Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bagaimana Nasib Kurikulum Merdeka Setelah Kemdikbudristek Dipecah?

12 November 2024   07:03 Diperbarui: 12 November 2024   07:09 624
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah pemisahan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) menjadi Kementerian Pendidikan dasar menengah, Kementrian kebudayaan, kementrian pendidikan tinggi, Riset, dan Teknologi, nasib Kurikulum Merdeka masih akan bergantung pada kebijakan ketiga kementerian tersebut. Juga kebijakan kementrian agama yang memiliki banyak sekolah.

1. Kementerian Pendidikan Dasar dan menangah (Dikdasmen)

Kurikulum Merdeka kemungkinan akan terus diterapkan dan dikembangkan, mengingat fokus kementerian ini pada pendidikan umum. Kurikulum Merdeka dirancang untuk memberikan fleksibilitas dalam proses belajar mengajar, sehingga dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan konteks daerah. Sementara itu kurikulum merdeka belum sampai 5 tahun.

2. Kementerian Agama (Kemenag)

Untuk pendidikan yang berhubungan dengan agama, kementerian ini mungkin akan mengadaptasi atau mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan nilai-nilai dan tujuan pendidikan Islam. Hal ini bisa berarti adanya penyesuaian pada implementasi Kurikulum Merdeka di madrasah atau sekolah-sekolah berbasis agama.

3. Kolaborasi dan Koordinasi

Diharapkan ada koordinasi antara kedua kementerian untuk memastikan bahwa tujuan pendidikan nasional tetap terjaga. Hal ini penting agar implementasi kurikulum tetap konsisten dan terintegrasi, meskipun ada pemisahan.

4. Umpan Balik dan Evaluasi

Pemisahan ini juga dapat menjadi kesempatan untuk mengevaluasi dan memperbaiki Kurikulum Merdeka berdasarkan umpan balik dari berbagai pihak, termasuk guru, siswa, dan orang tua.

Secara keseluruhan, meskipun ada perubahan struktural, prinsip-prinsip dasar dari Kurikulum Merdeka diharapkan tetap dapat diterapkan dengan penyesuaian yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan di masing-masing kementerian.

Sumber gambar Chatgpt
Sumber gambar Chatgpt

Nasib Kurikulum Merdeka Setelah Ganti Menteri: Tantangan dan Harapan

Setelah pergantian menteri di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek), nasib Kurikulum Merdeka menjadi salah satu perhatian utama di kalangan pendidik, siswa, dan orang tua. 

Kurikulum Merdeka, yang diluncurkan sebagai upaya untuk memberikan fleksibilitas dalam proses pembelajaran, kini menghadapi tantangan baru dalam implementasinya di tengah dinamika politik dan kebijakan pendidikan.

1. Konteks Perubahan

Kurikulum Merdeka diperkenalkan dengan tujuan untuk memberikan otonomi kepada sekolah dalam merancang proses pembelajaran yang lebih relevan dengan kebutuhan siswa dan konteks lokal. 

Namun, pergantian menteri sering kali diikuti dengan perubahan kebijakan yang dapat mempengaruhi kelangsungan dan pengembangan kurikulum ini. Kata orang ganti menteri, ganti kurikulum.

2. Tantangan Implementasi

Setelah ganti menteri, ada beberapa tantangan yang mungkin dihadapi dalam implementasi Kurikulum Merdeka, yaitu:

- Konsistensi Kebijakan 

Dengan adanya pemimpin baru, ada kemungkinan munculnya kebijakan baru yang dapat mengubah arah Kurikulum Merdeka. Ketidakpastian ini dapat mengganggu proses adaptasi yang telah dilakukan oleh sekolah-sekolah yang sudah mulai menerapkan kurikulum ini.

- Pelatihan dan Dukungan

Kurikulum Merdeka membutuhkan dukungan dan pelatihan yang memadai bagi para pendidik. Jika kementerian baru tidak memberikan perhatian yang cukup terhadap pelatihan guru, maka implementasi kurikulum ini dapat terhambat.

- Persepsi dan Penerimaan

Berbagai pihak, termasuk guru, siswa, dan orang tua, perlu memahami dan menerima prinsip-prinsip Kurikulum Merdeka. Jika tidak, implementasinya bisa mengalami resistensi.

Sumber gambar ChatGpt
Sumber gambar ChatGpt

3. Harapan dan Peluang

Di tengah tantangan tersebut, ada beberapa harapan dan peluang yang dapat dimanfaatkan untuk memastikan kelangsungan Kurikulum Merdeka:

- Komitmen Terhadap Pendidikan Berbasis Kualitas

Dalam menghadapi tantangan, penting bagi menteri yang baru untuk menunjukkan komitmennya terhadap pendidikan yang berkualitas. Kurikulum Merdeka dapat menjadi alat untuk mencapai tujuan tersebut jika diterapkan dengan baik.

- Partisipasi Stakeholder

Melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk guru, siswa, orang tua, dan masyarakat, dalam proses pengambilan keputusan dapat membantu menciptakan kebijakan yang lebih inklusif dan sesuai dengan kebutuhan nyata di lapangan.

- Inovasi dalam Pembelajaran

Kurikulum Merdeka memberikan ruang bagi inovasi dalam metode pembelajaran. Dengan dukungan yang tepat, sekolah-sekolah dapat mengembangkan pendekatan yang kreatif dan relevan untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

Sumber gambar chatGpt
Sumber gambar chatGpt

Kesimpulan

Nasib Kurikulum Merdeka setelah pergantian menteri adalah sebuah perjalanan yang penuh tantangan, namun juga mengandung potensi untuk perbaikan ke arah yang lebih baik. 

Dengan adanya komitmen yang kuat dari kementerian baru, dukungan yang memadai untuk pendidik, dan partisipasi yang aktif dari semua pihak, Kurikulum Merdeka dapat menjadi langkah maju dalam menciptakan sistem pendidikan yang lebih baik. 

Masa depan pendidikan di Indonesia bergantung pada bagaimana kita semua, baik pemerintah, pendidik, maupun masyarakat, berkolaborasi untuk mewujudkan visi pendidikan yang lebih inklusif dan berkualitas.

Demikianlah kisah Omjay kali ini tentang Bagaimana Nasib Kurikulum Merdeka Setelah Kemdikbudristek Dipecah? Semoga bermanfaat buat pembaca kompasiana. Mari kita memberikan masukan yang kontruktif agar kebijakan pendidikan berpihak untuk semua. Education for all. Pendidikan untuk semua rakyat Indonesia.

Salam Blogger Persahabatan

Omjay/Kakek Jay

Guru Blogger Indonesia

Blog https://wijayalabs.com

Sumber gambar dokpri
Sumber gambar dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun