Malam ini omjay terbangun dari mimpi. Kemudian omjay membuka tiktok. Di dalam aplikasi tersebut ada kritik pak Jusuf Kalla mantan wakil presiden Republik Indonesia.
Anda dapat menontonnya di link yang ada di bawah ini.
https://vt.tiktok.com/ZS25RJgxR/
Kritik pak Jusuf Kalla Terhadap Kebijakan Mendikbud Nadiem Makarim sangat bagus sekali. Ternyata rekamannya juga ada di berbagai channel YouTube.
https://youtu.be/3K65f6cIci0?si=s9YCDpYXV40g9clH
Dalam beberapa waktu terakhir, perhatian publik tertuju pada pernyataan Jusuf Kalla, mantan Wakil Presiden Republik Indonesia, yang memberikan kritik terhadap kebijakan pendidikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim.Â
Dalam konteks reformasi pendidikan yang sedang berlangsung, pernyataan Kalla mencerminkan keprihatinan mendalam tentang arah dan implementasi kebijakan pendidikan di Indonesia.
Jusuf Kalla, yang memiliki pengalaman luas dalam pemerintahan dan kebijakan publik, berpendapat bahwa reformasi pendidikan harus dilakukan dengan hati-hati dan berdasarkan analisis yang mendalam.Â
Nadiem Makarim, yang dikenal sebagai pendiri Gojek, mengambil alih posisi Mendikbud dengan harapan membawa inovasi dan perubahan segar dalam sistem pendidikan Indonesia.Â
Namun, beberapa kebijakan yang dikeluarkannya, seperti program Merdeka Belajar, menuai berbagai tanggapan, baik positif maupun negatif.
Poin-Poin Kritik penting pak Jusuf Kalla
1. Implementasi Kebijakan yang Terburu-buru:Â
Kalla menekankan bahwa setiap kebijakan pendidikan harus melalui tahapan uji coba dan evaluasi yang matang sebelum diterapkan secara luas. Ia khawatir bahwa perubahan yang terlalu cepat dapat mengakibatkan kebingungan di kalangan guru dan siswa.
2. Perhatian Terhadap Kualitas Guru:Â
Kalla juga menyoroti pentingnya meningkatkan kualitas dan kompetensi guru. Menurutnya, tanpa dukungan yang memadai bagi para pendidik, reformasi pendidikan yang ambisius tidak akan berhasil. Ia mengingatkan bahwa guru adalah kunci utama dalam proses pembelajaran. Sebagai ketua dewan pembina PGRI pak Jusuf Kalla banyak memberikan kritik mutu pendidikan.
3. Keterlibatan Stakeholder:Â
Jusuf Kalla mengingatkan perlunya melibatkan berbagai pihak dalam proses pengambilan keputusan kebijakan pendidikan. Ia berpendapat bahwa kehadiran orang tua, masyarakat, dan akademisi sangat penting untuk mendapatkan perspektif yang komprehensif.
4. Fokus pada Kesetaraan Pendidikan:Â
Kalla menekankan pentingnya memastikan bahwa semua siswa, terutama yang berada di daerah terpencil, mendapatkan akses yang sama terhadap pendidikan berkualitas. Kebijakan yang hanya berfokus pada inovasi tanpa memperhatikan aspek kesetaraan dapat memperlebar jurang pendidikan.
Respons Nadiem Makarim
Menyikapi kritik tersebut, Nadiem Makarim menyatakan komitmennya untuk terus mendengarkan masukan dari berbagai pihak. Ia percaya bahwa perubahan dalam sistem pendidikan adalah proses yang dinamis dan harus terus beradaptasi dengan kebutuhan masyarakat.Â
Nadiem juga menegaskan bahwa program Merdeka Belajar bertujuan untuk memberikan lebih banyak kebebasan kepada sekolah dan guru untuk berinovasi dalam pengajaran.
Jusuf Kalla, sebagai mantan Wakil Presiden Republik Indonesia dan tokoh penting dalam dunia pendidikan, memiliki pandangan terkait Ujian Nasional (UN) yang sering menjadi topik perdebatan dalam kebijakan pendidikan di Indonesia.
Pandangan Jusuf Kalla tentang Ujian Nasional
1. Evaluasi Kualitas Pendidikan:Â
Kalla menganggap Ujian Nasional sebagai salah satu cara untuk mengevaluasi kualitas pendidikan di Indonesia. Ia percaya bahwa UN dapat memberikan gambaran tentang kemampuan siswa di seluruh Indonesia dan membantu menentukan langkah-langkah perbaikan yang diperlukan.
2. Perlu Reformasi:Â
Meskipun mendukung adanya UN, Kalla juga berpendapat bahwa sistem UN perlu direformasi. Ia menekankan pentingnya ujian yang tidak hanya mengukur aspek kognitif, tetapi juga keterampilan dan karakter siswa. Dengan demikian, ujian dapat lebih mencerminkan kemampuan holistik siswa. Kata beliau kita belajar karena ada ujian.
3. Mengurangi Tekanan:Â
Kalla mengingatkan bahwa UN seharusnya tidak menjadi sumber tekanan yang berlebihan bagi siswa dan guru. Ia mendorong agar sistem pendidikan lebih fokus pada proses belajar yang menyenangkan, bukan hanya pada hasil ujian semata.
4. Alternatif Penilaian:Â
Kalla juga menyatakan perlunya mempertimbangkan alternatif penilaian selain UN, yang dapat mencakup penilaian berbasis proyek, portofolio, atau penilaian formatif yang lebih berfokus pada perkembangan siswa sepanjang tahun.
5. Kesetaraan Akses: Ia menekankan pentingnya memastikan kesetaraan akses pendidikan bagi semua siswa, terutama di daerah terpencil. Hal ini penting agar semua siswa memiliki kesempatan yang sama untuk berprestasi dalam ujian.
Pandangan Jusuf Kalla tentang Ujian Nasional mencerminkan keinginannya untuk melihat sistem pendidikan Indonesia yang lebih baik dan lebih inklusif. Ia berkomitmen untuk terus memperjuangkan kebijakan yang mendukung pengembangan kemampuan siswa secara menyeluruh, tanpa mengabaikan pentingnya evaluasi yang efektif dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
Penutup dan Kesimpulan
Kritik yang disampaikan oleh Jusuf Kalla merupakan pengingat penting bagi pemerintah dan para pemangku kebijakan pendidikan untuk selalu menjaga keseimbangan antara inovasi dan implementasi yang tepat.Â
Dalam upaya membangun sistem pendidikan yang lebih baik, kolaborasi antara pemerintah, guru, dan masyarakat akan sangat menentukan keberhasilan reformasi yang diharapkan. Harapan kita adalah agar setiap kebijakan yang diambil dapat memberikan dampak positif bagi masa depan pendidikan di Indonesia.
Salam blogger persahabatan
Omjay/Kakek Jay
Guru blogger Indonesia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H