Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Emang Program Mendikbudristek Nadiem Makarim Jelek?

14 November 2024   07:07 Diperbarui: 14 November 2024   07:10 786
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seorang kawan guru bertanya kepada Omjay. Emang program mendikbud Nadiem Makarim jelek? Omjay tersenyum mendengarnya dan dibantu kecerdasan buatan atau AI untuk membaca Program Nadiem Makarim yang Banyak Dikritik: Tinjauan dan Analisis.

Nadiem Makarim, sebagai Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesia, telah meluncurkan berbagai program yang bertujuan untuk mereformasi sistem pendidikan di Indonesia. 

Namun, tidak semua inisiatifnya mendapatkan sambutan positif dari masyarakat. Artikel ini akan membahas beberapa program yang mendapat kritik, analisis penyebabnya, serta dampaknya terhadap sistem pendidikan.

1. Kebijakan Merdeka Belajar

Salah satu program unggulan Nadiem adalah kebijakan Merdeka Belajar. Program ini bertujuan untuk memberikan kebebasan kepada siswa dan guru dalam proses belajar mengajar. 

Namun, kebijakan ini juga menuai kritik, terutama terkait implementasinya di lapangan. Banyak guru yang merasa tidak siap dengan perubahan kurikulum yang tiba-tiba dan tidak adanya pelatihan yang memadai. 

Selain itu, beberapa pihak berpendapat bahwa kebijakan ini terlalu fokus pada aspek kebebasan tanpa memperhatikan standar pendidikan yang harus tetap dijaga. Kita melihat masih banyak anak SMP tidak bisa membaca di media sosial.

2. Penerapan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM)

Penerapan AKM sebagai pengganti Ujian Nasional (UN) juga menjadi sorotan. Meskipun tujuannya adalah untuk mengukur kompetensi siswa secara lebih holistik, banyak pihak yang menganggap bahwa AKM belum sepenuhnya siap dilaksanakan. 

Kritikus menyatakan bahwa sistem penilaian ini belum memberikan gambaran yang jelas tentang kemampuan siswa, serta ada kekhawatiran bahwa hasilnya tidak dapat dibandingkan secara nasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun