PendahuluanÂ
Pagi ini omjay mau sarapan pagi. Alhamdulilah banyak pedagang kecil di pagi hari. Mereka berdagang hanya di pagi hari saja. Inilah kehidupan para pedagang kecil yang ada di kota bandung. Tepatnya di gang abadi 1 RT 004 RW 06 Babakan Tarogong kecamatan Bojongloa kaler, pasir koja Bandung. Jawa  Barat.
Isi tulisan ini adalah kisah omjay di pagi hari yang sedang membeli sarapan pagi di kota Bandung yang asri. Harga makanan di sini murah sekali dan dengan uang Rp. 5000 sudah bisa sarapan pagi dengan nikmat sekali.
Apa saja yang dijual pedagang kecil di kota Bandung?
Banyak makanan dan minuman yang dijual di sini. Omjay membeli nasi kuning emak enok dua bungkus. Satu untuk omjay dan satu lagi buat emak esih mertua omjay.
Satu bungkusnya murah sekali. Sebungkus sudah lengkap dengan kerupuk hanya Rp. 5000. Plus teh tawar panas yang dibungkus plastik. Sampai rumah tinggal dituang ke gelas besar
Istri Omjay lebih suka makan bubur ayam emak Oyoh dan gorengan emak Enung yang lezat. Harga makanan di pagi hari tidak semahal di siang hari. KAMI semuanya dibuat happy. Kota Bandung adalah kota dengan beragam kuliner yang memikat hati.
Kalau sudah berada di sepanjang jalan Diponegoro harga makanannya tidak mahal. Para pedagang kecil tidak mengambil untung terlalu banyak. Asal ada untung dan sudah bisa balik modal, mereka senang sekali.
Siapa Saja yang berjualan menjadi pedagang kecil di kota Bandung bandung?
Rata-rata pedagang kecil  di Bandung kebanyakan pendatang dari kampung yang ada di Jawa Barat seperti Garut, Bogor, dan Tasikmalaya. Mereka berdagang menggunakan gerobak roda supaya bisa berjualan dimana saja yang tempatnya ramai. Mereka bisa dengan mudah berpindah tempat bila ada razia satpol PP.Â
Dimana  biasanya para pedagang kecil di kota Bandung mangkal?
Biasanya mereka mangkal di jalan-jalan yang ramai dan banyak pengunjungnya. Seperti di jalan Diponegoro depan museum geologi Bandung. Harganya juga murah dan meriah. Para pedagang tidak menjual makanan dan minuman yang mahal. Semuanya standard rakyat kecil dan para pelancong yang sedang berkeliling kota Bandung. Omjay menikmati makanannya setelah berkeliling kota Bandung dengan bus Bandros.
Kapan Omjay melihat pedagang kecil di kota Bandung?
Setiap kali ke kota Bandung, omjay suka membeli dagangan mereka dan bertanya bagaimana mereka bisa bertahan di kota besar seperti Bandung. Mereka adalah kaum urban yang sengaja datang ke kota dari desa untuk menjemput rezekinya.
Mengapa mereka lebih senang berdagang di kota Bandung?
Kata mereka kalau dagang di kampung tidak seramai di kota. Kalau di kota yang membeli dagangannya banyak. Kalau di desa pembelinya sedikit. Itulah mengapa mereka pergi dari desa ke kota. Mereka mengontrak rumah petak atau bergabung dengan para pedagang lainnya yang sekampung.
Bagaimana cara para pedagang kecil di kota Bandung bertahan dan tetap berjualan di tengah harga bahan baku yang semakin meninggi?
Mereka menjual makanan dan minuman tidak terlalu mahal seperti di MC Donald atau KFC. Mereka menjual makanan dan minuman yang terjangkau. Oleh karena itulah makanan dan minuman yang dijual cepat sekali terjual dan mereka dapat untung sedikit buat dibawa pulang ke rumah.
Penutup kisah omjay kali ini adalah omjay berdoa semoga para pedagang kecil di kota Bandung dimudahkan dalam menjemput rezekinya masing-masing. Setiap orang sudah ada rezekinya masing-masing. Tidak akan pernah tertukar.
Demikianlah kisah Omjay kali ini tentang kehidupan para pedagang kecil di kota Bandung. Omjay banyak belajar dari mereka dan banyak mendapatkan informasi tentang kesulitan yang mereka alami.Â
Di kota Bandung juga ada pedagang kerak telor asli Betawi. Penjualnya orang Bogor dan jualan di jalan Diponegoro Bandung. Tepatnya di depan museum geologi Bandung.
Salam blogger persahabatanÂ
Omjay
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H