Mohon tunggu...
Wildah Aini
Wildah Aini Mohon Tunggu... Mahasiswa - 24 Tahun

Seorang mahasiswi yang sama-sama masih belajar juga.! semangat gapai mimpi2mu!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Konsep Merdeka Belajar, Guru Wajib Berinovasi dengan Menggunakan Media Pembelajaran

1 Juli 2021   20:19 Diperbarui: 1 Juli 2021   20:21 497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Secara lebih terperinci, media visual adalah jenis media pembelajaran yang memfokuskan kepada indra penglihatan saat proses belajar mengajar berlangsung. Contohnya ialah dengan memanfaatkan penggunaan proyektor agar mampu menarik perhatian siswa dan memperjelas sajian materi serta ide pokoknya pun lebih mudah untuk diingat dan dicerna dengan baik oleh siswa siswi secara media ini juga merupakan jenis media pembelajaran yang menyenangkan bagi para peserta didik. Sedangkan media pembelajaran yang berupa media audio adalah lebih difokuskan kepada indra pendengaran peserta didik. Alat yang digunakan dalam jenis media pembelajaran ini pun boleh dikatakan sudah cukup akrab di kalangan siswa siswi diantaranya itu seperti tape recorder, radio dan juga telepon.

Adapun media pembelajaran jenis media audio visual adalah media pembelajaran yang prosesnya menggabungkan antara indra penglihatan dan indra pendengaran. Jadi bisa dikatakan kalau media pembelajaran ini adalah merupakan media pembelajaran yang efektif untuk menunjang keberhasilan saat proses belajar mengajar karena metode ini mampu menarik perhatian para siswa. Contoh penggunaan media audio visual ini adalah dengan menggunakan video dokumenter yang menceritakan suatu fenomena kehidupam keseharian yang nyata. Selain itu, Peta dan Globe juga adalah salah satu jenis media pembelajaran yang sering digunakan dalam proses belajar mengajar siswa siswi karena ia berfungsi untuk menyajikan data-data lokasi dan juga tempat. Data-data lokasi dan tempat yang dimaksud disini adalah seperti mengetahui bumi, sungai, gunung-gunung dan juga daratan. Dari media pembelajaran ini, siswa siswi mampu mengerti dengan posisi kesatuan pulau dan politik dari belahan dunia serta dapat merangsang minat peserta didik terhadap ilmu pengetahuan yang lebih mengarah ke geografis.

Jenis media pembelajaran selanjutnya adalah gambar fotografi. Media pembelajaran ini dapat diperoleh dari berbagai macam sumber seperti surat khabar dan kartun. Media pembelajaran ini sama efektif dengan media pembelajaran audio visual. Untuk menunjang keberhasilan dan kesuksesan dalam media pembelajaran berupa gambar fotografi ini dibutuhkan sebuah gambar fotografi yang memenuhi persyaratan artistik tertentu karena hal ini agar para siswa lebih tertarik dan juga mengerti dengan jelas akan materi yang disampaikan oleh pendidik kepada siswa siswi. Selain itu, media pembelajaran yang diberi nama media serba aneka merupakan salah satu media pembelajaran yang disesuaikan dengan potensi di suatu daerah. Salah satu medianya yang sering digunakan oleh masyarakat Indonesia ialah media papan tulis, tiga dimensi, dan berbagai sumber lainnya yang dapat digunakan untuk menunjang proses belajar mengajar. Media pembelajaran seperti ini melatih pendidik dalam memanfaatkan berbagai fasilitas yang ada. Manfaatnya itu seperti mengajak siswa siswi untuk mengunjungi tempat-tempat yang berkaitan dengan fokus mata pelajaran dan hal ini dinilai sebagai suatu yang efektif untuk membuat siswa siswi tidak bosan saat proses belajar mengajar berlangsung.  

