Mohon tunggu...
darmawijaya naibaho
darmawijaya naibaho Mohon Tunggu... Petani - MAHASISWA

REVOLUSIONER AKTIF

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hari kebangkitan Nasional: Pemuda Harus Produktif

21 Mei 2020   08:19 Diperbarui: 21 Mei 2020   08:17 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

20 mei 1959  menjadi hari di tetapkannya sebagai hari kebangkitan Nasional yang kita peringati disetiap tahunnya. Hari kebangkitan Nasional ditetapkan tepat pada tanggal lahirnya organisasi pemuda Boedi Oetomo pada 20 Mei 1908. Dengan demikian maka hari kebangkitan Nasional tidak lepas dari peran pemuda yang diharapkan dapat menjadi generasi penerus bangsa yang membawa bangsa ini kepuncak kejayaan.

Dengan demikian ujung tombak dari kemajuan suatu bangsa terletak pada kaum mudanya. Pemuda yang menyandang gelar sebagai agen perubahan bangsa haruslah produktif dalam menciptakan karya karya yang dapat membangkitkan jati diri bangsa ini sebagai suatu bangsa yang besar. Tentunya hal itu dapat dilakukan apabila pemuda memiliki solidaritas yang tinggi, jiwa gotong royong, sehingga nantinya segala bentuk persoalan yang ada pada bangsa ini dapat dikerjakan dengan lebih ringan.

Kebangkitan Nasional harus semakin membawa kita kepada tujuan utama bangsa ini. Menjadi bangsa yang besar bukan hanya wilayahnya akan tetapi terletak juga pada karya karya yang diciptakan. Indonesia harus mampu berdikari dengan mengolah sumber daya alam nya yang begitu melimpahnya. Selama ini sumber daya alam kita yang melimpah ruah kita nikmati, akan tetapi bangsa lainlah yang mengelolanya dengan tekhnologi yang mereka miliki. Artinya persoalan bangsa kita ini terletak pada pengelolaan sumber daya dari bahan mentah menjadi produk jadi untuk kita konsumsi sendiri maupun untuk konsumsi dunia.

Pemuda harus berperan aktif dalam pengembangan ilmu pengetahuan dalam upaya menciptakan teknologi pengolahan yang canggih, sehingga nantinya sumber daya alam kita sama dengan sumber daya manusianya. Selama ini sumber daya alam kita lebih besar dibandingkan dengan sumber daya manusia. 

Hal ini lah yang menjadi beban kita sebagai bangsa. Presiden Jokowidodo (Jokowi) telah menyadari betul hal ini sehingga bapak presiden dalam beberapa kali pidato-pidato nya mengatakan akan menggenjot sumber daya manusia kita, penekanan angka stunting yang mulai diberikan sejak anak dalam kandungan, pemberian nutrisi kepada ibu sehingga bayi dalam kandungan mendapatkan gizi yang seimbang.

Namun kita masih harus menunggu lagi bayi yang dalam kandungan sang ibu terlahir hingga beranjak dewasa, tentu masih membutuhkan proses yang sangat panjang. Untuk itu pemuda milenial yang ada saat ini harus terus menciptakan inovasi inovasi baru. Agar dapat menciptakan inovasi baru pemuda harus terjun dalam berbagai bidang profesi bukan mentok dalam satu profesi saja.

Saat ini banyak kaum muda yang memasuki partai-partai politik namun apa tujuan utama dari pemuda masuk partai politik?. Ini tidak menjadi suatu masalah karena untuk menjadikan pemuda itu berada dalam kursi kekuasaan memerlukan dukungan politik dari partai politik yang ada. Akan tetapi sudahkah pemuda kita paham dengan situasi dan kondisi bangsa? Sehingga jika kursi kekuasaan telah di pegang oleh kaum muda, pemuda tidak belajar lagi akan persoalan yang dihadapi oleh bangsa ini.

Maka dari situ ada baiknya jika pemuda tidak terlalu berasumsi menjadi pemimpin sebelum mengerti setiap persoalan bangsa. Pemuda harus menjalankan perannya sebagai control sosial dalam masyarakat sebaik baiknya sehingga nanti dapat menjadi generasi penerus bangsa yang menduduki kursi kekuasaan memahami betul masyarakatnya.

Produktifitas pemuda dimasa pandemi corona ini sedang di uji. Pemuda harus aktif dalam memberikan bantuan-bantuan bagi masyarakat disekitar baik itu berupa bantuan materi maupun non materi (ide dan pemikiran) untuk mengatasi pandemi corona ini hingga masyarakat tidak lebih lama lagi mengalami penderitaan.

Buruh kontrak yang sedang dirumahkan dan tidak diberikan biaya hidup sementara anak-anak mereka harus bersekolah, mereka menanggung biaya untuk sekolah terutama bagi anak-anak mereka yang bersekolah di sekolah sekolah swasta, biaya paket data anak untuk belajar dharing pun harus mereka tanggung. Petani yang semakin kesusahan akibat dari murahnya harga panen mereka serta biaya pupuk dan insektisida yang semakin meningkat. 

Para pedagang harus kehilangan sebagian dari hasil dagangannya akibat dari menurunnya daya beli masyarakat dimasa pandemi. Ini semua dapat berakibat pada meningkatnya kejahatan yang akan terjadi di tengah masyarakat. Banyaknya pelaku tindak kriminal akibat dari kebutuhan yang semakin meningkat namun pendapatan semakin menurun. Maka pemuda harus produktif dalam memberikan gagasan-gagasan yang dapat menjadi solusi di tengah masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun