Mohon tunggu...
Wila Bunga
Wila Bunga Mohon Tunggu... Guru - Berprofesi sebagai pendidik terpanggil memajukan bangsa dari remote area

Guru SMP Negeri 2 Pahunga Lodu, Kabupaten Sumba Timur, Propinsi NTT

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Persiapan Implementasi Kurikulum 2013 di Daerah Terpencil

26 Juli 2014   06:06 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:12 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kurikulum 2013 sebagaimana telah dicanangkan sejak tahun  lalu, sebelum dilaksanakan pada tahapan implementasi menuntut persiapan sungguh dalam berbagai aspek, mulai dari buku pedoman, prosedur operasional standar, materi training, buku siswa, pedoman guru, peraturan dan lain sebagainya. Tentu sementara ini menjadi substansi dari implementasi kurikulun ini adalah kesiapan sumbar daya di mana ujung tombak operasionalnya adalah guru.

Sejumlah pelatihan telah dan sedang diupayakan bagi semua guru agar pada tahun ajaran baru, 2014/2015 semua sekolah, mulai dari jenjang Sekolah Dasar, SMP/MTs bahkan  SMA/SMK  dapat mengimplementasikan perolehannya di sekolah masing-masing dalam pemahaman yang memadai. Pelatihan diberikan entah bagi guru mata pelajaran oleh Instruktur Nasional (IN) yang telah dibekali khusus melalui uji kelayakan maupun bagi kepala sekolah selain pengawas. Tidak hanya sampai di situ akan tetapi pendampingan juga dilakukan selama pelatihan berlangsung bahkan sampai ke daerah-daerah oleh widyaiswara dari Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP).

Pembaharuan kurikulum  menuntut keseriusan pada persiapan pelaksanaan sampai ke daerah terpencil karena yang terjadi biasanya terdapat banyak hambatan  senantiasa menghampiri pada saat pembaharuan itu harus terjadi. Ambilah suatu misal, ketiadaan guru Bimbingan Konseling (BK) sedangkan menjadi suatu tuntutan sebuah institusi setingkat SMP akan harus merekomendasikan pada masing-masing siswa ketika akan melanjutkan ke jenjang SMA. Hal lainnya, dalam struktur kurikulum di tingkat SMP, BK tidak disertakan sebagai suatu mata pelajaran. Ketiadaan guru BK akan menghambat pemenuhan tuntutan kurikulum ini, kekurangan guru seni dan budaya sedang materi harus terajar yang tentunya oleh ahli yang membidanginya atau bahkan guru mata pelajaran Ujian Nasional teristimewah mata pelajaran eksak. Dalam banyak hal terdapat kekurangan guru yang memang menjadi tututan untuk jaminan mutu pendidikan.

Perubahan, suka atau tidak suka, scientific approach harus berlangsung, kata pak menteri dan wajib diamankan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun