Mohon tunggu...
Wildah Rahmi
Wildah Rahmi Mohon Tunggu... Guru - Guru

Pecinta coklat, roti, dan hobi baca buku.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

KaBar Terakhir

5 November 2024   10:06 Diperbarui: 5 November 2024   11:44 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ini, Daf." Jawab Lena sambil memberikan selembar kartu undangan pernikahan, setelah seorang waiter datang dan meletakkan pesanan mereka.

Daffa tak bergeming saat ia membaca nama Lena tertera di sana.

"Aku minta maaf atas sikapku yang udah nyakitin kamu, Daf. Ini alasanku kenapa waktu itu aku gak jawab pernyataan kamu. Dan kenapa aku mencoba menghilang dari kamu dua minggu kemarin. Andai saja kamu mengungkapkannya lebih cepat, dan kamu lebih dulu berani menemui Papa untuk menyatakan itu ...." kata Lena.

Ia tak berani menatap Daffa yang masih terdiam sejak membaca kartu undangan itu. Matanya kembali basah. Ada luka tak terperih saat ia mengungkapkan kenyataannya. Ada harap nama Daffa yang tertulis bersanding dengan namanya di kartu undangan itu. Namun apa daya, ia tak mampu menolak perjodohan yang telah dilakukan oleh kedua orangtuanya.

Daffa tak dapat mengeluarkan satu katapun. Tenggorokannya tercekat. Ia hanya mampu bangun dari kursinya, dan pindah ke samping Lena. Memeluk wanita itu begitu erat. Seolah tak ingin ia lepaskan. Air matanya jatuh dalam pelukan Lena.

"Aku rindu kamu, Daf." Kata Lena dengan suara seraknya. Air matanya semakin deras mengalir.

"Aku lebih merindukan kamu."

"Daf ... bawa aku pergi." Pinta Lena dengan tatapan mengiba ke arah Daffa.

"Itu enggak mungkin dan tak akan pernah aku lakukan. Aku memang mencintai kamu. Tapi aku tak ingin namamu rusak di mata kedua orang tuamu juga di mata orang banyak."

"Tapi Daf ... aku gak cinta sama dia ... Aku gak yakin bisa bahagia bersama dia."

"Bersahabatlah dengan dia. Perlahan kamu akan menyayangi dan mencintainya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun