Mohon tunggu...
Wilda Maulidia Ramadhani
Wilda Maulidia Ramadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya menyukai menulis karya fiksi maupun non fiksi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Problematika Pembelajaran Matematika di Berbagai Tingkat Pendidikan

29 September 2024   14:24 Diperbarui: 29 September 2024   14:44 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tingkat Pendidikan Responden 

Matematika seringkali menjadi "monster" bagi semua kalangan. Padahal, matematika sangat berperan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu contohnya, transaksi antara penjual dan pembeli yang memuat negosiasi, diskon, dan juga laba-rugi. Bahkan, saat kita berkendara pun akan berhubungan dengan kecepatan yang ditunjukkan dengan angka yang merupakan bagian dari matematika. 

Kita tak dapat melepaskan diri dari pengaruh matematika. Namun, apakah pembelajaran matematika di semua tingkat pendidikan berjalan sesuai dengan yang diharapkan?. 

Fakta di lapangan, terlepas dari ketakutan para peserta didik terhadap matematika dan juga rendahnya minat dan bakat mereka karena kurang di fasilitasi, ternyata ada beberapa faktor yang menjadi problematika dalam keefektifan pembelajaran matematika. 

Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan, terdapat 53 responden yang andil dalam pengumpulan data yang dilakukan secara daring, dan 3 narasumber yang dimintai informasi melalui wawancara.  Responden berasal dari berbagai tingkatan dimulai dari tingkat dasar, menengah, sampai dengan lanjut. 

Berikut penulis sajikan data yang diperoleh dari hasil observasi secara daring (hasil terlampir). 

Tingkat Ketertarikan Responden
Tingkat Ketertarikan Responden

Dari keseluruhan data yang telah diperoleh, terdapat 35,8% atau 18 dari 53 responden yang tidak tertarik dengan matematika. Alasan mengapa responden tidak tertarik dengan matematika diantaranya adalah :

1. Kurangnya Kebebasan Peserta Didik dalam Proses Pembelajaran.

Responden mengungkapkan bahwa terjadi kurangnya kebebasan peserta didik dalam proses pembelajaran. Sebagian besar responden mengungkapkan bahwa, kebebasan memecahkan masalah dan solusi serta bereksperimen menjadi salah satu kunci keberhasilan dalam pembelajaran matematika. Karena dengan hadirnya eksperimen dan juga problem solving menjadikan para peserta didik lebih terlatih dalam menciptakan bukan hanya sekedar menggunakan. Dengan kata lain, dalam kerangka berpikir peserta didik akan bermunculan kata "bagaimana cara menyelesaikan masalah" bukan "apa rumus yang dapat menyelesaikan masalah".

Artinya, peserta didik lebih nyaman untuk menciptakan hipotesis yang akan diujikan kebenarannya daripada harus menggunakan rumus yang siap digunakan. Hal ini sesuai dengan salah satu aliran dalam filsafat matematika yaitu progresivisme di mana pembelajaran ini dilakukan dengan lebih menekankan penggabungan fakta daripada hasil akhir. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun