Les, sekarang dari anak SD sampai SMA bahkan yang mau SPMB pada ribut nyari tempat les. Terlebih lagi bagi mereka yang merasa "ga mampu" ataupun yang merasa kurang dalam pelajaran. Kalau melihat ke belakang, dulu jaman saya SD, tahun 2001, tepatnya ketika kelas 6 dan akan menghadapi ujian, saya tak bingung-bingung mencari guru les buat mendampingi belajar di rumah. Tapi sekarang...Wah...Jangan ditanya, ortu yang anaknya SD yang kelas 6 ikut ribut dan pusing mempersiapkan ujian. Apalgi mereka yang orang tua muda yang baru pertama kali anaknya akan ikut ujian.
Mereka super duper sibuk mencari tempat les ataupun guru les untuk anaknya. Ya sibukny malahan melebihi anaknya sendiri...hehe...Padahal dari sekolah saja sudah ada tambahan pelajaran..Tapi orangtua tak cukup puas dan yakin, sehingga didaftarkanlah anaknya ke bimbel, dan ada juga les privat di rumah.
Sungguh itu sangat mengerikan.
Lihat saja contoh nyatanya. Saya sebenarnya juga seorang guru les (*tapi tak setuju pula dengan tindakan orang tua di atas). Anak les saya sudah ikut tambahanpelajaran di sekolah (sehabis pulang sekolah), trus ikut bimbel juga, trus malamnya les privat dengan saya..Hadew, mendengar cerita anak tentang kegiatannya saja saya sudah merasa capai. Kasihan sebenarnya jika mereka terus diforsir tenaga dan pikirannya hanya karena ambisi orang tuanya untuk memasukkan anaknya ke smp favorit di kota kami.
Ya, sebenarnya, menurutku, anak tak perlu ikut les sana-sini, justru itu akan membuat anak semakin bingung dan stres. Tapi tetap masih perlu juga sebenranya les itu, terlebih bagi orang tua yang mungkin "terbatas" dalam membimbing anaknya belajar di rumah. Baik terbatas waktu maupun kemampuan.
Ya semuanya perlu disikapi secara wajar dan tidak berlebih-lebihan tentu...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H