Mohon tunggu...
Wiji Moh Arwan
Wiji Moh Arwan Mohon Tunggu... Guru - Guru

Ikatlah Ilmu Dengan Munuliskannya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menurunnya Eksistensi Bahasa Jawa Krama dan Tata Krama di Kalangan Pelajar

7 September 2022   12:05 Diperbarui: 10 Desember 2022   15:50 1355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber foto ilustrasi : Masyarkat Jawa Bercerita

Agar Bahasa daerah tetap dilestarikan maka bahasa daerah menjadi materi pelajaran muatan lokal wajib yang harus diajarkan pada tingkat satuan pendidikan. Menurut data labbineka.kemdikbud.go.id terdapat sekitar 718 bahasa yang tersebar di seluruh Indonesia. Dan yang populer adalah bahasa jawa (Jawa tengah, Jawa Timur dan Daerah Istimewa Yogyakarta), Bahasa Sunda, Bahasa Bali, Bahasa Bugis, Bahasa Minang dan lain-lain.

Sebagai guru bahasa jawa dan masyarakat jawa di Jawa Tengah saya ingin mengajak pembaca membahas lebih dalam lagi peraturan yang menjadikan dasar kenapa kita sebagai masyarakat jawa  harus terus melestarikan bahasa jawa pada satuan pendidikan. 

Melalui Peraturan Gubernur Jawa Tengah No 57 Tahun 2013 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 9 Tahun 2012 Tentang Bahasa, Sastra, Dan Aksara Jawa, pada ketentuan umum pasal 1 ayat 1 berbunyi Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar agar peserta didik memiliki kemampuan berkomunikasi dengan bahasa Jawa, dan secara aktif mampu memahami nilai-nilai estetika, etika, moral, kesantunan, dan budi pekerti. 

Lalu  diperjelas diperkuat dengan turunan peraturan Gubernur dengan Keputusan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah Nomer : 423.5/04678 Tahun 2022 Seiring dengan pembaharuan kurikulum 2013, maka substansi kurikulum muatan lokal Bahasa Jawa pada Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah Nomor 423.5/14995 Tahun 2014 tentang Kurikulum Mata Pelajaran Muatan Lokal Bahasa Jawa Untuk Jenjang Pendidikan SD/SDLB/MI, SMP/SMPLB/MTs, SMA/SMALB/MA dan SMK Negeri dan Swasta di Provinsi Jawa Tengah perlu dilakukan penyempurnaan dan penyesuaian Kompetensi Inti serta Kompetensi Dasar pada Kurikulum 2013 yang runtut mulai dari tingkat dasar hingga menengah. Bahwa dalam rangka meningkatkan kualitas serapan kurikulum muatan lokal Bahasa Jawa dan meningkatkan mutu pendidikan di Jawa Tengah yang selaras dengan ditetapkannya Keputusan Menteri Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 56/M/2022 tentang Pedoman Penerapan Kurikulum Dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran maka perlu dilakukan penyusunan Capaian Pembelajaran muatan lokal bahasa Jawa pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah baik negeri maupun swasta di Provinsi Jawa Tengah guna mendukung Implementasi Kurikulum Merdeka dengan penerapan pembelajaran paradigma baru dan berdiferensiasi.

Pada kutipan peraturan diatas cukup jelas bahwa satuan pendidikan di Jawa Tengah negeri ataupun swasta mulai dari tingkat dasar dan menengah wajib diadakannya proses pembelajaran bahasa jawa di satuan pendidikan. Seiring dengan perkembangan zaman bahasa jawa ragam krama dalam komunikasi sehari-hari sudah tidak lagi digunakan oleh banyak kalangan pelajar. Menurut referensi literatur, testimoni ataupun wawancara dari berbagai sumber Berikut adalah penyebab utama eksistensi bahasa jawa menurun :

  • Terlalu sering menggunakan bahasa ragam ngoko dilingkungan keluarga, masyarakat hingga sekolah, akibatnya banyak kalangan pelajar yang tidak menggunakan bahasa jawa ragam krama
  • Banyak orang tua dan guru di sekolah lebih banyak menggunakan bahasa Indonesia, bahkan masih ada sekolah dari swasta yang belum mengajarkan bahasa jawa 2 jam pelajaran selama satu minggu.
  • Menurunnya kemampuan orang jawa menggunakan bahasa jawa ragam krama dengan unggah-ungguh yang benar
  • Bahasa jawa mempunyai aturan atau unggah-ungguh serta tingkatan dalam penggunaan bahasa menyebabkan pelajar kesulitan menggunakannya.
  • Menganggap bahasa jawa krama tidak terlalu penting untuk dipelajari
  • Pengaruh teknologi, lebih banyak bermain game hingga bermain media sosial
  • Tidak banyak lagi leterasi yang menggunakan bahasa jawa ragam krama
  • Pergaulan pelajar

Dari uraian penyebab diatas menyebabkan eksistensi penggunaan bahasa jawa menurun, karena pelajar dan anak-anak kita tidak lagi berbicara memakai bahasa jawa krama yang baik. Sebagai orang jawa yang harus terus melestarikan budaya kita. 

Saya teringat pesan dosen saya ketika kuliah Pendidkan Profesi Guru (PPG) dalam jabatan "esensi belajar bahasa jawa adalah agar generasi penerus masyarakat jawa masih tetap menggunakan unggah-ungguh atau tata krama " Unggah-unguh bahasa misalnya penggunaan komunikasi misalnya kapan kita harus menggunakan bahasa jawa ragam ngoko lugu, ngoko alus, krama lugu hingga krama alus. 

Dalam bahasa jawa belajar unggah-ungguh itu tidak hanya belajar tingkatan berbahasa jawa saja tapi tentang tata krama dan budi pekerti. Setidaknya sebagai masyarakat jawa kita harus mengingatkan anak-anaknya kita pentingnya belajar tata krama. Ada beberapa contoh sikap tata krama yang harus kita tetap lestarikan misalnya sikap ngapurancang disaat menghadap orang yang lebih tua atau orang yang baru dikenal, badan membungkuk disaat melewati orang yang lebih tua atau orang baru dikenal. sikap-sikap kesantunan prilaku inilah yang harus tetap kita ajarkan kepada anak-anak dan pelajar agar sikap dan nilai-nilai luhur orang jawa yang penuh sopan santun mulai dari berbicara dan bersikap ini tidak hilang karena kemajuan teknologi.

Penurunan eksitensi bahasa jawa krama dan tata krama ini persoalan kita bersama, tidak hanya pemerintah, instansi pendidikan, guru dan orang tua saja yang bertanggung jawab. Disaat anak-anak kita dikalangan pelajar hingga mahasiswa sudah tidak lagi peduli tentang budaya jawa, maka tugas kita semua masyarakat jawa harus mengingatkan agar sadar bahwa mengajarkan nilai-nilai luhur kebudayaan hukumnya wajib. Melalui tulisan ini saya sebagai guru bahasa jawa di salah satu SMK Negeri di Pati yang lagi belajar mau mengingatkan pada semuanya masyarakat jawa mulai dari lembaga pemerintah, sekolah dari tingkat dasar hingga menengah negeri maupun swasta, lingkungan keluarga, masyarakat umum untuk tetap mengingatkan dan mengajarkan kepada anak-anak kita pentingnya belajar unggah-ungguh bahasa jawa mulai tata bahasa penggunakan dan tata krama dalam kehidupan sehari-hari.

Penulis : Wiji Moh Arwan, S.Pd

Guru Bahasa Jawa SMK Negeri 4 Pati

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun