Kamis, 26 November 2024 sekitar pukul 11.00 wib, 74 pimpinan organisasi profesi guru diajak beraudiensi dengan mendikdasmen bapak Prof. Dr. ABDUL MU'TI. Beliau didampingi ibu sekjen gtk kemdikdasmen dan ibu sekjen kemdikdasmen. Ketua komunitas guru tik dan kkpi bapak Bambang Susetiyanto, alhamdulillah bisa bersalaman langsung dengan pak abdul mu'ti.
Saat menyampaikan informasi, pak menteri menyampaikan tentang Guru dari Lonceng ke Lonceng. Omjay bersyukur mendapatkan informasi terbaru tentang kebijakan pendidikan saat ini setelah kemdikbusristek dipecah menjadi 3 kementrian.
Omjay menyimak Pernyataan Menteri Pendidikan Abdul Mu'ti dengan merekam dalam bentuk video. Â Isinya daging semua. Omjay semagja merekamnya supaya informasi yang Omjay dapatkan terdokumentasi dengan baik. Sekaligus juga buat bahan menulis di kompasiana.
Beberapa video sudah Omjay upload ke channel youtube Omjay di https://youtube.com/wijayalabs.
Dalam era pendidikan yang terus berkembang, peran guru semakin krusial. Guru saat ini harus mampu menjadi guru profesional dan aktif dalam organisasi profesi guru. Ada 74 organisasi profesi guru yang diundang oleh dirjen gtk kemdikbud.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Bapak Abdul Mu'ti, menekankan pentingnya peran guru yang bekerja "dari lonceng ke lonceng". Guru harus mampu membangun karkater siswa dengan baik tanpa dipusingkan urusan administrasi. Semua guru harus melayani muridnya dengan sepenuh hati dan ikhlas karena Allah.
Istilah ini menggambarkan dedikasi dan komitmen guru dalam mendidik siswa, tidak hanya di dalam kelas, tetapi juga dalam proses pembelajaran yang berkelanjutan. Guru harus menjadi tokoh inspiratif buat semua muridnya.
Makna "Dari Lonceng ke Lonceng"
Istilah "dari lonceng ke lonceng" merujuk pada waktu yang dihabiskan guru di sekolah, mulai dari bel masuk hingga bel pulang. Omjay sendiri berangkat ke sekolah pukul 05.00 wib dan sampai di rumah biasanya pukul 19.30 wib.
Namun, makna lebih dalam dari frasa ini adalah pengabdian yang ditunjukkan oleh para guru dalam mendidik dan membimbing siswa di setiap kesempatan.Â
Hal Ini mencakup persiapan materi pelajaran, interaksi dengan siswa, hingga evaluasi hasil belajar. Guru harus menyiapkan materinya dengan baik.
Komitmen Guru
Bapak Abdul Mu'ti menyoroti bahwa meskipun tantangan dalam dunia pendidikan semakin kompleks, guru harus tetap berkomitmen untuk memberikan yang terbaik Untuk peserta didiknya.Â
Mereka harus mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi, memahami kebutuhan siswa yang beragam, dan menciptakan lingkungan belajar yang inklusif. Oleh karena itu kompetensi guru sangat penting dalam mengelola pembelajaran di sekolah.
Dengan demikian, guru tidak hanya menjadi penyampai informasi, tetapi juga sebagai fasilitator, motivator, dan teladan bagi siswa. Ini menjadi tantangan sekaligus peluang bagi para pendidik untuk terus meningkatkan kompetensi profesional mereka.
Peran Pendidikan Karakter
Dalam pernyataannya, Bapak Mu'ti juga menekankan pentingnya pendidikan karakter. Pendidikan tidak hanya sekadar transfer ilmu pengetahuan, tetapi juga membangun sikap dan nilai-nilai positif pada siswa.Â
Guru berperan penting dalam membentuk karakter siswa melalui teladan yang baik dan pendekatan yang mendidik.
Kesimpulan
Pernyataan Menteri Pendidikan Abdul Mu'ti tentang guru yang bekerja "dari lonceng ke lonceng" mengingatkan kita akan pentingnya dedikasi dan komitmen para pendidik.Â
Dalam menjalankan tugasnya, guru tidak hanya mengajar, tetapi juga membentuk generasi masa depan yang berkualitas.Â
Dengan dukungan yang tepat, baik dari pemerintah maupun masyarakat, kita dapat menciptakan iklim pendidikan yang kondusif untuk semua.
Guru adalah pilar utama dalam menciptakan pendidikan yang berkualitas, dan upaya mereka patut dihargai dan didukung.
Demikianlah kisah Omjay tentang guru yang bwkwrja dari lonceng ke lonceng. Semoga bwrmanfaat buat pembaca kompasianq.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H