Kapan guru penggerak mau berbagi ilmu pengetahuan dan pengalamannya?
Sekarang saatnya, dan jangan ditunda. Bagilah apa yang sudah kita dapatkan dengan cara-cara yang baik. Tidak menyalin hasil karya orang lain, dan berusaha menulis dengan kemampuan diri sendiri.Â
Itulah mengapa kami membuka kelas belajar menulis Nusantara di PGRI. Supaya guru dapat menulis dan menerbitkan buku yang bermutu. Semuanya itu dimulai dari membuat blog pribadi dan belajar menulis di blog masing-masing.Â
Kalau bapak dan ibu guru sudah terbiasa menulis, nanti lama-lama menulis akan menjadi sebuah kebutuhan penting sama halnya kita makan setiap hari. Oleh karena itu, supaya tidak haus, maka seorang penulis harus banyak membaca tulisan orang lain sehingga tak pernah kehabisan ide dalam menulis setiap hari.
Dimana para guru penggerak membagikan tulisannya?
Bapak ibu guru bisa membagikannya di media sosial. Salah satu media sosial itu adalah blog di internet yang dapat dibuat secara gratis di blogger.com atau wordpress.com. Bapak dan ibu guru bisa juga membuat blog di blog https:// kompasiana.com. Sebuah blog keroyokan yang dikelola oleh kompas group.
Mengapa guru penggerak harus belajar menulis setiap hari?
Sebab dari awal pemilihan calon guru penggerak, bapak dan ibu guru wajib mengisi wawancara dalam bentuk tertulis atau bentuk esai yang semuanya dituliskan sesuai dengan jumlah kata yang diminta. Tidak mudah menuliskannya, kecuali bapak ibu menyalin atau copas dari internet.
Bagaimana caranya agar bapak ibu yang sudah lulus guru penggerak dapat berbagi kepada guru lainnya?
Caranya buat komunitas kecil atau bergabung dalam komunitas belajar di luar sekolahnya. Jangan seperti katak dalam tempurung. Hanya besar di dalam, tetapi ketika keluar tidak ada ilmunya yang bisa dibagikan kepada guru lainnya. Kami bergabung di asosiasi profesi dan keahlian sejenis yang disingkat APKS PGRI sehingga bisa saling berbagi kepada guru lainnya di seluruh Indonesia.