Fenomena fenomena penyikapan ala PDIP gaya baru seperti penyikapan BBM ,manajemen pemerintahan hingga soal korupsi .Masih belum menyentuh suara terobosan ala legislatif PDIP dan hanya menyuarakan kritik pedas tanpa solusi.Â
Seharusnya ujung dari strategi konflik PDIP yang penuh resiko harusnya menyentuh pada variabel solusi dari suara sumbang publik .Karena diakui tidak diakui PDIP merupakan partai pendukung pemerintahan maka gaya eksistensialisme politiknya bukan berujung pada pengkritisan yg membikin gaduh stabilitas politik nasional ,tapi strategi PDIP hatus berujung pada pengkritisan dengan tawaran tawaran terobosan terhadap suara sumbang publik sehingga jokowi mampu merespon sebagai langkah pembenahan dari hasil respon publik lewat PDIP.
Kalau kerjanya seperti kader PDIP di pansus Pelindo II yang bahasanya ala oposisi dengan mengancam dan mengintimidasi jokowi jadi tidak ada bedanya dengan PDIP saat berada diluar kekuasaan.
Maka PDIP harus punya ide ide terobosan sebagai bentuk ijtihad politik baru dalam merespon suara sumbang publik dan dalam memaknai PDIP bukan "Tukang stempel" jokowi .Jadi intinya harapan publik bahwa politik harus terus dinamis kritis dan transparan demi menuju pendidikan demokrasi yang mencerdaskan bagi rakyat ,untuk itu agar eksistensi PDIP ingin terus diakui publik makanya berikan terobosan terobosan baru yang mencerdaskan bagi rakyat demi ujungnya indonesia lebih baik
#SalamPencerahanÂ
Â
)* Penulis adalah DIREKTUR EKSEKUTIF CENTER STUDY REPUBLIC ENLIGHTMENT FOR PROGESSIF MOVEMENT ( CS REFORM ) dan juga penulis sosial politik nasional tinggal di JatengÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H