Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Jangan Sombong Ketika Anda Sudah Lulus Program Pendidikan Guru Penggerak KemdikbudRistek

19 April 2024   14:00 Diperbarui: 22 April 2024   06:12 1476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jangan sombong ketika anda sudah lulus pendidikan guru penggerak Kemdikbud ristek. Di atas langit masih ada langit. Anda harus menerapkan ilmu padi. Seharusnya anda bagikan ilmu yang sudah didapatkan kepada guru lainnya. Omjay membagikannya lewat tulisan di Kompasiana.

Omjay sempat sedih ketika ada lulusan guru penggerak Kemdikbudristek mengejek tulisan Omjay di Kompasiana. Katanya Omjay kejar setoran. Seolah-olah Omjay menulis hanya mengharapkan mendapatkan gopay.

Padahal bukan itu tujuannya. Bonus gopay adalah hadiah atau bonus yang Omjay dapatkan, karena rajin bersedekah setiap hari melalui tulisan di kompasiana. Omjay mendapatkan K-reward yang diumumkan pengelola Kompasiana setiap bulannya.

Perlu anda ketahui. Selama ini Program pendidikan guru penggerak hanya dapat dinikmati oleh mereka yang ikut seleksi saja, dan mereka yang tidak memenuhi syarat terpaksa belajar secara mandiri. 

Mereka tetap belajar tanpa imbalan apapun. Guru penggerak seharusnya selalu memberi tak harap kembali. Guru mampu menjadi pemimpin pembelajaran di kelasnya sendiri.

"Guru yang belajar secara mandiri dan dekat dengan semua muridnya justru jauh lebih baik dari mereka yang hanya aktif di depan laptop dan membuat laporan asal bapak dan ibu senang. Guru yang mandiri akan terus belajar sepanjang hayat tanpa perintah siapapun dan merupakan kesadaran dalam dirinya untuk selalu lebih baik", kata Omjay.

Pak Isnawan Aslam dari satuguru.id menuliskan komentar di wa group satuguru. Beliau mengomentari tentang program pendidikan guru penggerak Kemdikbudristek. 

Diberbagai komunitas guru, kini ada dua "golongan", dua-duanya menyandang atribut guru penggerak. Mereka sama-sama bergerak dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Itulah keunikan dan kekuatan Indonesia.

Guru penggerak pertama adalah guru penggerak hasil seleksi dari Kemendikbud ristek, yang sampai sekarang sudah mencapai Angkatan Ke-11. Dengan berbagai dinamikanya, terus berlanjut di era Mendikbud ristek Nadiem Makarim.

Guru penggerak kedua adalah hasil seleksi alam, yang sampai sekarang telah mencapai Angkatan Ke-n. Artinya tidak pernah tahu kapan akan berakhir. Dari zaman kemerdekaan hingga kurikulum merdeka tak pernah memandang kastanisasi pendidikan. Mereka terus berjuang dibayar atau tidak dibayar oleh pemerintah. Guru-guru seperti ini biasa disebut guru tangguh berhati cahaya.

Kedua jenis guru penggerak tersebut sama-sama hebat. Kehebatan keduanya seharusnya mengharumkan nama Indonesia. Anak Indonesia harus cerdas karena dibimbing oleh guru yang cerdas pula. Sejatinya semua guru adalah guru penggerak.

Mari kita saling bahu-membahu untuk membersamai anak didik dengan sepenuh hati. Tanggalkan baju kesombonganmu dan mulailah belajar bersama membentuk komunitas belajar.

Masalah kesejahteraan guru, kita harus bersatu untuk mewujudkannya. PGRI selalu bersama kita para guru. Mari kita pikirkan bersama bagaimana meningkatkannya.

Tetap Semangat! Terus belajar sepanjang hayat dan menjadi guru yang dirindukan oleh anak didiknya. Menjadi teladan buat rekan sejawatnya. Itulah pesan Mendikbud ristek Nadiem Makarim.

Jadi jangan sombong ketika anda sudah dinyatakan lulus program pendidikan guru penggerak. Jangan congkak ketika anda menjadi admin wa group guru penggerak. Biarkan orang lain membagikan ilmunya lewat tulisan dan jadilah guru yang melek literasi digital dan literasi finansial.

Guru penggerak seharusnya mau membagikan ilmunya kepada guru lainnya. Tetap rendah hati dan tidak menganggap dirinya paling hebat. Jangan sombong ketika anda terpilih dan diberi amanah menjadi kepala sekolah atau pengawas. Tetap rendah hati dan menerapkan ilmu padi. Kian berisi kian merunduk.

Demikian kisah Omjay kali ini tentang kesombongan seorang guru penggerak yang sudah dinyatakan lulus menjadi seorang guru penggerak Kemdikbudristek. 

Tulisan ini Omjay buat untuk saling menasehati serta introspeksi diri dan siap menerima masukan atau kritik agar menjadi guru tangguh berhati cahaya. Guru yang tak pernah mengeluh dan mampu mengatasi semua masalah dengan senyuman termanisnya.

Salam blogger persahabatan 

Omjay 

Guru blogger Indonesia 

Blog https://wijayalabs.com

 sumber gambar dokpri
 sumber gambar dokpri

Ikuti artikel Omjay lainnya di Kompasiana.

Jangan Mau Ikut Program Pendidikan Guru Penggerak

https://www.kompasiana.com/wijayalabs/6620f14ec57afb674870eeb2/jangan-mau-ikut-program-guru-penggerak?utm_source=Whatsapp&utm_medium=Refferal&utm_campaign=Sharing_Mobile

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun