Selamat hari buruh internasional. Dahulu Omjay adalah seorang buruh pabrik di Konsai Gede Denso atau IGD eh KGD. Salah satu perusahan group Astra internasional yang ada di pasar Kemis Tangerang. Alhamdulillah Omjay diterima bekerja di sana sebelum akhirnya memutuskan diri melanjutkan kuliah di IKIP Jakarta dan menjadi guru di SMP labschool Jakarta.
Apa bedanya buruh dan guru? Kalau buruh digaji oleh perusahaan sedangkan guru swasta digaji oleh yayasan. Guru sekolah negeri dibayar oleh pemerintah. Tunjangan kinerja daerah atau TKD tidak sama setiap provinsi, jadi wajar ada perbedaan pendapatan. TKD di DKI Jakarta untuk sekolah negeri sangat besar untuk guru.
Alhamdulillah Omjay diterima mengajar di sekolah swasta favorit di Jakarta sehingga menerima gaji lebih dari cukup. Dahulu ketika menjadi buruh pabrik, gaji Omjay sebulan cukup buat bayar kost, dan makan sehari-harinya. Jadi Omjay belum berani untuk menikah dan melamar seorang gadis cantik.
Sekarang gaji buruh sudah banyak yang di atas UMR atau upah minimum regional. Kota Jakarta dan Bekasi termasuk besar UMR yang diterima. Namun masih ada juga yang masih di bawah UMR. Hal ini disebarkan eh disebabkan oleh karena pemasukan perusahaan tidak cukup untuk menggaji karyawannya dengan gaji yang layak.Â
Tapi, ada juga perusahaan besar yang nakal. Gaji buruh masih di bayar rendah. Sementara pimpinan perusahaan bergaji besar. Buruh dijadikan pekerja yang kurang manusiawi, dan hanya dibutuhkan tenaganya saja ketika sehat. Saat buruh sakit tidak ada upaya untuk membantunya kembali sehat seperti ikut asuransi BPJS kesehatan dan ketenagakerjaan.
Presiden Jokowi berpesan bahwa setiap pekerja adalah pahlawan sehari-hari yang menjaga roda perekonomian terus berputar. Mari kita teruskan semangat juang para buruh untuk mencapai keadilan dan kesejahteraan bersama. Selamat hari buruh internasional.
Selamat hari buruh internasional kawan-kawan yang bekerja sebagai buruh di perusahaan. Semoga buruh Indonesia semakin sejahtera dan sehat selalu. Terus berjuang bersama agar gaji buruh dibayar layak oleh perusahaan dan mendapatkan tunjangan hari tua.
Omjay merasakan derita seorang buruh. Bekerja dari pagi hingga sore hari. Kadang kami harus shift malam hari dan dibagi dalam tiga shift. Seorang kawan buruh yang baik hati banyak membantu Omjay ketika kuliah sambil bekerja. Mereka mendukung Omjay agar terus belajar sepanjang hayat.
Akhirnya Omjay memutuskan untuk kuliah dan berhenti bekerja sebagai seorang buruh. Ternyata nasib seorang guru tidak lebih baik daripada nasib seorang buruh.Â
Omjay beruntung mengajar di sekolah swasta yang bagus dan favorit di masyarakat. Sementara teman Omjay yang menjadi guru honorer di sekolah negeri gajinya sangat kecil sekali. Padahal mereka adalah seorang sarjana. Mereka harus bersabar agar diangkat menjadi PNS atau PPPK.
Seandainya guru Indonesia bersatu seperti buruh Indonesia, tentu tak ada lagi kita mendengar gaji guru yang dibayar murah. Sebab semua guru bersatu melawan ketidakadilan dan saling bahu membahu agar semakin sejahtera.
Apa yang harus dilakukan para guru honorer dan buruh agar semakin sejahtera?
Kuncinya hanya satu. Terus belajar sepanjang hayat. Jadilah buruh dan guru profesional di bidangnya masing-masing. Mereka yang profesional akan dibayar mahal. Mereka yang tidak mau belajar akan tertinggal.
Omjay jadi sering mentertawakan diri sendiri. Sewaktu Omjay pertama kali jadi guru honorer, gaji Omjay sama dengan gaji Omjay ketika menjadi buruh pabrik. Kuliah selama 4 tahun sama gajinya dengan tamatan STM. Itulah yang Omjay alami saat itu.
Omjay terus belajar sepanjang hayat. Omjay dapat kesempatan mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan ke jenjang S2. Pola pikir Omjay sedikit demi sedikit berubah. Dari orang yang awalnya hanya menerima gaji sekarang menjadi orang yang menggaji orang lain. Omjay belajar dari istri Omjay yang menjadi pengusaha.
Apapun profesi kita harus disyukuri. Sebab kita memilih profesi tersebut karena kebutuhan hidup. Ada yang menjadi buruh di pabrik, dan ada yang menjadi guru serta profesi lainnya. Menjadi buruh adalah sebuah pilihan hidup dan Omjay melihat banyak kawan alumni STM sekarang SMK mampu eksis sampai saat ini. Mereka belajar sambil bekerja. Tidak hanya sekedar menuntut, tapi juga meningkatkan profesionalisme.
Salah satunya adalah belajar menulis setiap hari. Kami mengundang 30 orang narasumber untuk berbagi ilmu dan pengalamannya dalam dunia tulis menulis. Berikut ini pesan Omjay untuk peserta KBMN PGRI.
Jadi teruslah belajar dan menjadi orang yang profesional di bidang masing-masing. Rezeki manusia tidak ada yang tertukar. Kita sendiri yang harus mewujudkannya. Bukan hanya sekedar kata-kata. Tapi juga tindakan nyata. Omjay mewujudkannya dengan menjadi guru profesional.Â
Besok adalah hari pendidikan Nasional dan semoga kita dapat memuliakan guru untuk mencetak generasi emas Indonesia. Bukan generasi cemas dan lemas, karena tidak mendapatkan guru profesional.
Salam blogger persahabatanÂ
Omjay
Guru blogger IndonesiaÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H