Mohon tunggu...
Agus Wiji Utami
Agus Wiji Utami Mohon Tunggu... -

Saya adalah seseorang yang sedang belajar tentang hidup

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Oh Mie Instan...

23 September 2010   08:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:02 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa yang belum pernah makan mie instan?? Saya kira semua pasti sudah pernah makan makanan yang berbentuk seperti rambut keriting berwarna kuning ini. Ya mie instan memang makanan yang dibuat secara instan, ya cepat saji gitu dech. Ga pake lama, ga pake ribet. Saya saja yang tidak lihai memasakpun bisa membuatnya. Hanya perlu tambahan sedikit bahan, seperti telur ayam, cesin, atau kubis kalo mau. Pokoknya sesuai selera.

Memang hampir semua orang menyukai mie instan, malahan saya memfavoritkan mie instan. Sampai-sampai anak tetangga saya pun tak mau makan jika tanpa mie instan. Oh, begitu kuatnya daya tarik mie instan. Berbagai alasan orang memfavoritkanmie instan yaitu karena cepat, mudah dimasak, dan cukup mengenyangkan. Para produsen mie instanpun berlomba-lomba menawarkan berbagai inovasi-inovasi mie instan.

Padahal tak sedikit pula yang sudah mengetahui kalau mie instan banyak mengandung bahan-bahan yang berbahaya, seperti bahan pengawet dan juga pewarna. Sehingga jika mengonsumsi mie instan akan memungkinkan terjangkitnya penyakit kanker. Dari informasi kedokteran pun ternyata terdapat lilin yang melapisi mie instan, sehingga mie instan tidak akan lengket ketika dimasak. Tubuh kitapun memerlukan waktu lebih dari 2 hari untuk menetralkan kembali lilin tersebut.

Ada beberapa tips lama yang dapat digunakan untuk memperkecil pengaruh bahan pengawet dan juga pewarna pada mie instan, yaitu dengan mengganti air yang digunakan. Jadi setelah mie direbus dengan air panas kemudian ditiriskan dan diberi dengan air panas yang baru (jika mie rebus). Namun, alangkah lebih bijak jika kita mampu mengendalikan hasrat kita untuk selalu memakannya. So, be carefull!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun