Mohon tunggu...
Wilda Ismi Azizah
Wilda Ismi Azizah Mohon Tunggu... Lainnya - Agribisnis/ FAPERTA/ UNEJ

Seorang yang ingin belajar

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Trend Budidaya Jagung: Potensi dan Kendala di Kabupaten Jember

7 Oktober 2020   01:42 Diperbarui: 12 Oktober 2020   18:29 1665
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jagung merupakan salah satu jenis tanaman biji-bijian dari keluarga rumput yang cukup popular di dunia. Selain itu, tanaman jagung merupakan jenis tanaman pangan dengan produksi kedua terbesar setelah komoditas padi di Indonesia (Warisno, 1998). Jagung juga tanaman yang dipilih untuk program diversifikasi pangan lokal guna meningkatkan ketahanan pangan. 

Akhir-akhir ini, komoditas jagung cukup menjadi sorotan pada bidang pertanian. Hal ini disebabkan oleh data hasil produksi benih jagung dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang signifikan dan hasil produksi yang jauh lebih tinggi dari pada produksi komoditas kedelai pada musim kedua. 

Selain itu, pengembangan teknologi model Climate  Smart Agriculture (CSA) mendukung teknik usahatani jagung terus berkembang dengan pesat (Kurniawan, 2020). Berdasarkan data Statistik Pertanian  (2020), produksi benih jagung hibrida dari tahun 2015 hingga 2019 tertinggi secara berturut-turut terdapat di Provinsi Jawa Timur, yakni 39.677,12 ton, 44.068,30 ton, 48.462,85 ton, 73.953,85 ton, dan 30.280 ton.

Gambar 1. 5 Kabupaten dengan Produksi Jagung Tertinggi di Provinsi Jawa Timur
Gambar 1. 5 Kabupaten dengan Produksi Jagung Tertinggi di Provinsi Jawa Timur

Kabupaten Jember merupakan salah satu daerah dengan produksi jagung yang cukup besar di Jawa Timur. Berdasarkan data BPS Jawa Timur (2018), Jember mampu memproduksi benih jagung sebanyak 498.644 ton dengan luas areal tanam seluas 60.749 Ha. 

Memasuki musim tanam kedua pada tahun 2020, mayoritas petani di Kabupaten Jember mengusahakan komoditas jagung pada lahannya. Menurut beberapa informan, pemilihan komoditas jagung dalam usahatani disebabkan oleh kondisi iklim di Kabupaten Jember yang tidak terprediksi dan harga jagung yang cukup bagus. 

Adapun data curah hujan yang terjadi di Kabupaten Jember pada awal periode musim tanam kedua semakin rendah, sehingga petani tidak mengambil resiko usahatani apabila memilih menanam padi. Menurut Badrik (49) menyebutkan bahwa musim tanam kedua kali ini mengalami kemunduran sejauh 2 bulan lamanya. 

Di satu sisi, komoditas jagung memang berpotensi untuk memenangkan pasar. Hal ini disebabkan oleh harga komoditas jagung per tanggal 7 Oktober 2020 dinilai cukup bagus. Adapun harga jagung sumenep adalah sebesar Rp.3.300 (naik 3,1%), jagung sampan sebesar Rp. 4.600 bahkan jagung Tasikmalaya tembus hingga Rp. 4.700 (Bappebti, 2020).

Sumber: Situs bappebti.go.id
Sumber: Situs bappebti.go.id

Gambar 2. Harga Jagung di Beberapa Wilayah Indonesia

Sumber: Situs bappebti.go.id

Namun, terdapat beberapa kendala yang cukup menjadi penghambat pengoptimalisaian usahatani jagung di Kabupaten Jember. Salah satunya adalah kelangkaan pupuk bersubsidi. Dikutip langsung Kompas.TV (5/10/2020) bahwa petani jagung di Kecamatan Arjasa, Jember, Jawa Timur mengalami gagal panen akibat kelangkaan pupuk bersubsidi sehingga tanaman jagung mengalami kerusakan. Dampak kelangkaan pupuk bersubsidi berpengaruh nyata terhadap kelangsungan kegiatan usahatani jagung. Petani jagung di Kabupaten Jember cenderung memilih alternatif tidak memakai pupuk dari pada membeli pupuk nonsubsidi. Adapun harga pupuk bersubsidi sekitar Rp. 180.000 per kwintal sedangkan pupuk non subsidi memiliki harga sekitar Rp. 700.000 per kwintal.

Berdasarkan fenomena tersebut, penyuluhan mengenai pengoptimalan pupuk organik tentu sangat dibutuhkan agar petani jagung tidak mengalami ketergantungan terhadap pupuk bersubsidi. Selain itu, penyediaan pupuk bersubsidi seharusnya juga mendapat pengawalan langsung dari Dinas Pertanian Kabupaten Jember, sebab seringkali terjadi penyelewengan dalam proses distribusinya. Hal ini bertujuan untuk menghindari adanya pelanggaran yang terjadi dalam proses distribusi pupuk bersubsidi tersebut.

Dengan demikian, dapat diketahui bahwa usahatani komoditas jagung memiliki prospek yang cukup bagus untuk dikembangkan. Dengan didukung oleh program diversifikasi serta teknologi yang modern, teknik usahatani komoditas jagung mampu menjadi lebih efektif dan efisien. Adapun tren budidaya komoditas jagung di Kabupaten Jember disebabkan oleh mundurnya waktu tanam serta harga jagung yang cukup tinggi. Di satu sisi, kelangkaan pupuk bersubsidi menghambat kelangsungan pengembangan usahatani jagung di Kabupaten Jember. Oleh sebab itu, peran penyuluhan mengenai pentingnya pupuk organik perlu dilakukan guna menyelamatkan petani dari ketergantungan pupuk bersubsidi. Dengan demikian tren usahatani komoditas jagung di Kabupaten jember mampu meningkatkan kesejahteraan petani sekaligus menguatkan diversifikasi pangan lokal.

Daftar Pustaka 

Bappeti. 2020. Info Harga Jagung bappebti diakses pada tanggal 7 Oktober 2020.

BPS Jember. 2020. Kabupaten Jember dalam Angka 2020. BPS Kabupaten Jember.

BPS Jember. 2020. Kecamatan Bangsalsai dalam Angka 2020. BPS Kabupaten Jember.

Kementerian Pertanian Indonesia. 2019. Statistik Pertanian 2019. Kementerian Pertanian Republik Indonesia.

Kurniawan, A. 2020. Petani Jember Tanam Jagung Perkuat Pangan Lokal. sindonews diakses pada tanggal 5 Oktober 2020.

Winarso, W. 1998. Jagung Hibrida. Yogyakarta: Kanisius.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun