Pendahuluan
Hari ini tanggal 26 Desember 2024. Hari itu 26 Desember 1998 anak pertama Omjay lahir. Omjay sangat gembira saat itu. Omjay resmi menjadi seorang ayah di usia 25 tahun. Hari ini ada materi spiritualitas guru yang disampaikan pak Fakhrudin Faiz.
Hari ini ada musibah tsunami di Aceh. Ribuan orang meninggal dan banyak yang belum ditemukan mayatnya. Innalilahi wainnailaihi rojiun. Kejadian 20 tahun silam membuat sedih Indonesia. Klik https://youtu.be/gesS0m9bUn4.
Hari ini pula Facebook mengirimkan foto perjalanan umroh Omjay ke tanah suci Mekah tahun 2017 bersama pak Ismet guru SD IKIP Jakarta, dan pak Asdi pengawas SMP Labschool Jakarta (Dahulu saat Umroh masih kepala sekolah SMP Labschool Jakarta).
Isi tulisan ini adalah kisah Omjay tentang musibah tsunami Aceh, dan kelahiran intan Rahmadani putri pertama Omjay yang kini sudah berusia 26 tahun. Intan kini sudah menikah dan memiliki anak perempuan. Juga kisah Omjay ketika umroh. Banyak pelajaran hidup Omjay dapatkan sepulang dari ibadah umroh.
Apa yang membuat tanggal 26 Desember ini begitu spesial bagi Omjay?
Pertama di tanggal itu Omjay resmi menjadi seorang ayah. Kedua di tanggal itu ada musibah tsunami Aceh yang tak pernah terlupakan. Ketiga di tanggal 26 Desember 2017 Omjay mendapatkan kesempatan untuk pergi umroh ke tanah suci untuk yang kedua kalinya. Sebuah panggilan Allah SWT agar selalu menjadi orang yang takwa. Mampu menanggalkan baju kesombongan dalan dirinya. Tidak merasa diri paling pintar. Di hari ini pula Omjay mendapatkan kembali materi Spritualitas guru.
Siapa yang lahir tanggal 26 Desember 1998, dan ada apa di tanggal 26 Desember?
Intan Rahmadani Kusumah lahir di tanggal tersebut. Tak terasa Usianya kini sudah 26 tahun. Sudah menjadi orang tua dengan satu orang anak perempuan. Intan sudah memberikan cucu pertama dan Omjay resmi menjadi Kakek Jay.
Musibah tsunami membuat kita mengerti bahwa hidup dan mati itu rahasia Allah. Ribuan orang meninggal dan mengalami kematian tragis. Kita akhirnya sadar bahwa itu baru kiamat kecil dan belum kiamat besar yang nantinya akan kita hadapi. Akan ada hidup sesudah mati. Kematian itu pasti dan kita harus menyiapkan perjalanan abadi.
Berangkat umroh untuk yang kedua kali di tahun 2017 merupakan berkah buat Omjay setelah tahun 2000 berangkat ke sana bersama almarhum pak Marsudiono kepala sekolah SMP Labschool Jakarta. Sepulang dari umroh, semua doa-doa Omjay dikabulkan Allah SWT. Alhamdulillah itu semua berkat menjadi guru sejati.
Kapan Omjay mulai menjadi guru sejati?
Guru formal menekankan pada pengajaran teori hukum, dan aturan agama atau kehidupan. Omjay menjadi guru dari tahun 1994 sebagai guru honorer.
Guru inspiratif Omjay peroleh kita banyak penelitian Omjay mendapatkan penghargaan demi penghargaan dari kementerian sehingga Omjay bisa berangkat ke negeri tirai bambu yang bernama China. Omjay belajar steam di negara panda yang lucu.
Guru praktis mengajarkan muridnya untuk dapat memberikan manfaat buat orang lain. Allah akan meninggikan derajat orang yang berilmu pengetahuan.
Guru rohani mengajarkan murid untuk mentransmisikan energi spiritual kepada murid. Spiritual guru diperlukan untuk barakah ilmunya.
Guru sejati bukan sosok fisik, melainkan bimbingan langsung dari Allah SWT melalui hati dan pengalaman spiritual. Tidak terbatas pada manusia saja tapi pengalaman yang mengajarkan kebijaksanaan. Begitulah ilmu yang Omjay dapatkan dari pak Faiz dalam membangun spiritualitas guru.
Dimana Omjay menemukan spiritualitas guru?
Omjay menemukan spiritualitas guru ketika menjalankan ibadah umrah. Omjay banyak mendoakan orang lain dan baru kemudian mendoakan diri sendiri. Banyak pengalaman batin yang ingin Omjay ceritakan.
