Mohon tunggu...
Wilantika Ramadhani
Wilantika Ramadhani Mohon Tunggu... Pustakawan - Penggiat Literasi

Mahasiswi Ilmu Perpustakaan UIN-Sumatera Utara, Medan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Covid-19: Jangan Panik, Jangan Khawatir, Jangan Percaya Hoaks

26 Maret 2020   10:50 Diperbarui: 26 Maret 2020   11:07 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

COVID-19 : JANGAN PANIK, JANGAN KHAWATIR, JANGAN PERCAYA HOAX.

Oleh : Wilantika Ramadhani

Malam tadi kita di kejutkan dengan berita viral tentang " Telur Rebus Pesan dari Bayi Baru Lahir" dan berbagai judul lainnya yang inti informasinya adalah dengan mengkonsumsi telur dapat mencegah Virus Covid-19. Berita-berita ini sudah pasti hoax, yaitu kebenarannya tidak dapat di percaya. 

Namun bagi sebagaian orang awam mungkin hal ini dipercaya. Bagaimana mungkin tidak di percaya dengan kondisi dunia ini yang terancam oleh virus Corona atau biasa di sebut dengan Covid-19 ini, berita-berita baik dari saluran televisi, sosmed bahkan perbincangan dari satu orang dengan orang lain secara langsung yang di bicarakan adalah sang Virus Covid-19.

Masyarakat yang resah dengan akibat dari permasalahan virus ini mengakibatkan timbul kekhawatiran yang yang setiap detiknya berada dalam fikiran-fikiran masyarakat. Tidak bisa di pungkirin dengan pemerintah yang memberikan perintah #stayhome bukan hanya memberikan dampak yang baik namun juga buruk. 

Dimana keresahan masyarakat semakin menjadi-jadi, kenapa tidak? dengan kondisi masyarakat yang kurang mampu dengan setiap hari mencari rezeki untuk kehidupannya sehari yang setiap hari dilakukan oleh mereka. Lalu bagaimana jika mereka hanya tinggal di rumah saja hingga keresahan ini membaik? Bagaimana dengan kebutuhan harian mereka setiap harinya? Apakah mereka dapat menjauh dari kerumunan orang hingga hanya di rumah saja? 

Bagaimana dengan seorang pemulung yang mendapatkan rezekinya dari sampah? Bagaimana dengan seorang supir angkot yang hasil rezekinya dari penumpang? Bagaimana dengan seorang pekerja-pekerja lainya yang biasa di dapat rezekinya dengan keluar rumah dan dilingkungan yang ramai? Bukan pekerja kantoran atau pekerja PNS yang tiap bulan dapat gajinya? Hal-hal inilah yang merupakan faktor masyarakat awam yang kurang mengenali informasi yang benar dan mempercayai berita hoax dengan mudah.  

Dilihat juga dengan kondisi masyarakat awam yang kekurangan skill dalam literasi informasi yang mengasa kemampuannya dalam mencari, menyaring informasi dan menerima informasi masih sangat jauh dikatakan dengan baik. Hal ini mengakibatkan pemahaman suatu informasi yang dapat mempengaruhi masyarakat dalam mendapatkan informasi yang baik dan benar  itu sulit. 

Tanpa di lihat dengan benar rantai kebenarnya dan menurut mereka telur itu masih mampu di beli oleh mereka maka dengan berbondong-bondong mereka membeli dan mengkonsumsinya dengan harapan dapat terhindar dari Covid-19.

Pernahkah berfikir bahwa berita ini buat untuk meningkatkan keuntungan? Saya bukan membernarkannya hanya sebuah pemikiran apa yang saya fikirkan? Dan tak heran-herannya sebuah bisnis harus di tingkatkan keuntungan dengan kondisi apapun. Yah seperti kondisi saat ini. 

Dengan berbondong-bondongnya masyarakat awam mempercayai akan berita  tersebut yang dapat meningkatkan keuntungan. Dan tak bisa di hindari bahwa berita hoax akan tetap terus tersebar dengan cepat dengan kondisi Teknologi informasi yang mempermudah penyebaran informasi dengan cepat setiap detiknya. Lalu bagaimana dengan  kita sebagai masyarakat dalam menghadapi berita hoax di dalam keadaan masalah Covid-19 ini?????

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun