[caption id="" align="aligncenter" width="604" caption="sumber: kidsklik.com"][/caption]
"Saya siap dengan risiko apa pun. Sebab hampir 11 tahun ini negeri ini tidak pernah peduli dengan kami. Berapa kali saya sampaikan persoalan ini pada pemerintah. Tapi tetap tak ada gerakan berarti. Perhatian pun sama sekali tak ada"
Kata D.T Utomo Rahardjo, ayah Petrus Bima Anugerah, pada satu hari di bulan Agustus 2010. Waktu terus berjalan, kini 16 tahun sudah nasib aktivis 98 itu tidak diketahui sampai saat ini. Perjuangan kedua orang tua mencari anaknya tidak pernah usai. Tidak  ada niat baik dari pemerintah untuk membantu pencarian bahkan menghukum penculik Bima dan 12 aktivis lainnya, Prabowo Subianto.
Kisah perjuangan D.T Utomo Rahardjo bersama istrinya dalam mencari kejelasan nasib anaknya adalah satu dari sekian kisah perjuangan keluarga aktivis pro demokrasi yang dihilangkan paksa oleh Prabowo yang saat ini kembali mencalonkan diri sebagai presiden RI.
Entah mengapa pemerintah sepertinya enggan sekali mengusut kasus penculikan ke – 13 aktivis tersebut. Pemerintah juga terkesan takut membawa Prabowo ke persidangan, penjahat itu dibiarkan berkaliaran bebas bahkan tanpa malu maju mencalonkan diri sebagai Presiden RI 2014.
Prabowo menampilkan bak seorang patriot, melempar tanggung jawab pada pihak lain dan melalui kadernya mengatakan aktivis – aktivis tersebut adalah teroris yang mengancam keamanan negara. Mengaku kesatria tetapi tidak berani mengakui kesalahannya, justru mengklaim diri sebagai korban fitnah.
Mengaku pro rakyat kecil dan ekonomi kerakyatan, tetapi bergaya hidup mewah bak bangsawan Inggris di rumah yang disulap seperti istana. Mengaku pro rakyat tetapi membuat benteng yang begitu besar dengan pengawalan ketat ala militer yang membuat jarak yang begitu luas dengan masyarakat. Mengaku pro rakyat tetapi tidak pernah sekalipun berkontribusi atas persoalan bangsa. Mengaku pro rakyat tetapi menghabisi nyawa siapa saja yang berani menentang dan berbeda pendapat dengannya.
Prabowo adalah seorang penjahat, penculik, pembunuh yang tidak tahu malu. Menganggap seolah masyarakat lupa dengan segala perbuatan bejatnya di masa lalu, sehingga tanpa masalah membicarakan persoalan penegakkan hukum, sementara dirinya sendiri lari dari jeratan hukum. Prabowo mengancam ketentraman negeri ini dengan kediktatorannya, mengancam kebebasan berpendapat, Prabowo akan membawa Indonesia kembali pada masa – masa Orde Baru.
#KamiRakyatIndonesiaMenolakLupaPenjahatPrabowo
#KamiRakyatIndonesiaMenolakCapresPrabowo
#KamiRakyatIndonesiaMemintaKeadilanHukum
#KamiRakyatIndonesiaMenuntutPrabowoDisidangkan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H