Omjay menemukan kesadaran bahwa hidup untuk tujuan mengabdi kepada Allah SWT. Niatnya hanya semata-mata karena Allah SWT. Caranya harus baik agar mendapatkan barokah dan memberikan manfaat buat semua.
Mengapa kita harus membangun spiritualitas guru?
Malam ini ada materi membangun spiritualitas guru bersama pak Fakhrudin Faiz dosen UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Omjay bersyukur mendapatkan materi membangun spiritualitas guru. Jasad, jiwa, ilmu, amal, dan ikhlas diperlukan dalam membangun spiritualitas guru.
Bagaimana membangun spiritualitas guru?
Membangun spiritualitas guru sangat penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan membentuk karakter siswa. Guru biasa memberitahu, guru yang baik menjelaskan, guru yang mengagumkan memberikan contoh, dan guru yang hebat menginspirasi.
Berikut beberapa cara untuk membangun spiritualitas guru:
Aspek Internal yang harus dilakukan guru adalah:
1. Refleksi diri:Â
Guru harus memiliki kesadaran diri dan refleksi tentang nilai-nilai dan prinsip-prinsip hidup.
2. Pengembangan kesadaran spiritual:Â
Membaca buku-buku spiritual, mengikuti kursus atau workshop tentang spiritualitas.
3. Meditasi dan kontemplasi:Â
Melakukan meditasi dan kontemplasi untuk meningkatkan kesadaran dan ketenangan.
4. Doa dan ibadah:Â
Melakukan doa dan ibadah secara teratur untuk meningkatkan hubungan dengan Tuhan.
Aspek Eksternal yang harus dilakukan guru adalah:
1. Membangun komunitas:
Bergabung dengan komunitas guru spiritual untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan.
2. Mengikuti pelatihan:Â
Mengikuti pelatihan atau workshop tentang spiritualitas dan pendidikan.
3. Kolaborasi dengan orang lain:Â
Bekerja sama dengan orang lain untuk meningkatkan kesadaran spiritual.
4. Mengembangkan empati:Â
Mengembangkan empati dan pengertian terhadap siswa dan rekan kerja.
Aspek Pendidikan yang harus dijalani guru:
1. Integrasi nilai-nilai spiritual:Â
Mengintegrasikan nilai-nilai spiritual dalam kurikulum dan pembelajaran.
2. Mengajarkan nilai-nilai hidup:Â
Mengajarkan nilai-nilai hidup seperti kejujuran, kesabaran, dan empati.
3. Membangun karakter:Â
Membangun karakter siswa melalui pendidikan karakter.
4. Mengembangkan kesadaran lingkungan:Â
Mengembangkan kesadaran lingkungan dan kepedulian sosial.
Spiritualitas yang hidup dimulai dari:
1. Pemahaman diri
2. Sadar TujuanÂ
3. Komitmen nilai
4. KebijaksanaanÂ
5. KeterhubunganÂ
6. Kedalaman
7. KetenanganÂ
Strategi Implementasi yang dilakukan guru:
1. Membuat rencana spiritualitas:Â
Membuat rencana spiritualitas pribadi dan institusional.
2. Mengalokasikan waktu:Â
Mengalokasikan waktu untuk refleksi dan meditasi.
3. Menggunakan teknologi:Â
Menggunakan teknologi untuk mendukung pengembangan spiritualitas.
4. Mengevaluasi kemajuan: Mengevaluasi kemajuan spiritualitas secara teratur.
Sumber Inspirasi yang bisa jadi rujukan:
1. Buku-buku spiritual seperti "The Power of Now" oleh Eckhart Tolle.
2. Karya-karya spiritual seperti "Al-Qur'an" dan "Bible".
3. Tokoh-tokoh spiritual seperti Bunda Teresa dan Dalai Lama.
4. Situs web dan aplikasi spiritual seperti Headspace dan Calm.
Dengan menerapkan strategi ini, guru dapat membangun spiritualitas yang kuat dan menjadi teladan bagi siswa. Setelah guru memiliki ilmu maka harus diamalkan dengan ikhlas supaya mendapatkan barokah.
Penutupan
Demikianlah kisah Omjay tentang spiritualitas guru, musibah tsunami Aceh dan kelahiran Intan Rahmadani Kusumah serta kisah perjalanan umroh Omjay. Sepulang dari umroh banyak doa yang diijabah Allah SWT. Lain waktu akan Omjay tuliskan kisahnya.
Salam Blogger Persahabatan
Omjay/Kakek Jay
Guru Blogger Indonesia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H