Adapun alat media pembelajaran yang terakhir yang boleh digunakan oleh pendidik yaitu kanvas media pembelajaran. Dalam membuat Kanvas Media Pembelajaran agar berdampak terhadap proses pembelajaran, pendidik perlu menggunakan siklus berfikir desain dimana ia dalah sebuah metode atau cara berfikir untuk menyelesaikan permasalahan yang berorientasi pada manusia, kolaboratif, bersifat optimistik dan juga eksprimental. Siklus berfikir desain memiliki tahapannya tersendiri. Ada lima tahapan diantaranya yaitu tahap pertama dimana di dalam tahap ini diperlukannya empati sebelum merancang sebuah media pembelajaran untuk memahami profil siswa dan siswi serta memahami permasalahan yang di hadapi oleh siswa dan siswi dalam proses pembelajaran potensial untuk diselesaikan.

Tahapan kedua adalah pendidik harus mendefinisikan permasalahan utama yang dialami dan dihadapi oleh peserta didik dalam proses pembelajaran mereka. Misalnya, siswa atau siswi tersebut kurang berminat dalam mengikuti proses pembelajaran dimana akhirnya pembelajaran tersebut pun tidak akan berdampak kepada siswa siswi didiknya. Adapun tahap ketiga adalah merancang ide yaitu dengan pendidik memberi masukan atau menuangkan ide kepada peserta didik sebagai solusi dalam memecahkan permasalahan siswa dan siswi dalam proses pembelajaran mereka. Untuk memudahkan dalam merancang ide, dibutuhkan bantuan dalm penggunaan kata seperti kata tanya dengan diikuti dihadapannya dengan kalimat "bagaimana jika" sebelum kalimat ide. Contoh permasalahan yang sering dihadapi oleh peserrta didik ialah mereka mengalami kesulitan dalam memahami materi persamaan kudrat yang abstrak. Jadi, sebagai pendidik harus memainkan peran disini dengan merancang ide dengan bertanya terlebih dahulu kepada anak muridnya lalu diikuti dengan menuangkan ide kepada siswa didiknya. Misalnya, "Bagaimana jika ada sebuah video yang membantu visualisasi konsep persamaan kudrat saat siswa siswi belajar ?"

Selain itu, tahapan keempatnya adalah purwarupa yaitu dengan membuat media pembelajaran dari yang paling sederhana, hindari dari virus Impurna yakni "ingin sangat sempurna", karena pendidik harus fokus dalam membuat purwarupa pada bagian-bagian dasar media agar dapat dijadikan sebagai alat bantu dalam menyampaikan informasi sesuai tujuan pembelajaran yang pendidik laksanakan. Tahapan terakhir yaitu tahapan kelima adalah pendidik perlu membuat uji coba kepada pihak-pihak terkait terutama pada siswa siswi dimana uji coba ini adalah bertujuan untuk mndapatkan umpan balik dari media pembelajaran yang pendidik buat. Kanvas Media Pembelajaran juga penting dipergunakan dalam membantu pendidik menyampaikan suatu pembelajaran agar siswa didiknya menjadi lebih tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran yang dilakukan. Contoh media pembelajaran bagi media ini adalah media yang menggunakan power point sebagai strategi belajar dan juga sebagai manajemen waktu.

Untuk mengembangkan lagi media pembelajaran ini agar lebh efektif bagi para peserta didik, ada tujuh tips agar media pembelajaran ini berkembang dengan lebih baik sesuai dengan konsep merdeka belajar, di antaranya yaitu :

1- Gunakan Visual dalam proses pembelajaran :

Agar proses kegiatan belajar mengajar menjadi lebih menarik dan mudah untuk dipahami oleh peserta didik, Pendidik bisa membuat poster sebagai alat kegunaan dalam kegiatan belajar mengajar dalam bentuk visual. Meskipun poster di era zaman sekarang terlihat konvensional, namun ia termasuk alat bantu belajar mengajar yang sangat mudah dan murah dalam pembuatannya. Bukan itu sahaja, visual dalam poster juga sangat penting dalam proses belajar mengajar peserta didik sehingga jika dimodifikasikan menjadi lebih menarik ia mampu membantu siswa siswi dalam memahami materi pelajaran yang di ajarkan dengan baik.

2- Papan atau Buku :   

Alat media pembelajaran berupa papan atau buku ini terbilang biasa, bahkan sangat membosankan. Namun jika digunakan dengan cara yang tepat misalnya dengan mengubah atau membuat suatu buku yang lebih interaktif untuk anak murid dengan menambahkan karakter atau quiz tanya jawab dengan mengisi bagian yang kosong dengan hal yang menarik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun