Bila dirimu merasa sedih, segera sholatlah. Bila dirimu diamuk amarah sholatlah, dan bila dirimu ditimpa musibah, sholatlah. Itulah pesan omjay ketika menjadi narsum intip buku di bank Indonesia beberapa waktu lalu.
Tak ada aktivitas lain selain sholat ketika hati gundah gulana. Tak ada obat mujarab selain sholat. Bermohonlah dan curahkan segenap perasaan yang ada. Itulah salah satu syarat doa terkabulkan. Ikhlas karena Allah!
Sholat adalah ibadah yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam. Sholat adalah ibadah paripurna yang memadukan olah pikir, gerak, dan rasa. Ketiganya terpadu secara serasi dan selaras dan saling melengkapi.
Dalam sholat terintegrasi proses latihan meletakkan kendali diri secara proporsional, mulai dari gerakan, inderawi, aqal, dan pengelolaan nafsu yang pada akhirnya akan menghasilkan jiwa yang bersifat muthma'innah.Â
Orang yang memiliki jiwa muthma'innah inilah yang pada  akhirnya akan mampu mengaplikasikan nilai-nilai sholat dalam keseharian yaitu nilai-nilai yang didominasi kesabaran paripurna.
Prakteknya tercermin dalam sikap penuh syukur, pemaaf, lemah lembut, penyayang, tawakal, qana'ah, menjaga kesucian diri, istiqomah dan sebagainya.Â
Dengan kata lain, orang yang sholatnya baik dalam hidupnya akan dipenuhi sifat sabar yang tercermin dalam tingginya akhlak dalam kehidupan sehari-hari.
Kata sabar lebih dari seratus kali disebut didalam Al Qur'an. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya makna sabar.Â
Karena sabar merupakan poros, sekaligus inti dan asas segala macam kemuliaan akhlak. Jika kita telusuri lebih lanjut ternyata hakekat seluruh akhlak mulia adalah sabar.Â
Sabar selalu menjadi asas atau landasaannya orang beriman.
Dengan kata lain secara psikologis kita bisa memaknai kesabaran sebagai suatu kemampuan untuk menerima, mengolah, dan menyikapi kenyataan.Â
Jadi bisa dikatakan sabar adalah upaya menahan diri dalam melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu untuk mencapai ridho Allah SWT.
Maka orang yang sabar adalah orang yang mampu menempatkan diri dan bersikap optimal dalam setiap keadaan.Â
Sabar bukanlah sebuah bentuk keputus-asaan tapi merupakan optimisme yang terukur. Ketika menghadapi situasi dimana kita harus marah misalnya maka marahlah secara bijak dan diniatkan untuk kebaikan bersama.
Didalam QS Al Baqarah [2] ayat 153 Allah SWT berfirman, "Wahai orang-orang yang beriman jadikanlah SABAR dan SHOLAT (2S) sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.
Salam Blogger Persahabatan
Guru Blogger Indonesia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H