(REFLEKSI AKHIR TAHUN 2015)
KARYA Â : Wijayanto Wisnu Aji )*
2015 sudah berakhir hari ini ,banyak dinamika negara yang selalu jadi perhatian publik selama setahun ini .Fenomena wacana  " Negara Hadir" dulu hanya sebatas wacana diskusi para aktivis ,akademisi bahkan intelektual dalam peran keberpihakan negara terhadap rakyatnya ,tapi diera jokowi inilah wujud mimpi " Negara Hadir" nampak nyata bentuknya .
Â
Jokowi memang sangat fenomenal akhir akhir ini ,jokowi yang merupakan rakyat biasa yang bukan keturunan trah darah biru politik nasional ,telah jadi episentrum perpolitikan nasional sejak berhasil menduduki gubernur DKI hingga presiden .
Â
Sosok penampakan jokowi sebagai presiden rakyat yang sederhana ,apa adanya bahkan otentik dalam pandangan rakyat .Karena jokowi realistis bahwa keterpilihannya jadi presiden bukan dari hasil pelimpahan kekuasaan namun bersumber dari begitu besarnya luapan cinta rakyat dalam menyongsong presiden rakyat yang dipilihnya .
Â
Maka demi membalas apresiasi publik terhadap dirinya sebagai presiden rakyat ,selalu adanya keterlibatan secara massif komunitas publik dalam partisipasi aktif bersama presiden disegala kegiatan yang dilakukan presiden baik diistana maupun turun langsung blusukan ditengah rakyat dari sabang sampe merauke .
Â
Peran peran keterlibatan aktif disetiap aktivitas presiden membuat jokowi tidak berjarak dengan rakyat alias presiden tanpa sekat dengan rakyatnya.Jokowi pun saat blusukan dalam mengakselerasikan pembangunan infrastruktur diseluruh penjuru tanah air dipastikan selalu menyempatkan diri bertemu rakyat melalui forum forum kultural yang mencairkan suasana .
Â
Dalam dialektika "negara hadir" selalu diterjemahkan sebagai peran peran negara dalam membantu jadi katalisator permasalahan rakyatnya ,dan wujud "negara hadir" bukan hanya dalam sisi kebijakan saja yang sampe turun kerakyat tapi keinginan presiden sebagai simbol kelembagaan "negara hadir " dapat dirasakan langsung oleh rakyat ditengah tengah mereka .jangan sampe simbol presiden hanya jadi menara gading dipusat kekuasaan .
Â
Jokowi mencoba mewujudkannya melalui kerja kerja kerakyatan tanpa sekat terhadap rakyatnya sebagai representasi simbol presiden rakyat yang selalu berada ditengah rakyat dimanapun beradaÂ
Â
Blusukan merupakan bahasa "negara hadir " dalam setiap momen presiden ketemu rakyatnya demi menyerap aspirasi kebutuhan rakyat yang paling bawah .
Â
Maka momentum refleksi akhir tahun 2015 dapat dijadikan kekuatan lebih massif lagi dalam menguatkan peran peran jokowi dalam mewujudkan "negara hadir" disetiap momen apapun yang dirasakan rakyatnya ."Negara Hadir " harus jadi momen katalisator serta akselerator bagi rakyat untuk melakukan letupan letupan perubahan menuju indonesia lebih baik .Momen " Negara Hadir" diharapkan jadi pemicu dan pelecut rakyat dalam melakukan kemandirian dalam pembangunan baik ekonomi ,sosial maupun kultural yang lebih partisipatoris serta berkelanjutan .Wujud "Negara Hadir" juga bisa jadi pelecut transformasi perubahan dalam berkesadaran demi mendukung program program riil pemerintah .
Â
#SalamPencerahanÂ
Â
)* Penulis adalah DIREKTUR EKSEKUTIF CENTER STUDY REPUBLIC ENLIGHTMENT FOR PROGESSIF MOVEMENT (CS REFORM ) dan Pemerhati Sosial Politik Nasional Tinggal di JatengÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H