Mohon tunggu...
Rahmania
Rahmania Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Hobi saya membaca/kepribadian saya introvert

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teori psikososial Erik Erikson

30 Januari 2025   09:14 Diperbarui: 30 Januari 2025   09:14 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teori psikososial Erik Erikson adalah salah satu teori perkembangan yang menjelaskan bagaimana individu berkembang secara psikologis dan sosial sepanjang kehidupan. Erikson percaya bahwa perkembangan manusia terdiri dari delapan tahap, masing-masing melibatkan konflik atau krisis yang harus diselesaikan untuk mencapai perkembangan yang sehat. Tahapan Perkembangan Psikososial Erik Erikson 1. Tahap Kepercayaan vs Ketidakpercayaan (0--1,5 tahun) Krisis: Apakah bayi dapat mempercayai dunia di sekitarnya? Kunci Perkembangan: Bayi yang mendapatkan pengasuhan yang konsisten, hangat, dan penuh kasih akan mengembangkan rasa percaya. Sebaliknya, pengasuhan yang tidak konsisten atau kasar akan menyebabkan rasa tidak percaya. Hasil Positif: Rasa aman dan percaya pada orang lain. Hasil Negatif: Ketidakpercayaan pada dunia dan orang lain. 2. Tahap Otonomi vs Rasa Malu dan Ragu (1,5--3 tahun) Krisis: Apakah anak dapat mengembangkan kemandirian? Kunci Perkembangan: Anak mulai belajar mengontrol tubuhnya (seperti buang air) dan membuat pilihan sendiri. Orang tua yang mendukung kemandirian anak akan mendorong rasa percaya diri. Sebaliknya, kontrol berlebihan dapat menyebabkan rasa malu dan ragu. Hasil Positif: Rasa kemandirian dan percaya diri. Hasil Negatif: Rasa malu dan keraguan terhadap kemampuan diri sendiri. 3. Tahap Inisiatif vs Rasa Bersalah (3--6 tahun) Krisis: Apakah anak dapat mengambil inisiatif tanpa merasa bersalah? Kunci Perkembangan: Anak mulai menunjukkan rasa ingin tahu, mengambil inisiatif, dan memulai aktivitas. Jika didukung, mereka akan berkembang dengan rasa inisiatif. Jika ditekan atau dipermalukan, mereka akan merasa bersalah. Hasil Positif: Rasa percaya diri untuk memulai sesuatu. Hasil Negatif: Rasa bersalah yang berlebihan. 4. Tahap Industri vs Inferioritas (6--12 tahun) Krisis: Apakah anak merasa kompeten dibandingkan dengan teman sebaya? Kunci Perkembangan: Anak mulai belajar keterampilan baru dan merasa bangga dengan pencapaiannya. Dukungan dari lingkungan akan membantu mereka merasa kompeten. Kegagalan atau kritik yang terus-menerus dapat menyebabkan rasa inferioritas. Hasil Positif: Rasa percaya diri dalam kemampuan. Hasil Negatif: Rasa rendah diri atau tidak mampu. 5. Tahap Identitas vs Kebingungan Identitas (12--18 tahun) Krisis: Siapa saya? Apa tujuan hidup saya? Kunci Perkembangan: Remaja mengeksplorasi identitas mereka, nilai-nilai, dan tujuan hidup. Dukungan akan membantu mereka menemukan identitas yang kokoh. Kegagalan dapat menyebabkan kebingungan identitas. Hasil Positif: Rasa identitas yang jelas dan konsisten. Hasil Negatif: Kebingungan tentang peran dan tujuan hidup. 6. Tahap Intimasi vs Isolasi (18--40 tahun) Krisis: Apakah saya dapat menjalin hubungan yang dekat dengan orang lain? Kunci Perkembangan: Dewasa muda mencari hubungan yang intim dan bermakna. Ketidakmampuan menjalin hubungan dapat menyebabkan isolasi. Hasil Positif: Hubungan yang dekat dan penuh komitmen. Hasil Negatif: Kesepian dan isolasi emosional. 7. Tahap Generativitas vs Stagnasi (40--65 tahun) Krisis: Apakah saya dapat berkontribusi pada masyarakat? Kunci Perkembangan: Individu di tahap ini fokus pada memberi kontribusi kepada generasi berikutnya melalui pekerjaan, pengasuhan, atau keterlibatan sosial. Jika gagal, mereka dapat merasa stagnan dan tidak berarti. Hasil Positif: Rasa produktif dan bermakna. Hasil Negatif: Perasaan stagnasi atau tidak berkontribusi. 8. Tahap Integritas vs Keputusasaan (65 tahun ke atas) Krisis: Apakah saya puas dengan hidup saya? Kunci Perkembangan: Individu merefleksikan kehidupannya. Mereka yang merasa hidupnya bermakna akan mencapai integritas. Sebaliknya, penyesalan atau kegagalan akan menyebabkan keputusasaan. Hasil Positif: Penerimaan hidup dan kedamaian batin. Hasil Negatif: Penyesalan, keputusasaan, dan ketakutan akan kematian. Ciri-Ciri Utama Teori Erikson Krisis Psikososial di Setiap Tahap: Setiap tahap memiliki krisis yang harus diselesaikan untuk mencapai perkembangan optimal. Lifelong Development: Perkembangan berlangsung sepanjang hidup, tidak hanya pada masa kanak-kanak. Pengaruh Sosial dan Budaya: Lingkungan sosial dan budaya memiliki peran penting dalam perkembangan individu. Teori psikososial Erik Erikson memberikan panduan untuk memahami bagaimana individu berkembang secara emosional dan sosial di setiap tahap kehidupan. Setiap tahap memiliki tantangan unik yang harus diselesaikan agar individu dapat berkembang menjadi pribadi yang sehat secara psikologis. Teori ini relevan dalam bidang pendidikan, psikologi, dan bimbingan konseling.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun