Mohon tunggu...
Wiji Raharjo
Wiji Raharjo Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Lulusan Diploma III Akuntansi yang tersesat sebagai PNS di Biro Hukum salah satu kementerian yang menangani uang, mantan mahasiswa Geografi UGM Angkatan 2007 yang di-DO, penikmat bola, pecinta game dan konsol, bibliomaniak akut, hamba Allah yang tengah munyuci dosa dan seorang musafir pengembara di jalan sastra. Tapak jejaknya bisa ditengok di http://esjerukmanisanget.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sebuah Catatan untuk Kekasihku Nanti

20 Februari 2015   16:03 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:50 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kamu

Yang entah siapa, dimana, dan sedang melakukan apa

Hal yang perlu kamu tahu, sampai detik ini, aku masih mencarimu

Aku masih membolak balik halaman buku, berharap kutemukan petunjuk tentangmu disitu

Aku masih memutar-mutar knop frekuensi radioku, berharap kudengar penyiar menyebutkan namamu

Aku masih menyusuri taman-taman kota yang membisu, mencari bangku kosong untuk termangu, berharap kau ada disitu, dan mengizinkan aku duduk disampingmu

Aku masih memacu sepeda motorku, menyusuri jalan jalan berdebu, berharap kumelihat jejakmu diantara hingar bingar dan klakson yang saling menderu

Aku terus bertanya, dimana Tuhan menyembunyikanmu?

Kamu

Yang sudah atau belum pernah namanya aku tahu

Mungkin tanpa sadar kita pernah saling berpapasan di jalan

Mungkin aku pernah menatapmu di tempat tertentu atau kau pernah melihatku menunggu sesuatu

Bahkan mungkin aku ternyata sudah mengenalmu!

Aku mungkin sudah tahu segala tentangmu

Aku mungkin pernah berjalan bersamamu

Atau, aku mungkin orang yang akan singgah dan berlabuh di hatimu?

Sekali lagi itu hanya kemungkinan yang bahkan tidak ada satupun makhluk hidup yang benar benar tahu

Kamu

Yang wajahnya kuharap hadir barang sebentar di setiap mimpiku

Aku sering mereka reka seperti apa dirimu

Kadang aku akan tersenyum senyum sendiri membayangkan kita bertemu

Oiya, kamu tidak perlu takut tentang itu

Percayalah, demi Dia yang menciptakan kita berdua, aku tidak pernah mengharap kesempurnaan

Karena aku pun tak sempurna

Lalu mungkin aku akan bertanya

Seperti apa hobimu? Seperti apa orangtuamu? Berapa saudara kandungmu? Apakah kau suka membaca? Apakah kau paham kalkulus matematika? Apakah kau mengerti statistika?

Kamu

Yang akan tetap kucari dimanapun hadirnya dirimu

Sebelum bertamu kamu aku sudah dipertemukan dengan orang orang baik, orang orang hebat, bahkan mungkin realitanya mereka lebih hebat darimu, mereka lebih cantik darimu, mereka lebih baik darimu, tentunya dalam beberapa hal

Tapi sayangnya mereka bukan orang yang tepat untukku

Tapi mungkin merekalah orang yang membentuk aku yang sekarang

Tapi, tidak untuk mengabulkan semua permintaanmu

Atau untuk membenarkan semua perkataanmu

Hanya aku, insya allah akan ada untukmu

Dalam sukamu, dalam dukamu

Menyembuhkan lukamu, meringankan sakitmu, mengobati perihmu

Menghentikan deras aliran air matamu dan melengkungkan kembali senyum mu

Kamu

Aku pasti akan menemukan cara bertemu denganmu

Tunggu aku

(Djuanda Satu, 20 Februari 2015)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun