Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Setelah Lulus Menjadi Guru Penggerak Lalu Apa?

30 April 2024   07:03 Diperbarui: 30 April 2024   07:11 1758
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah menjadi guru penggerak lalu apa?

Pendahuluan 

Seorang kawan menuliskan komentar di kompasiana. Isinya sangat bagus sekali sebagai bahan refleksi diri. Beliau menuliskan komentar dari tulisan omjay yang berjudul jangan mau ikut program pendidikan guru penggerak. Artikelnya sudah dibaca lebih dari 123.473 pembaca.

https://www.kompasiana.com/wijayalabs/6620f14ec57afb674870eeb2/jangan-mau-ikut-program-guru-penggerak

"Masih banyak yang bisa didiskusikan dari topik ini. Semoga Omjay bisa mengangkat topik yang sama dengan ulasan lebih mendalam terutama bagaimana gerakan para guru penggerak ini setelah lulus sebagai guru penggerak. Benarkah mereka fokus kepada murid atau fokus pada diri mereka sendiri dengan bermanipulatif sebagai sosok cerdas, aktif, serba tahu segalanya yang seolah-olah bijak dalam tutur katanya?" Begitulah salah seorang teman berkomentar.

"Padahal berbagi peran dan saling mendorong sesama guru penggerak pun mereka tak rela. Mereka fokus menjadikan dirinya selalu terdepan, teratas, terpopuler bak Tuhan bagi para rekan-rekan sesama guru penggerak lainnya. Sungguh menyedihkan dan memalukan."

Isi tulisan Ini sedikit membahas tentang kinerja seorang guru penggerak setelah dinyatakan lulus sebagai guru penggerak kemdikbud ristek. Tentu saja guru penggerak hanya manusia biasa yang tak sempurna. Bila ada yang terlihat sombong dan angkuh, mungkin itu sebuah ekspresi dari kerja keras mereka selama mengikuti kegiatan pendidikan guru penggerak. Atau hanya sebagian kecil oknum yang tak paham bahwa berbagi ilmu dan pengalaman itu indah.

Apa yang harus dilakukan seorang guru penggerak setelah dinyatakan lulus oleh Kemdikbud ristek?

Guru penggerak harus terus bergerak, tergerak, dan menggerakkan guru lainnya. Guru tidak pernah puas dengan apa yang sudah dicapainya dan akan terus belajar sepanjang hayat. 

Guru penggerak harus terus menerus memperbaiki cara mengajarnya sehingga selalu ada di hati semua muridnya. Tentu saja guru penggerak tidak boleh sombong apalagi tinggi hati. Guru harus rendah diri dan menerapkan ilmu padi. Kian berisi kian merunduk. 

Setelah lulus menjadi guru penggerak, akan banyak sekali pekerjaan rumah yang harus dilakukan. Tentu saja seorang guru penggerak tidak bisa bekerja sendiri. Mereka harus saling berkolaborasi sebab sejatinya semua guru adalah guru penggerak. Bedanya guru penggerak versi kemdikbud ristek akan mendapatkan sertifikat, dan diberi kesempatan untuk ikut seleksi pengawas dan kepala sekolah di sekolah negeri. Bagi sekolah swasta, sertifikat guru penggerak tidak berlaku.

Siapa saja yang dapat disebut sebagai guru penggerak?

Semua guru di sekolah pada hakekatnya adalah guru penggerak. Sebab berkat kerjasama merekalah sekolah mendapatkan predikat berakreditasi A. Tanpa kerjasama semua pihak, tidak mungkin sebuah sekolah mendapatkan nilai A dalam akreditasi sekolah.

Kemdikbud ristek membuka program pendidikan sekolah penggerak selama 6 bulan. Hanya guru yang lolos seleksi saja yang terpilih sebagai calon guru penggerak. Omjay sendiri ikut merasakan bahwa tidak mudah untuk lolos seleksi sebagai calon guru penggerak. Guru harus menulis esai, dan wawancara serta dites cara mengajarnya di depan panitia seleksi yang rata-rata dosen di perguruan tinggi atau guru berprestasi yang sudah terlihat dedikasi dan reputasinya sebagai seorang guru.

Dimana guru penggerak berkiprah?

Guru penggerak berkiprah di sekolahnya masing-masing, dan menginspirasi guru lainnya untuk mau berbagi ilmu, dan pengalamannya selama menjadi guru di sekolah.

Terkadang kontribusinya terlihat kecil di mata guru lainnya. Namun, tetaplah rendah hati dan terus fokus kepada semua murid atau peserta didik di sekolah. Student Center harus terjadi, dan guru tidak lagi "one man show" di depan kelas. Guru terlihat terlalu asyik dengan dirinya sendiri sendiri sehingga tidak ada interaksi selama belajar di kelas.

Kapan guru penggerak mulai berkiprah?

Seorang guru penggerak akan berkiprah setiap hari. Bahkan hari liburny akan digunakan untuk berbagi kepada guru lainnya. Rasa ingin berbagi begitu tinggi, sehingga terkadang guru tak memikirkan dirinya sendiri. Hanya memberi tak harap kembali. Guru akan merasa senang bila murid yang diajarnya berprestasi dan meraih nilai tinggi sehingga membawa nama baik sekolah di masyarakat berpengetahuan dan berpendidikan.

Bagaimana cara guru penggerak berkiprah?

Cara guru penggerak berkiprah adalah guru tidak bergerak sendiri, guru mampu membangun super tim. Dengan kekuatan kebersamaan, guru penggerak mampu menggerakkan guru lainnya untuk senantiasa belajar sepanjang hayat. Semua guru diajaknya untuk BASAH. Apa itu BASAH? Belajar sepanjang hayat. Oleh karena itu, dirinya harus BASAH dulu dan mampu menberikan keteladanan. Terkadang berbuat kebaikan selalu saja ada orang yang tidak suka. Kalau sudah begitu, kita senyumin aja, hahaha.

Mengapa guru penggerak Kemdikbud ristek harus memiliki paradigma yang berbeda?

Sebab guru sudah mengikuti program pendidikan guru penggerak selama 6 bulan. Mereka akan sangat bergembira ketika mengikuti kegiatan panen raya guru penggerak. Berbagai produk ditampilkan, dan menginpirasi guru lainnya.

Panen Hasil Belajar / Mowli Dahtie
Panen Hasil Belajar / Mowli Dahtie

Penutup 

Demikian kisah Omjay kali ini tentang guru penggerak yang sudah lulus mengikuti program pendidikan guru penggerak. Semoga bermanfaat buat pembaca Kompasiana. Setelah Lulus Menjadi Guru Penggerak Lalu Apa? Kerjakan apa yang engkau sukai dan kuasai. Lalu bagikan kepada orang lain. Hanya memberi tak harap kembali, bagai sang SURYA menyinari DUNIA.

Salam blogger persahabatan 

Omjay 

Guru blogger Indonesia 

Blog https://wijayalabs.com

Sumber gambar dokpri
Sumber gambar dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun