Mohon tunggu...
Wildah Rahmi
Wildah Rahmi Mohon Tunggu... Guru - Guru

Pecinta coklat, roti, dan hobi baca buku.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

KaBar Terakhir

5 November 2024   10:06 Diperbarui: 5 November 2024   11:44 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Tapi Daf ...."

Belum sempat Lena melanjutkan kalimatnya, Daffa kembali menarik tubuh Lena ke dalam pelukannya.

"Terimakasih karena ternyata kamu telah mencintai aku selama ini. Maafkan aku yang terlalu pengecut untuk mengatakan semuanya. Aku hanya takut kehilangan kamu. Kehilangan kebersamaan kita sebagai sepasang sahabat. Bahagialah bersama dia. Karena melihat mu bahagia itu sudah cukup membuatku bahagia." Kata Daffa setelah melepaskan pelukannya.

Lena masih menahan isak tangisnya ketika Daffa mendaratkan kecupan di kening, lalu pergi meninggalkan ia bersama kartu undangannnya.

Ada luka yang tergores begitu dalam di hati Daffa. Sedalam rasa penyesalannya karena ia tidak seberani yang Lena harapkan. Pertemuan dan kartu undangan itu menjadi kabar terakhir yang Daffa dapatkan tentang Lena. Setelah itu, Daffa memilih mundur secara perlahan dan terhormat dari perjalanan hidup seorang Lena.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun