Dalam meningkatkan kualitas hidup suatu Bangsa, Â masyarakat membutuhkan pendidikan. Pendidikan adalah tempat bertumbuhnya segala benih kebudayaan yang hidup dalam masyarakat kebangsaan. Hidup di dalam kebangsaan tidak akan terlepas dari kebudayaan. Demikian pula di dalam pendidikan pasti terdapat beragam kebudayaan. Pendidikan ialah fondasi untuk mencapai kehidupan yang dicita-citakan masyarakat.
Pendidikan di Indonesia mengalami beberapa transformasi sesuai dengan perkembangan zaman. Pendidikan yang dulu membelenggu peserta didik, setelah adanya perjuangan para pahlawan pendidikan kita, pendidikan di Indonesia semakin berkembang dan berlahan akan mencapai kemerdekaan. Proses memerdekakan pembelajaran pada peserta didik  juga tidak lepas dari peran guru beserta keluarga. Dalam hal ini akan membahas  peran guru untuk memberikan pendidikan yang berpihak kepada peserta didik.
      Pada abad 21 ini peran guru sebagai pendidik tidak hanya menyampaikan materi ke pada peserta didik, namun juga harus mampu membentuk karakter peserta didik yang mana harus sesuai dengan cita-cita Bangsa Indonesia. Pembelajaran di sekolah  pada abad 21 ini menggunakan kurikulum merdeka, dalam kurikulum merdeka guru ditempatkan sebagai fasilitator yang mana guru harus mampu mengarahkan peserta didik agar memiliki profil Pancasila antara lain: 1. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, 2. Kebinekaan Global, 3. Gotong Royong, 4. Mandiri, 5. Bernalar Kritis, 6. Kreatif.  Dalam membentuk profil Pancasila pada peserta didik tentu tidak semudah guru hanya sekedar menyampaikan materi. Namun guru atau pendidik harus melakukan berbagai strategi, pendekatan, model, dan media yang tepat untuk peserta didik di era abad 21 ini. Kemudian pembelajaran di era abad 21 ini harus menjadi pembelajaran yang berpihak ke pada peserta didik, karena pembelajaran yang berpihak ke pada peserta didik akan mengantarkan peserta didik mencapai merdeka belajar. Untuk mencapai merdeka belajar pada peserta didik guru harus mengetahui karakteristik siswa beserta lingkungannya. Sehingga apa yang guru angkat dalam pembelajaran sesuai dengan lingkungan yang dekat dengan peserta didik. Hal ini memang sangat diperlukan untuk mengetahui kebutuhan belajar peserta didik sehingga dengan guru mengetahui karakteristik beserta lingkungan peserta didik guru dapat mengkolaborasikan dengan materi yang ada di sekolah, sehingga guru mampu memunculkan profil Pancasila dalam diri peserta didik. Berikut ada beberapa hal yang harus dilakukan guru untuk membuat pembelajaran yang berpihak kepada peserta didik sehingga dapat menciptakan Profil Pancasila dalam diri peserta didik. Hal-hal yang dapat guru lakukan 1. dengan memberikan materi pembelajaran sesuai dengan fase mereka, 2. Hargai mereka sebagai pribadi yang unik dan mempunyai potensi. Hal ini dapat guru lakukan dengan memberikan apresiasi setiap jawaban dari peserta didik, menggali lagi dengan pertanyaan terbuka untuk menumbuhkan kreatifitas dan kritis mereka. 3. Berikan media pembelajaran sesuai dengan dekat dengan mereka. Angkat media dari lingkungan mereka, karena sesungguhnya guru ialah seseorang yang ditugaskan untuk memotivasi, meluruskan, menggali, mendampingi mengoptimalkan potensi yang ada pada peserta didik untuk hidup di masyarakat. Setelah semua terlaksana, mereka akan kembali pada lingkungan mereka dan mengembangkan apa potensi mereka untuk  4. Gunakan teknologi pembelajaran sesuai dekat pada mereka, sesuai dengan karakter mereka. Mereka adalah gen z, di mana gen z ini memiliki pribadi yang tidak lepas dari teknologi internet dan media sosial, maka guru dapat menggunakan teknologi itu untuk pembelajaran. 5. Gunakan bahasa yang mudah dipahami peserta didik. Untuk memudahkan peserta didik mencapai tujuan pembelajaran, guru dapat menggunakan bahasa yang dekat  mereka, bahasa daerah tempat mereka tinggal. 6. Berikan mereka materi sesuai dengan kesiapan mental mereka, hal ini guru benar-benar memperhatikan. Sebagaimana peserta didik ini tidak selamanya dalam keadaan semangat belajar setiap waktu, maka ketika mereka terlihat lelah atau tidak siap untuk belajar, guru bisa memberikan pemanasan yaitu ice breaking. Ice breaking ini bisa guru lakukan di awal pembelajaran dengan mengajak mereka mengikuti gerakan-gerakan senam, mengajak mereka menonton video lucu, mengajak mereka bernyanyi bersama, atau juga bisa mengajak mereka menonton video motivasi. 7. Seorang guru juga harus dapat memberikan pembelajaran yang berdeferensiasi. Pembelajaran yang berdeferensiasi ialah pembelajaran yang diberikan sesuai dengan kebutuhan perserta didik. Apabila peserta didik memiliki  memiliki karakter auditorial maka guru harus memberikan treatmen dengan media pembelajaran audio atau dengan menggunakan pendengaran. Kemudian apabila peserta didik tersebut memiliki karakter kinestetik maka guru harus memberikan treatmen dengan memberikan media praktik agar peserta didik tersebut fokus untuk berkonsentrasi pada hal tersebut. Selanjutnya, apabila peserta didik tersebut memiliki karakter visual maka guru harus memberikan pembelajaran dalam bentuk gambar agar peserta didik tersebut dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan langkah sesuai karakter mereka. 8. Menumbuhkan kepercayaan diri kepada peserta didik agar mereka mampu mengeksplorasi apa yang mereka punya. Hal ini bisa guru lakukan dengan mendorong untuk memberikan penilaian terhadap materi yang kita berikan, misalnya dengan pertanyaan pemantik, peserta didik dapat mengeksplore apa yang mereka pikirkan untuk mengajak mereka berpikir kritis juga. Memberikan kesempatan kepada mereka untuk presentasi hasil diskusi atau hasil karya mereka di depan kelas. hal ini dapat ditumbuhkan dengan guru sering membimbing peserta didik untuk melakukan presentasi di depan. Dari situlah mereka akan terlatih memiliki karakter yang mandiri dan mampu mengeksplore pengetahuan mereka, keterampilan mereka, pendapat ,mereka.
Demikian  hal-hal yang dapat guru lakukan untuk memberikan pembelajaran yang berpihak kepada peserta didik. Membuat mereka nyaman, membiarkan mereka tumbuh sesuai dengan potensi-potensi yang mereka miliki tanpa memaksa mereka untuk belajar sesuai dengan kehendak guru. Kuatkan identitas mereka dengan tanpa meninggalkan kebudayaan mereka. Guru harus mampu memberikan dorongan secara kognitif, moral, dan, kebudayaan agar peserta didik dapat mencapai kehidupan sesuai dengan apa yang mereka harapkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H