Mohon tunggu...
wikha setiawan
wikha setiawan Mohon Tunggu... Penulis - penulis

hanya kepala keluarga

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kepada Penyair

22 Juli 2024   18:34 Diperbarui: 22 Juli 2024   18:49 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

aku kabarkan kenyataan ini padamu, penyair
tentang tanah yang menjadi rahim kelahiran kita
dipenuhi semak kegamangan kaum teraniaya

petani menggadaikan cangkulnya
karena sawah dan ladang miliknya
ditumbuhi gedung-gedung raksasa

mahasiswa melacurkan nurani
demi eksistensi dan gengsi
agamawan sibuk menelanjangi ayat tuhan
kemudian dinyanyikan di atas mimbar politik

sementara birokrat
sembunyi di kolong kursi
aku kabarkan kenyataan ini padamu, penyair

dari sudut jauh
aku mendengar
seorang ibu berujar
"hidup tak lebih adalah proses menunggu mati"

aku kabarkan kenyataan ini padamu, penyair
bukankah aku, kamu
sama-sama mencintai perjuangan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun