Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dunia Pendidikan Kembali Berduka

13 Mei 2024   07:39 Diperbarui: 4 Juni 2024   17:33 1540
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambar kompastv

https://youtu.be/xNtQqmh2tt8

Dunia pendidikan kembali berduka. Sebuah bus pariwisata mengalami kecelakaan di Ciater Subang. Kesaksian sopir bus (pak Sadira) saat kecelakaan di Ciater mengatakan bahwa bus tiba-tiba tidak bisa di rem. Anginnya kosong, dan beliau berusaha untuk banting stir ke kanan supaya tidak banyak jatuh korban. Mobil bus ditabrakkan ke tiang listrik supaya berhenti.

Bus yang ditumpangi pelajar SMK swasta itu akhirnya terguling dan menewaskan 11 orang. Peristiwa terjadi setelah maghrib sekitar pukul 18.45 WIB waktu setempat. Pak Sadira menceritakan detik-detik kecelakaan kepada kompas TV. Rekamannya dapat anda tonton di chanel youtube Kompas TV. Omjay menontonnya pagi ini, setelah mendapatkan kabar terkini dari radio Elshinta Jakarta.

https://youtu.be/xNtQqmh2tt8

Omjay mendapatkan informasi dari sang Sopir bus maut tersebut. Rencana rombongan akan singgah dulu ke rest area sebelum pulang ke Depok. Namun, ternyata rem dalam bus mengalami gangguan, anginnya kosong, dan kemudian rem bus tidak berfungsi dengan baik.

Menurut cerita pak Sopir, rem bus sempat disetel ulang di rumah makan setelah tangkuban perahu. Rem mobil sempat diperbaiki menurut cerita sopir bus pak Sadira. Pengecekan mobil bus selalu dilakukan sebelum berangkat ke Bandung.

Dari cerita pak sopir bus, kita telah mendapatkan keterangan detik-detik terjadinya kecelakaan. Tentu kita bersedih hati melihat banyaknya korban yang meninggal. Dari kesebelas korban, 9 orang pelajar meninggal, 1 orang guru, dan 1 orang pengendara motor.

Sopir bus rombongan siswa SMK yang mengalami kecelakaan, Pak Sadira memberikan kesaksiannya di KompasTV saat peristiwa kecelakaan terjadi. Beliau menceritakan kronologis terjadi kecelakaan.

Pak Sadira mengatakan peristiwa kecelakaan terjadi setelah maghrib dan bus akan melanjutkan perjalanan singgah ke rest area. Sedih sekali mendengarkan cerita beliau. Kalau kita dalam posisi seperti beliau, tentu kita akan melakukan hal yang sama. Berusaha tidak memakan korban, karena rem blog dan kurang berfungsi.

Kendaraan bus mengalami rem blong saat akan menanjak. Sang sopir berusaha menyari penyelamat seperti antisipasi rem blong di jalan tanjakan, namun Pak Sadira mengatakan tidak melihat jalur penyelamat di area tersebut. 

Sadira mengaku melihat tiang listrik dan memutuskan untuk menabrakkan bus agar kendaraan berhenti dan tidak menerabas kendaraan-kendaraan lain yang sedang lalu lalang. Beliau baru pertama kali menggunakan bus tersebut.

Omjay sendiri mendapatkan kabar duka tersebut dari wa group Ikatan Guru TIK PGRI, dan radio Elshinta Jakarta. Omjay mendapatkan kabar berita duka telah terjadi kecelakaan mobil bus di daerah Cater Subang. Korbannya kebanyakan pelajar dari SMK swasta yang ada di Depok, Jawa Barat.

Kecelakaan maut menimpa bus pariwisata di turunan Ciater, Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/5/2024) malam sekitar pukul 18.45 wib. Saat itu diperkirakan jumlah korban cukup banyak akibat kecelakaan ini. Para korban berserakan di jalan, terperangkap di dalam bus dan bahkan tertimpa bodi bus yang terguling.

Kecelakaan bus yang mengangkut rombongan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) asal Depok, Jawa Barat ini diduga akibat rem blong.
Bus pariwisata dengan nomor polisi AD 7524 OG ini terguling setelah mengalami kecelakaan di Turunan Ciater, Subang.

Saat kejadian tersebut, bus rombongan SMK Lingga Kencana asal Depok ini hendak pulang ke sekolah setelah merayakan perpisahan. Mereka pergi pulang menggunakan bus pariwisata sebanyak 3 bus. Ada satu bus mengalami kecelakaan.

Menurut informasi di lapangan, banyak korban yang diduga telah meninggal dunia masih tergeletak di lokasi kejadian. Bahkan, sejumlah korban kondisinya tertimpa oleh badan bus. Usai menabrak bus kemudian terguling. 

Sopir bus maut itu tak sadarkan diri, karena terhimpit atau tergencet, dan baru sadarkan diri setelah dibawa ke RSUD kabupaten Subang. Untunglah sopir bus selamat.

Warga sekitar yang berada di lokasi berupaya menolong dengan mengeluarkan korban dari bus untuk dibawa ke rumah sakit.
Menurut salah seorang saksi bernama Narno (seorang warga sekitar), kecelakaan ini terjadi ketika bus dari arah Bandung menuju Subang mengalami rem blong dan menabrak sejumlah motor serta mini bus. 

Dunia pendidikan kembali berduka. Seharusnya acara perpisahan membuat bahagia semua siswa SMK yang mengikutinya. Namun, takdir telah membuatnya menjadi berita duka. Tangisan keluarga korban merubah suka menjadi duka. Ambil hikmah dibalik musibah.

Demikianlah kisah Omjay kali ini tentang dunia pendidikan kembali berduka. Semoga korban yang meninggal diampuni semua dosanya dan diterima amal ibadahnya. Mari kita mengambil hikmah dari kejadian kecelakaan bus ini, semoga tidak terjadi lagi di masa yang akan datang. Musibah terkadang datang tak terduga, semoga kita sabar menghadapinya.

Salam Blogger Persahabatan

Omjay

Guru Blogger Indonesia

Blog https://wijayalabs.com

Input sumber gambar dokpri
Input sumber gambar dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun