Mohon tunggu...
Juwilda
Juwilda Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menulis adalah media dakwah lintas generasi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Langit-Langit Kehidupan

14 Februari 2023   22:45 Diperbarui: 14 Februari 2023   22:41 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Langit-Langit Kehidupan

Oleh : Juwilda

Kumpulan motivasi harian yang menggugah dan mendeskripsikan perasaan. Tetap menjadi pribadi kuat ditengah gempuran zaman yang penuh ambigu.

  • Tak perlu khawatir dengan kehidupan jika sudah ikut aturan. Kita hanyalah penumpang, seharusnya tahu dimana letak kedudukan. Jangan terlalu banyak membangkang jika tak ingin ditarik nikmat kehidupan. Sebab segala kepemilikan hanyalh titipan yang suatu saat akan dikembalikan. Maka jangan angkuh dengan jabatan pun harta yang dikaruniakan. Sangat disayangkan jika nikmat yang dititipkan hanya dijadikan sebagai bekal menuju kebahagiaan sesaat yang tak mengekalkan. Padahal telah nyata apa tujuan dibalik penciptaan dan adanya kehidupan
  • Teruntuk kamu yang sedang berjuang. Terima kasih karena telah bertahan. Sepahit apapun drama kehidupan, selalu ada jalan menuju titik tujuan. Segundah apapun perasaan, selalu ada penawar yang menghangatkan. Terima kasih untuk satu kesempatan, meski singkat namun terbingkai indah dalam bingkai kehidupan, rapat dan akan selalu tergenggam. Terima kasih waktu, satu rindu telah tertuntaskan. Kini ia kembali bertolak dalam naungan, melepas segala kenyamanan, berdiri dalam kemandirian. Teruntuk seseorang yang menjadi penyejuk hati, terima kasih tak terhingga atas setiap tetes air mata perjuangan. Semoga Allah menjagamu, meninggikan kedudukanmu dan memuliakanmu
  • Begitu banyak berita duka menghampiri beranda, serasa setiap pembahasan mengalir kabar kematian. Sejenak tersadar, entah apakah akan bertahan atau hanya sekadar berita yang membuat tersentak lalu hilang tanpa meninggalkan jejak penyesalan. Kematian adalah pemutus segala kenikmatan, mengingatnya membuat kita sadar bahwa segala rupa yang terlihat, cepat atau lambat akan dibinasa oleh usia kehidupan. Segala sesuatu yang tercipta memiliki batas termasuk jatah hidup manusia. Karenanya, masihkah kita merasa aman dari kematian padahal ia adalah perkara yang setiap insan pasti akan dapatkan  ? semua hanya perkara waktu, siapa yang mendahului dan siapa yang didahului.
  • Tak perlu menjadi beda untuk menarik simpati, apatah lagi sampai mengubah jati diri. Cukupkan diri dengan apa yang kau miliki. Sudahlah, berhenti menjadi seperti apa yang orang lain ingini. Bahagiamu tak berada dengan cara ini. Sadarkan hati, bahwa jika tak mampu sefrekuensi, maka tak perlu memaksakan diri agar mampu mendapat empati. Lebih baik kuatkan dirimu saat ini, jika nyatanya ada yang tak menyukai, lalu kenapa harus peduli ? bukankah hidup ini hanya untuk mencari ridho ilahi ? Lalu kenapa terlalu memberatkan hai jika tak mampu menjadi seperti yang ia sukai ?
  • Sesesak apapun haTak perlu menjadi beda untuk menarik simpati, apatah lagi sampai mengubah jati diri. Cukupkan diri dengan apa yang kau miliki. Sudahlah, berhenti menjadi seperti apa yang orang lain ingini. Bahagiamu tak berada dengan cara ini. Sadarkan hati, bahwa jika tak mampu sefrekuensi, maka tak perlu memaksakan diri agar mampu mendapat empati.timu, sesulit apapun masalahmu, tersenyumlah dihadapan sesama hamba. Cukup tangismu pecah ditepian malam dengan lisan yang memanjat do’a. Banyak tangan yang mampu mengusap air matamu, namun hanya Allah lah yang mampu memberikan jalan keluar atas setiap masalahmu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun