Banggalah menjadi guru penggerak indonesia. Sebab setiap hari pendidikan nasional, engkau diundang oleh kemdikbudristek. Guru penggerak akan selalu bergerak walaupun tantangan dan rintangan ada di depan mata. Baginya menjadi guru penggerak adalah sebuah pilihan hidup untuk ikut mencerdaskan kehidupan bangsa.
Para guru penggerak akan terus bergerak sesuai pembelajaran kontekstual yang sesuai dengan alam dan zamannya. Setiap zaman ada orangnya dan setiap orang ada zamannya masing-masing.
Mengapa Pendidikan Indonesia perlu mempertimbangkan pembelajaran yang kontekstual bagi anak dan lingkungan sesuai dengan alam dan zaman?
Sebab pembelajaran yang kontekstual memerlukan alam dan zaman dalam pelaksanaannya. Kita sebagai gurubtidak bisa memaksakan siswa hidup pada zaman kita.
Anak hidup dalam zamannya, dan sekarang zamannya era digital, jadi guru harus melek digital, dan belajar literasi digital. Guru harus banyak makan cabe. Apa itu cabe? Cabe adalah cakap digital, aman digital, budaya digital dan etika digital.
Pendidikan di Indonesia memerlukan pembelajaran yang nyata bagi anak dan lingkungan pembelajarannya sesuai dengan alam Indonesia dan zaman yang telah berubah. Oleh karenanya guru harus membawa perubahan penting sebagai pemimpin pembelajaran di kelasnya.
Guru harus mampu membawa perubahan atau baper yang nyata dalam pembelajaran di kelas dan menemukan jalannya dengan selalu belajar sepanjang hayat. Guru harus paham dengan kodrat zaman, dan setiap anak hidup dengan zamannya masing-masing.
Pembelajaran kontekstual sangat dibutuhkan anak saat era digital saat ini, dan pembelajaran kontekstual atau intelektual teaching learning (CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata pembelajar dan mendorong pembelajar membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka masing-masing.
Pembelajaran kontekstual membantu guru mengaitkan materi ajar dengan dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga.
Apa relevansi pemikiran KHD "Pendidikan yang berhamba (berpihak) pada anak" dalam peran Omjay sebagai pendidik?