Di dalam setiap perjalanan hidup, pasti ada sosok yang berperan penting dalam membentuk diri kita. Bagi banyak dari kita, sosok itu adalah guru. Mereka bukan hanya pengajar, tetapi juga pemandu dan inspirator yang mengajarkan arti ketekunan, kesabaran, dan cinta. Wajahmu penuh cinta dan kasih sayang kepada sesama manusia.
Masih teringat dengan jelas wajah-wajah guru SD-ku, di sana ada wajah ibu Seno, bapak Abdul Majid, Bapak Muchtar Saly kepala sekolahku yang baik hati di SD Bahariwan 45.
Kenangan Bersama Guruku
Setiap hari, saat bel sekolah berbunyi, kami bergegas menuju ruang kelas, tempat di mana ilmu dan kebijaksanaan disampaikan. Di depan kami, berdiri sosok yang penuh dedikasi. Dialah guru kami.Â
Dengan senyum hangat dan semangat mengajar yang tak pernah pudar, beliau menjadikan setiap pelajaran bukan hanya sekadar teori, tetapi juga pengalaman hidup yang berharga.
Guruku, dengan sabar menjelaskan materi yang kadang sulit dipahami. Beliau selalu berusaha menemukan cara agar kami bisa mengerti, melibatkan kami dalam diskusi, dan memberi kesempatan untuk bertanya. Setiap kali kami merasa putus asa, beliau hadir dengan kata-kata penyemangat, mengingatkan kami bahwa kegagalan adalah bagian dari proses belajar.
Tetaplah berbuat baik, di manapun, kapanpun dan dalam kondisi apapun. Sesungguhnya lelah dan keringat peluh yang keluar darimu akan menambah nilai bahagiamu di hadapan Allah suatu hari ketika mulut dikunci, tangan berbicara dan kaki menjadi saksi.
Namun, Guruku Juga Malang
Namun, di balik senyuman dan pengabdiannya, tersimpan kisah yang tak selamanya indah. Banyak guru yang berjuang dalam keheningan, menghadapi berbagai tantangan yang tak terlihat oleh mata kami. Keterbatasan fasilitas, rendahnya gaji, dan kurangnya perhatian dari pihak terkait sering kali membuat mereka merasa terabaikan. Dalam perjuangan mereka, ada kesedihan dan kepedihan yang mungkin tak pernah kami sadari.
Guruku sering bercerita tentang impian-impian yang harus ditunda. Ia ingin memberikan yang terbaik bagi murid-muridnya, tetapi terkadang harus berjuang melawan sistem yang tidak mendukung. Meski demikian, beliau tetap berkomitmen untuk mendidik kami dengan sepenuh hati, menunjukkan bahwa cinta dan dedikasi tidak mengenal batas.
Menghargai Pengorbanan
Sebagai murid, sudah sepatutnya kita menghargai setiap pengorbanan yang telah diberikan oleh guru-guru kita. Mereka adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang hadir di setiap langkah kehidupan kita. Mari kita kenang dan hargai setiap pelajaran, baik yang menyenangkan maupun yang penuh tantangan. Kita juga perlu menyuarakan dukungan untuk kesejahteraan guru, agar mereka dapat melaksanakan tugas mulia ini dengan lebih baik.
Penutup
Guruku sayang, guruku malang. Dalam setiap detik yang berlalu, kami berjanji untuk meneruskan perjuangan mereka, menghargai ilmu yang telah mereka berikan, dan berusaha menjadi pribadi yang lebih baik. Semoga setiap guru di luar sana mendapatkan pengakuan dan kasih sayang yang layak mereka terima. Mereka adalah cahaya dalam kegelapan, penuntun kami menuju masa depan yang lebih cerah.
Teruslah berbuat baik, Walau terkadang engkau belum merasakan hasil dari kebaikan yang engkau tanam di dunia ini. Â Namun percayalah suatu hari nanti Allah akan membalasmu dengan balasan terbaik. Allah tidak pernah lupa mencatat amalan ikhlas hamba-hamba-Nya yang senantiasa bersandar kepada-Nya.
Â
Tetaplah berbuat baik, karena kebaikan-kebaikan itulah yang menjadikanmu dikenang, walau dirimu tak lagi berada di dunia ini. Tetaplah berbuat baik, karena proses kebaikan itulah yang bisa engkau wariskan untuk dilanjutkan generasi setelahmu.
Salam Blogger Persahabatan
Omjay/Kakek Jay
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H