Mohon tunggu...
Wildah Rahmi
Wildah Rahmi Mohon Tunggu... Guru - Guru

Pecinta coklat, roti, dan hobi baca buku.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hantu Gila

5 November 2024   11:56 Diperbarui: 5 November 2024   12:02 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tugas mata kuliah filsafat bener-bener enggak bersahabat! Bsok ada dua makalah yang harus aku selesaikan! Satu makalah perorangan, dan satu lagi makalah perkelompok. Beruntung aku mengambil kamar kost di sebrang kampus dengan ukuran yang cukup untuk menampung empat orang di dalamnya. Walhasil, dari sore tadi aku bersama teman sekelompokku kumpul di kost-an untuk menyelesaikan tugas itu.

Selepas isya ketiga teman sekelompokku pamit pulang ke rumah mereka. Aku ikut mengantar mereka sampai di depan gang. Sekalian aku mau beli makan malam. Pikiranku yang sudah terkuras sejak tadi berhasil membuat isi perutku keroncongan. Nasi goreng spesial menjadi menu andalan ku di saat lapar melanda di malam hari.

Selesai membeli nasi goreng aku segera kembali ke kost-an. Dan betapa terkejutnya aku saat membuka pintu mendapati seseorang duduk di pinggir tempat tidurku.  

Ruangan yang cukup dingin Karena pendingin ruangan, bertambah tajam dinginnya karena seseorang yang sedang duduk di pinggir tempat tidurku itu. Arya. Namanya Arya, anak jurusan tekhnik yang ditemukan meninggal di kamar kost nya minggu lalu. Konon menurut kabar yang beredar dia melakukan itu karena putus cinta dan tahu si mantannya akan segera menikah. Arya juga merupakan sahabat karibku sejak jaman kita masih berseragam putih biru.

Aku masih pura-pura tak melihatnya, sampai ia pindah duduk di hadapan, saat aku akan memasukan suapan pertama nasi goreng yang tadi ku beli.

Meski sosoknya sudah berubah jadi hantu, ia terbilang tak terlalu menakutkan. Dengan penampilannya serba putih-putih, senada dengan wajahnya yang pucat pasi, tanpa embel-embel bercak darah di sana sini, ia bisa kubilang masih terlihat tampan.

"Makan, Ar. Laper gua." Ajakku yang tak peduli dengan dirinya yang masih menatapku tanpa bergeming sedikitpun. 

Aku pun tak peduli dengan bulu kuduk ku yang mulai meremang karen Arya yang terlalu dekat denganku.

"Lu ngapain tiba-tiba dateng ke sini? Ngeliatin gue dari tadi kaya gitu?" Tanyaku akhirnya setelah suapan terakhir nasi goreng berhasil kuhabiskan.

"Na, gue nyesel mati cepet begini." Ucap Arya akhirnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun