Negeri yang maju bukan hanya ditentukan oleh sumber kekayaan materi, tetapi kekayaan intelektual lebih berharga. Misalnya, Eropa adalah negeri yang miskin sumber daya alam, tetapi dapat menjadi negeri yang kuat karena ilmu yang mereka kuasai. Adapun negeri kita adalah negeri yang kaya dengan sumber daya alam yang banyak pula, tetapi masih tetap dalam cengkeraman utang, karena sumber daya manusia yang kurang.
Pembangunan negeri ke arah yang lebih baik harus terus diupayakan, tantangan berat dewasa ini adalah pengkaderan generasi muda yang berkualitas. Santri sebagai sebuah komunitas masyarakat yang akan kembali hadir dalam berbagai pertujukan negeri, sangat diharapkan kontribusi dan perannya.
Penetapan Hari Santri Nasional hendaknya dipahami sebagai upaya pembinaan generasi yang berintegeritas guna mengembangkan pembangunan Indonesia tercinta ini. Pendidikan karakter harus dimulai sebelum mereka diberikan amanah untuk negeri. Santri dengan segala yang dimilikinya harus memiliki rasa kepedulian kepada pembangunan negeri. Jangan hanya bisa tunduk dan pasrah atas situasi yang ada, tetapi harus bangkit bercita-cita tinggi, berkomitmen tinggi dan dan berwawasan luas dengan semangat kepahlawanan.
Maka momen kebangkitan santri ke arah yang lebih maju dan berkembang sedang dalam penantian. Saatnya santri meletakkan landasan pikir yang jelas, mengukir karya untuk bangsa, dan tidak terbawa ke arah radikalisme yang cenderung ke tindakan provokatif, dan juga hendaknya tidak tertidur dalam untaian syair yang menyebabkan hilangnya rasa peduli serta apatis terhadap fenomena yang ada. Santri harus menjadi sosok yang tangguh di tengah terpaan badai kehancuran moral.
Kesimpulannya yaitu, masa depan bangsa ada di tangan para pemuda (santri). Ungkapan ini memiliki semangat konstruktif bagi pembangunan dan perubahan. Pemuda tidak selalu identik dengan kekerasan dan anarkisme tetapi daya pikir revolusionernya yang menjadi kekuatan utama. Sebab, dalam mengubah tatanan lama budaya bangsa dibutuhkan pola pikir terbaru, muda dan segar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H