkembangan empati dan mekanisme empati.

Tahapan Perkembangan Empati Menurut Martin Hoffman

Hoffman mengidentifikasi empat tahapan perkembangan empati, yang mencerminkan pertumbuhan dari pengalaman emosional yang primitif menuju pemahaman yang lebih kompleks dan sadar terhadap perasaan orang lain:

1. Empati Global (0--1 tahun)

Ciri utama: Bayi menunjukkan respons emosional terhadap distress (kesusahan) orang lain, tetapi mereka tidak dapat membedakan antara emosi orang lain dan emosi mereka sendiri.

Contoh: Bayi menangis ketika mendengar bayi lain menangis, meskipun mereka tidak memahami bahwa distress tersebut berasal dari orang lain.

2. Empati Egosientris (1--2 tahun)

Ciri utama: Anak mulai menyadari bahwa emosi orang lain berbeda dari emosi mereka sendiri, tetapi mereka masih melihat situasi dari sudut pandang mereka sendiri.

Contoh: Anak mencoba menghibur orang lain yang sedih dengan memberikan mainan favorit mereka, berpikir bahwa apa yang membuat mereka bahagia juga akan membuat orang lain bahagia.

3. Empati untuk Perasaan Orang Lain (2--3 tahun)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun